WNI Korban Penembakan Selandia Baru Ingin Fokus Pada Keluarga dan Pemulihan
Merdeka.com - Warga negara Indonesia bernama Zulfirman Syah yang menjadi korban penembakan di masjid di Christchurch, Selandia Baru dua pekan lalu dipulangkan dari rumah sakit hari ini. Hal itu dinyatakan dalam sebuah status Facebook pribadinya yang ditulis sang istri, Alta Marie.
"Insya Allah, saya akan pulang hari Jumat besok (hari ini), akan tetapi saya akan (membutuhkan) proses pemulihan yang panjang. Saya ingin fokus pada keluarga dan pemulihan saya," kata Zulfirman Syah.
Zulfirman juga mengucapkan terima kasih atas perhatian dari seluruh entitas, baik dalam negeri maupun luar negeri.
-
Siapa yang menjadi korban serangan udara di masjid? Serangan itu menewaskan 30 orang dan melukai puluhan lainnya, termasuk anak-anak.
-
Di mana peristiwa penembakan terjadi? Dalam video tersebut tampak empat pemuda berjalan di antara reruntuhan di daerah Al-Sika di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada awal Februari lalu. Daerah ini hancur akibat pengeboman dan operasi militer Israel.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Kapan kejadian penembakan itu? Benyamin, salah seorang Ketua RT di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara menjadi korban penembakan air softgun saat menggagalkan aksi pencurian sepeda motor, Senin (15/1).
-
Dimana penembakan terjadi? Sebuah penembakan terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang, dari lubuk hati saya yang terdalam, atas curahan kebaikan yang telah kami terima," katanya.
"Kejadian yang sangat tidak terduga, level dukungan yang kami terima ... telah membuat kami takjub," Zulfirman melanjutkan.
Dalam kesempatan yang sama, ia memberitahu bahwa ponsel genggamnya telah dikembalikan oleh pihak kepolisian Selandia Baru. Sayangnya, sang istri mendapati bahwa foto yang tidak layak telah bocor ke media.
"Dan foto-foto kami masih dibagikan secara bebas," tuturnya.
Zulfirman memohon kepada seluruh pihak untuk tidak membagikan foto-foto tersebut, di antaranya adalah gambar saat ia dan anaknya di rumah sakit atau tepat maupun setelah insiden penembakan masjid berlangsung di Linwood, Selandia Baru.
"Kami telah berulang kali meminta kepada orang-orang untuk menunjukkan rasa hormat yang lebih, jadi saya akan memohon untuk terakhir kalinya: tolong jangan bagikan foto2 kami lagi," pinta Zulfirman dengan tegas.
"Dan jika anda telah berbagi foto2 kami di masa lalu, mohon dengan sangat untuk menghapusnya," lanjutnya.
Saat memberikan kabar tersebut, Zulfirman telah memutuskan untuk berhenti menggunakan seluruh media sosial, termasuk WhatsApp. Ia menambahkan bahwa istrinya, Alta Marie akan berperan sebagai penghubung terkait dengan kondisinya.
"Tetapi harap dipahami bahwa prioritas pertamanya (Marie) adalah mengelola kebutuhan keluarga kami," pungkasnya.
Sebelumnya, Zulfirman Syah dan anaknya dinyatakan sebagai korban luka insiden teror masjid di Linwood, Selandia Baru.
Menurut pernyataan istri pada Jumat, 15 Maret 2019, Zulfirman menderita "luka tembak di beberapa tempat" di tubuhnya.
"Suami saya, Zulfirman Syah dan putra kami dua-duanya hidup, namun terluka," kata Alta Marie melalui akun Facebooknya.
"Suami saya, Jul (Zulfirman Syah) ditembak di beberapa tempat dan paru-parunya berlubang," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan kondisi anaknya yang turut menderita luka tembak, yakni di bagian kaki.
"Dia trauma, tapi kami semua masih hidup," tutur Marie.
Beberapa hari lalu, kondisi keduanya telah berangsur pulih, dengan sang putra telah dipulangkan pada Kamis, 21 Maret 2019.
Reporter: Siti Khotimah
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Kesehatan Jalur Gaza Palestina kemarin melaporkan seorang pegawai di rumah sakit Indonesia di utara Gaza tewas akibat serangan pasukan Israel.
Baca SelengkapnyaDirektorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2024 hingga bulan Juli, 25 WNI di sejumlah negara, sebagian besar di Malaysia, terbebas dari hukuman mati.
Baca SelengkapnyaMomen sedih seorang pria di Gaza tetap laksanakan sholat meski terjepit reruntuhan bangunan.
Baca SelengkapnyaPuluhan WNI tersebut dipulangkan dari Lebanon sebagai bagian dari proses evakuasi ketika konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah semakin memanas.
Baca SelengkapnyaRelawan medis asal Indonesia ini bertugas di Rumah Sakit Indonesia, Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaRelawan MER-C asal Indonesia di jalur Gaza dikabarkan hilang kontak selama 2 hari.
Baca SelengkapnyaInsiden tersebut diketahui terjadi Selasa (23/1) sekitar pukul 01.00 WITA.
Baca SelengkapnyaPerempuan itu sempat menjadi korban penculikan selama 10 hari di Malaysia.
Baca SelengkapnyaPenembakan di Philadelphia barat terjadi pada akhir acara memperingati Idulfitri, hari raya umat Islam setelah bulan suci Ramadan.
Baca SelengkapnyaRS Indonesia di Gaza makin mencekam. Peristiwa penembakan di fasilitas kesehatan oleh Israel tersebut semakin menjadi. Berikut informasi selengkapnya.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit TNI asal Merauke menceritakan pengalamannya saat hidup tanpa tempurung kepala selama 7 bulan.
Baca Selengkapnya