WHO Tetap Rekomendasikan 14 Hari Karantina untuk Pasien Covid-19
Merdeka.com - Walaupun sebagian besar orang sembuh dari Covid-19 dalam lima sampai tujuh hari sejak mengalami gejala, WHO tetap merekomendasikan 14 hari karantina, menurut pejabat badan PB tersebut dalam konferensi pers pada Selasa.
Namun, negara di dunia harus mengambil keputusan terkait durasi karantina berdasarkan situasi masyarakatnya. Demikian disampaikan Abdi Mahamud dari Tim Pendukung Penanganan Insiden Covid-19 WHO, dikutip dari laman CGTN, Rabu (5/1).
Mahamud mengatakan, di negara-negara dengan infeksi rendah, karantina yang lebih lama bisa membantu menjaga jumlah kasus sekecil mungkin.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Bagaimana Leony bisa pulih cepat setelah terinfeksi Covid? Beruntung, kekasihnya sigap dan tanggap, merawatnya dengan baik, sehingga Leony pulih dengan cepat.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Namun, lanjutnya, di tempat-tempat dengan kasus ringan, karantina yang lebih pendek dapat dibenarkan untuk menjaga negara tetap berjalan.
Akhir Desember,Amerika Serikat memotong syarat isolasi untuk warga yang terpapar virus corona dari 10 menjadi hanya lima hari, termasuk memperpendek waktu bagi kontak terdekat untuk karantina.
Pejabat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS menyampaikan, pedoman baru ini sejalan dengan bukti yang muncul bahwa orang yang terinfeksi virus corona paling menular dalam dua hari sebelum dan tiga hari sesudah mengalami gejala.
Keputusan ini juga didorong lonjakan kasus Covid yang disebabkan varian Omicron.
Direktur CDC, Rochelle Walensky menyampaikan AS bakal melihat banyaknya kasus Omicron.
"Tidak semua kasus-kasus itu akan parah. Faktanya banyak kasus yang tidak bergejala," jelasnya kepada AP pada Senin.
"Kami ingin memastikan ada sebuah mekanisme yang kita bisa lanjutkan dengan aman untuk menjaga masyarakat berfungsi sembari mengikuti sains," lanjutnya, dikutip dari Al Arabiya, Selasa (28/12).
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca Selengkapnya