WHO: Pandemi Covid-19 Tidak Akan Berakhir Tahun Ini
Merdeka.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pandemi dan penyebaran Covid-19 tidak akan berakhir tahun ini meski di sejumlah negara kasusnya sudah menurun berkat pembatasan dan program vaksinasi.
Dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, Direktur Eksekutif Kedaruratan, WHo, Dr Michael Ryan mengatakan, vaksinasi terhadap orang paling rentan, termasuk tenaga medis akan mengurangi tragedi dan rasa takut menghadapi situasi saat ini. Dan vaksinasi juga bisa meringankan beban rumah sakit sehingga saat ini virus sudah lebih terkendali.
"Terlalu dini dan menurut saya tidak realistis jika kita berpikir virus ini akan selesai pad aakhir tahun ini," kata Ryan, seperti dilansir laman the Guardian, Selasa (2/3).
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Kapan populasi dunia naik dua kali lipat? Pada abad ke-19, butuh sekitar 130 tahun untuk menaikkan populasi dunia menjadi dua kali lipat.
-
Bagaimana populasi dunia meningkat? Pada 1930 sampai 1974, populasi Bumi naik dua kali lipat, hanya dalam waktu 44 tahun.
"Jika vaksin sudah mulai berdampak, tidak hanya kepada kasus kematian atau ketersediaan ranjang rumah sakit, tapi juga kepada dinamika penyebaran dan risiko penularan, maka saya yakin kita bisa mempercepat pengendalian pandemi ini."
Angka kasus positif global naik lagi untuk pertama kali pekan lalu dalam dua bulan terakhir. Peningkatan terjadi di empat wilayah: Amerika, Eropa, Asia Tenggara dan Mediterania Timur.
"Ini mengecewakan tapi tidak mengejutkan," kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Kami sedang berusaha memahami peningkatan penularan ini. Sebagian tampaknya karena aturan pembatasan yang dilonggarkan, beredarnya sejumlah varian, dan orang mulai kurang waspada."
Meski vaksin bisa menyelamatkan nyawa, "tapi jika negara bergantung hanya pada vaksin maka itu langkah keliru."
"Mematuhi protokol kesehatan masih menjadi andalan untuk mencegah penularan," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya