Para pendukung partai politik Islam, Tehik-e-Labaik melakukan aksi memblokir jalan saat memprotes Mahkamah Agung yang membatalkan hukuman mati terhadap seorang wanita Kristen bernama Asia Bibi di Islamabad, Pakistan (1/11).
Demo penista agama, massa Pakistan murka tutup jalan pakai kontainer
Pakistan
Aksi unjuk rasa tersebut pecah setelah Mahkamah Agung membatalkan vonis hukuman mati terhadap wanita Kristiani yang dituduh menista agama.
Sejumlah kendaraan truk juga mereka digunakan untuk memblokir jalan. Mereka melakukan protes terhadap Mahkamah Agung yang membatalkan hukuman mati pada seorang wanita Kristen bernama Asia Bibi.
Tak hanya itu massa juga menggunakan kontainer untuk melumpuhkan aktivitas jalan raya dekat persimpangan Faizabad di Islamabad, Pakistan (1/11).
Dalam unjuk rasanya, massa menuntut agar wanita bernama Asia Bibi tetap dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Pakistan.
Mereka pun memprotes keras dan mendesak agar undang-undang Pakistan yang menetapkan pelaku penistaan agama harus dihukum mati tidak diubah.
Frederik Fransiskus Baba menganggap pernyataan tersebut sebagai bentuk pelanggaran berat yang mencampuradukkan agama dengan politik.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan pentingnya kolaborasi ekonomi yang saling menguntungkan antara keduanya.
Baca SelengkapnyaIsa Zega diduga berangkat ke Tanah Suci bersama SS travel milik Shella Saukia.
Baca SelengkapnyaImran Khan mengklaim bahwa penahanannya adalah bagian dari rencana politik yang dijalankan oleh militer dan pemerintahan yang sedang berkuasa.
Baca SelengkapnyaPara pria bersenjata ini juga menembaki warga di stasiun kereta api.
Baca SelengkapnyaPelapor membawa bukti berupa konten Zega yang sedang beribadah umrah di Tanah Suci yang pada akhirnya viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDesakan agar menangkap Isa Zega pun kian masif di media sosial.
Baca SelengkapnyaSerangan bom bunuh diri di Pakistan menewaskan 12 tentara dan melukai banyak lainnya.
Baca SelengkapnyaPihak berwenang Pakistan mengumumkan, aktivitas sekolah dibuka kembali pada 20 November 2024, setelah sebelumnya ditutup karena polusi udara parah.
Baca SelengkapnyaKabut beracun menyelimuti utara India dan Pakistan dengan polusi parah.
Baca SelengkapnyaTingkat polusi udara yang belum pernah terjadi sebelumnya ini mendorong pihak berwenang di Pakistan untuk mengambil tindakan darurat.
Baca SelengkapnyaUNICEF melaporkan sekitar 600 juta anak di Asia Selatan terpapar polusi udara yang sangat tinggi.
Baca Selengkapnya