WHO Peringatkan Jangan Mencampur Vaksin Covid-19 Beda Merek
Merdeka.com - Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan pada Senin memperingatkan orang-orang yang mencampur dan mencocok-cocokkan vaksin Covid-19 dari merek atau perusahaan berbeda. Menurutnya hal itu “tren berbahaya” karena ada sedikit data yang tersedia terkait dampak kesehatannya.
“Itu sebuah tren yang sedikit berbahaya. Kita berada pada zona tanpa data, tanpa bukti sejauh mencampur dan mencocokkan (vaksin),” jelasnya dalam konferensi pers online, dilansir Reuters, Selasa (13/7).
Dia juga memperingatkan, situasinya akan kacau di berbagai negara jika warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mendapatkan dosis kedua, ketiga, keempat.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang menentukan jadwal imunisasi? Jadwal imunisasi disusun berdasarkan hasil uji klinis serta anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
Sebelumnya dilaporkan, Komite Nasional Penyakit Menular Arab Saudi mengadopsi kemungkinan mengambil dua vaksin Covid-19 yang berbeda untuk dosis pertama dan kedua.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan, keputusan Komite Nasional untuk Penyakit Menular negara itu berdasarkan penelitian ilmiah internasional yang menunjukkan kemungkinan memberikan dua dosis dua vaksin Covid-19 yang berbeda “secara aman dan efektif dalam menanggapi virus, dengan efektivitas yang ingin dicapai dosis kedua”.
Arab Saudi memberikan persetujuan atau otorisasi penggunaan empat merek vaksin. Dikutip dari Arab News, pada Jumat lalu Saudi memberikan otorisasi penggunaan vaksin Moderna.
Moderna adalah vaksin keempat yang diberikan otorisasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Saudi setelah vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi ungkap cara pemerintah mencegah penyebaran penyakit monkey pox (Mpox) di Indonesia
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnya