Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

WHO Sebut ada 8 Kandidat Utama Calon Vaksin untuk Covid-19

WHO Sebut ada 8 Kandidat Utama Calon Vaksin untuk Covid-19 Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. ©2020 REUTERS/Denis Balibouse

Merdeka.com - Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan ada sekitar tujuh atau delapan calon teratas vaksin untuk memerangi virus corona. Dibutuhkan dana besar untuk mempercepat proses menyediakan vaksin.

Tedros sebelumnya mengatakan, bahwa mungkin diperlukan 12 hingga 18 bulan untuk mendapatkan vaksin. Namun dia mengatakan upaya dipercepat sedang berlangsung, dibantu oleh dana 7,4 miliar euro (USD8 miliar) yang dijanjikan seminggu yang lalu oleh para pemimpin dari 40 negara, organisasi dan bank untuk penelitian, pengobatan dan pengujian.

Dia mengatakan USD8 miliar tidak akan cukup, dan dana tambahan akan dibutuhkan untuk mempercepat pengembangan vaksin. Meski begitu, lebih penting untuk memastikan bahwa vaksin ini menjangkau semua orang dan tidak ada yang tertinggal.

"Kami memiliki kandidat yang baik sekarang. Yang teratas sekitar tujuh, delapan. Tetapi kami memiliki lebih dari seratus kandidat," kata Tedros seperti dikutip AFP, Selasa (12/5).

"Kami fokus pada beberapa kandidat (vaksin) yang kami miliki yang dapat membawa hasil yang mungkin lebih baik dan mempercepat kandidat tersebut dengan potensi yang lebih baik," katanya.

Namun, Tedros tidak mengungkapkan kandidat-kandidat teratas vaksin corona itu.

Dikembangkan Sejak Januari 2020

Sejak Januari, kata Tedros, WHO telah bekerja dengan ribuan peneliti di seluruh dunia untuk mempercepat dan melacak pengembangan vaksin mulai dari pengembangan model hewan hingga desain uji klinis dan segala sesuatu di antaranya.

Tedros mengatakan ada juga konsorsium lebih dari 400 ilmuwan yang terlibat dalam pengembangan dan diagnosis vaksin.

Dia menegaskan, bahwa Covid-19 adalah sangat menular dan membunuh dengan lebih dari 4 juta kasus sekarang dilaporkan ke WHO dan hampir 275.000 nyawa hilang.

Sementara kasus baru menurun di Eropa Barat, mereka meningkat di Eropa Timur, Afrika, Asia Tenggara, Mediterania timur dan daerah lain, katanya.

Tedros mengatakan pandemi ini mengajarkan banyak pelajaran yang menyakitkan, terutama pentingnya memiliki sistem kesehatan nasional dan regional yang kuat.

"Namun pada tren saat ini, lebih dari 5 miliar orang tidak akan mengakses layanan penting ini pada tahun 2030. Kemampuan untuk melihat seorang pekerja kesehatan, mengakses obat-obatan penting, dan memiliki air mengalir di rumah sakit," katanya.

Dia menekankan bahwa ketika tanggapan terhadap Covid-19 berlanjut, negara-negara juga harus meletakkan pedoman dasar untuk dunia yang sehat, lebih aman dan lebih adil.

"Dunia menghabiskan sekitar USD7,5 triliun untuk perawatan kesehatan setiap tahun, hampir 10 persen dari PDB global. Tetapi investasi terbaik adalah dalam mempromosikan kesehatan dan dalam mencegah penyakit pada tingkat perawatan kesehatan primer yang akan menyelamatkan jiwa dan menghemat uang," kata Tedros.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024

Adapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat
Menkes Sebut Inovasi PCR dan USG Diuji Coba Deteksi Penyakit TBC Lebih Cepat

Metode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.

Baca Selengkapnya
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC
Menkes: Setiap Tahun 969 Ribu Warga Indonesia terkena TBC

Presiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak, Ini Daftarnya
Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak, Ini Daftarnya

Total jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.

Baca Selengkapnya
Vladimir Putin Klaim Bahwa Rusia Tinggal Selangkah Lagi untuk Temukan Vaksin Kanker
Vladimir Putin Klaim Bahwa Rusia Tinggal Selangkah Lagi untuk Temukan Vaksin Kanker

Kanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.

Baca Selengkapnya
PT Biofarma Minta Suntikan Dana Segar Rp2,21 Triliun di Tahun 2025, Buat Apa?
PT Biofarma Minta Suntikan Dana Segar Rp2,21 Triliun di Tahun 2025, Buat Apa?

Biofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.

Baca Selengkapnya
8 Senjata Rahasia yang Bisa Dilakukan untuk Menghentikan Penyebaran Mpox
8 Senjata Rahasia yang Bisa Dilakukan untuk Menghentikan Penyebaran Mpox

Demi mencegah penyebaran Mpox, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan

Introduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat

Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
10 Peneliti Negara OKI Belajar Teknologi Pembuatan Vaksin ke Biofarma
10 Peneliti Negara OKI Belajar Teknologi Pembuatan Vaksin ke Biofarma

Pelatihan yang diberikan oleh Biofarma maupun Unpad di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.

Baca Selengkapnya