Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

YouTube Larang Sky News Australia Unggah Video karena Langgar Misinformasi Covid-19

YouTube Larang Sky News Australia Unggah Video karena Langgar Misinformasi Covid-19 Ilustrasi YouTube. ©2018 Independent.co.uk

Merdeka.com - YouTube melarang Sky News Australia mengunggah konten baru selama sepekan karena melanggar aturan penyebaran misinformasi Covid-19.

YouTube mengeluarkan tiga sanksi dalam aturan tersebut, salah satunya yaitu penghentian permanen. YouTube tidak menunjuk ke item tertentu tetapi mengatakan menentang materi yang "dapat menyebabkan bahaya di dunia nyata".

Editor digital stasiun televisi tersebut mengatakan keputusan itu merupakan serangan terhadap kemampuan berpikir merdeka.

Sky News Australia merupakan anak perusahaan News Corp milik Rupert Murdoch dan memiliki 1,85 juta subscriber di YouTube. Larangan itu dapat memengaruhi aliran pendapatannya dari Google.

Dikutip dari BBC, Senin (2/8), sebuah pernyataan YouTube mengatakan pihaknya "jelas dan menetapkan kebijakan misinformasi medis Covid-19 berdasarkan panduan otoritas kesehatan lokal dan global".

Seorang juru bicara YouTube mengatakan kepada The Guardian, pihaknya "tidak mengizinkan konten yang menyangkal keberadaan Covid-19" atau yang mendorong orang "untuk menggunakan hydroxychloroquine atau ivermectin untuk mengobati atau mencegah virus". Kedua obat itu belum terbukti efektif melawan Covid.

Juru bicara ini menambahkan, video yang diunggah Sky News "tidak memberikan konteks penyeimbang yang cukup”.

Sky News Australia mengatakan menemukan video lama yang tidak sesuai dengan kebijakan YouTube dan mengambil "komitmen untuk memenuhi harapan editorial dan komunitas dengan serius".

Tetapi membantah ada pembawa acara mereka yang pernah menyangkal keberadaan Covid-19.

Jutaan orang Australia saat ini berada di bawah lockdown untuk mencegah penyebaran varian Delta, sementara kurang dari 15 persen populasi telah divaksinasi penuh.

Komentar presenter veteran Sky News, Alan Jones memicu perdebatan di Australia.

Dalam satu siaran pada 12 Juli dengan anggota parlemen Craig Kelly, kedua pria itu mengklaim Delta tidak berbahaya seperti aslinya dan vaksin tidak akan membantu.

Situs web Sky News mengeluarkan permintaan maaf.

Pembawa acara radio Sydney, Ray Hadley mengatakan apa yang disampaikan Jones "memungkinkan para ahli teori konspirasi, anti-vaksin untuk mendapatkan dukungan dari minoritas yang berpikir virus itu tidak lebih dari flu.”

Daily Telegraph Australia pekan lalu menghentikan kolom yang ditulis Jones di harian tersebut.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Begini Cara TikTok Hapus Video Menyesatkan saat Pilpres 2024
Begini Cara TikTok Hapus Video Menyesatkan saat Pilpres 2024

TikTok punya cara menghapus video-video yang melanggar panduan komunitas.

Baca Selengkapnya
Situs Film Ilegal Jadi Alternatif jika Tayangan di Netflix hingga Disney+ Kena Sensor
Situs Film Ilegal Jadi Alternatif jika Tayangan di Netflix hingga Disney+ Kena Sensor

Wu Shangyuan menilai rencana pemerintah tersebut bakal mendorong publik beralih ke situs streaming ilegal.

Baca Selengkapnya
X Bolehkan Konten Pornografi, Kemenkominfo Kaji Pemblokiran Platform
X Bolehkan Konten Pornografi, Kemenkominfo Kaji Pemblokiran Platform

Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah mengkaji untuk memblokir media sosial X yang memperbolehkan unggahan konten pornografi di platform itu.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Pastikan Platform X Taati Aturan Soal Konten Pornografi
Pemerintah Pastikan Platform X Taati Aturan Soal Konten Pornografi

Pemerintah kemudian berkomunikasi dengan perwakilan X tingkat Asia Pasifik.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Resmi Larang TikTok Shop Beroperasi, Perwakilan TikTok Indonesia Bilang Begini
Pemerintah Resmi Larang TikTok Shop Beroperasi, Perwakilan TikTok Indonesia Bilang Begini

Tiktok Indonesia menyayangkan keputusan tersebut, karena akan berdampak pada pengusha UMKM dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Blokir Akun Promosi Judi Online Katak Bhizer: Tidak Ada Kompromi
Menkominfo Blokir Akun Promosi Judi Online Katak Bhizer: Tidak Ada Kompromi

Budi menegaskan, penyebaran konten promosi judi online melanggar aturan penggunaan ruang digital dan larangan perjudian.

Baca Selengkapnya
Pelarangan Tayangan Jurnalistik Investigasi Tuai Kritik, Begini Penjelasan DPR
Pelarangan Tayangan Jurnalistik Investigasi Tuai Kritik, Begini Penjelasan DPR

Banyak pihak menilai bahwa pelarangan tayangan jurnalistik investigasi di televisi justru membatasi kebebasan pers

Baca Selengkapnya
Boy William Diklaim Rekomendasikan Aplikasi Judi Online? Cek Fakta Sebenarnya
Boy William Diklaim Rekomendasikan Aplikasi Judi Online? Cek Fakta Sebenarnya

Benarkah Boy William promosikan judi online? Simak penelusurannya

Baca Selengkapnya
Menkominfo Bakal Tindak Tegas X jika Bolehkan Konten Pornografi Ditonton di Indonesia
Menkominfo Bakal Tindak Tegas X jika Bolehkan Konten Pornografi Ditonton di Indonesia

Konsekuensi serius bagi X jika nekat memperbolehkan konten pornografi beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Australia Bakal Larang Anak-Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Gantinya Diajak Ikut Kegiatan Ini
Australia Bakal Larang Anak-Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Gantinya Diajak Ikut Kegiatan Ini

Perdana Menteri Australia mengumumkan akan melarang penggunaan media sosial bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Baca Selengkapnya
TikTok Soal Revisi Permendag No.50/2020: Kami Terima Banyak Keluhan dari Penjual Lokal
TikTok Soal Revisi Permendag No.50/2020: Kami Terima Banyak Keluhan dari Penjual Lokal

Pemerintah resmi melarang TikTok melakukan transaksi jual beli langsung.

Baca Selengkapnya
Negara Ini Berencana Melarang Akses Media Sosial bagi Anak Di Bawah Usia 16 Tahun
Negara Ini Berencana Melarang Akses Media Sosial bagi Anak Di Bawah Usia 16 Tahun

Batasan usia mengakses media sosial mempertimbangkan dampak buruk yang terjadi.

Baca Selengkapnya