WHO: Pandemi Covid-19 Tidak Akan Berakhir Sampai 70 Persen Populasi Divaksinasi
Merdeka.com - Direktur WHO Eropa, Hans Kluge memperingatkan pada Jumat, pandemi Covid-19 tidak akan berakhir sampai sedikitnya 70 persen orang divaksinasi. Kluge menyampaikan, negara-negara di dunia dan populasinya tidak boleh berpuas diri terkait penanganan pandemi.
“Jangan pikir pandemi Covid-19 telah berakhir,” ujarnya dalam wawancara AFP, seraya menambahkan angka vaksinasi perlu ditingkatkan.
“Pandemi akan berakhir ketika kita mencapai 70 persen cakupan vaksinasi,” lanjutnya, dikutip dari laman The Local, Minggu (30/5).
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana cara mengatasi keterlambatan imunisasi? Apabila imunisasi terlewat, langkah yang harus diambil adalah segera menjadwalkan imunisasi susulan. Dalam beberapa situasi, vaksinasi masih dapat diberikan dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan panduan medis yang berlaku. Sebagai contoh, vaksin pentavalen masih bisa diberikan sebelum anak mencapai usia satu tahun. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui jenis vaksin yang bisa diberikan segera tanpa mengurangi efektivitasnya.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana cara orang tua melanjutkan imunisasi anak yang terlambat? Orang tua tetap bisa melanjutkan imunisasi anak dengan langkah-langkah yang tepat sesuai panduan dokter. Dengan demikian, menjaga kesehatan anak tetap menjadi prioritas utama, dan imunisasi adalah salah satu cara efektif untuk mencapainya.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
Di 53 negara dan wilayah yang mencakup kawasan WHO Eropa, termasuk beberapa negara di Asia Tengah, 26 persen populasi telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19.
Menurut data AFP, di Uni Eropa, 36,6 persen populasi telah menerima sedikitnya satu dosis dan 16,9 persen yang telah divaksinasi penuh.
Kluge menyampaikan, salah satu dari sejumlah hal yang menjadi perhatian adalah meningkatnya penularan varian baru.
“Kita tahu, misalnya, bahwa B.1617 (varian India) lebih menular daripada B.117 (varian Inggris), yang telah lebih menular daripada varian sebelumnya,” jelasnya.
Kasus virus corona varian India telah tercatat di 27 wilayah di 53 negara kawasan Eropa, sementara angka kasus baru dan kematian, turun dalam lima pekan berturut-turut, mencapai titik terendah sejak pertengahan Oktober.
Menurut data AFP, di seluruh dunia kasus mengalami penurunan selama empat pekan berturut-turut.
Kluge memperingatkan, saat vaksin telah terbukti efektif melawan mutasi virus corona, masyarakat harus tetap waspada. Menurut dokter asal Belgia ini, hal yang mengkhawatirkan adalah orang-orang mulai meninggalkan sejumlah pedoman dan berpuas diri. Dia memperingatkan masyarakat agar tetap menerapkan jarak sosial dan memakai masker.
Selain itu dia juga menekankan pentingnya meningkatkan angka vaksinasi.
“Kita perlu mengakselerasi, kita perlu memperluas jumlah vaksin,” ujarnya, seraya menambahkan perlunya negara-negara Eropa menunjukkan solidaritas yang lebih tinggi.
“Tidak dapat diterima bahwa beberapa negara mulai memvaksinasi orang yang lebih muda, kelompok populasi yang sehat, sementara negara-negara lain di wilayah kita masih belum mencakup semua petugas kesehatan dan orang-orang yang paling rentan,” pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaDinas kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan kasus Covid-19 naik 40 persen dalam sepekan. Sementara kasus mycoplasma pneumonia enam orang.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca Selengkapnya