WHO: Tingkat Vaksinasi 80 Persen Jalan Keluar Atasi Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Pejabat tinggi WHO memperkirakan cakupan vaksinasi Covid-19 sedikitnya 80 persen diperlukan untuk secara signifikan menurunkan kemungkinan kasus virus corona yang diimpor dapat menghasilkan kasus baru atau menelurkan wabah yang lebih luas.
Kepala Kedaruratan WHO, Dr Michael Ryan, mengatakan pada akhirnya, “tingkat cakupan vaksinasi yang tinggi adalah jalan keluar dari pandemi ini”.
Banyak negara-negara kaya di dunia telah beralih memvaksinasi remaja dan anak-anak, yang memiliki risiko rendah mengalami penyakit parah Covid-19 dibandingkan lansia atau orang yang memiliki riwayat penyakit - bahkan ketika negara-negara yang sama menghadapi tekanan untuk berbagi vaksin dengan negara-negara miskin yang kekurangan vaksin.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Bagaimana mencegah penularan flu? Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit flu, seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Jika ada anggota keluarga yang terkena flu, usahakan untuk menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
Ryan mengakui data tersebut belum sepenuhnya jelas terkait persentase cakupan vaksinasi yang diperlukan untuk sepenuhnya berdampak pada penularan.
“Tapi tentu saja dari cakupan 80 persen berada dalam posisi di mana Anda dapat secara signifikan mempengaruhi risiko kasus impor yang berpotensi menghasilkan kasus sekunder atau menyebabkan klaster atau wabah,” jelasnya, dikutip dari South China Morning Post, Selasa (8/6).
“Jadi perlu tingkat vaksinasi yang cukup tinggi, khususnya dalam kontes varian virus yang lebih menular, agar berada pada sisi yang aman,” lanjutnya.
Ketua teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove, menekankan varian Delta yang ditemukan pertama kali di India menyebar di lebih dari 60 negara, dan lebih menular daripada varian alfa atau Inggris.
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan para pemimpin G7 untuk membantu program vaksinasi PBB untuk meningkatkan akses vaksin bagi negara berkembang.
Dengan rencana pertemuan para pemimpin G7 di Inggris pekan ini, Tedros mengatakan mereka bisa membantu mencapai target sedikitnya 10 persen populasi di setiap negara divaksinasi sampai akhir September dan 30 persen pada akhir tahun.
“Untuk mencapai target ini, kita perlu tambahan 250 juta dosis pada September, dan kita perlu ratusan juta dosis hanya pada Juni dan Juli,” jelasnya.
“Tujuh negara ini punya kekuatan untuk mencapai target ini. Saya menyerukan G7 tidak hanya berkomitmen untuk membagikan vaksin itu, tapi juga berkomitmen untuk membagikan vaksin pada Juni dan Juli.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca Selengkapnya