Pengunjung menikmati pemandangan tanaman yang tumbuh subur di ruang bawah tanah Lowline Lab, di Manhattan, New York, Amerika Serikat (17/10). Lowline Lab ini merupakan salah satu rangkaian dalam proyek pembangunan taman bawah tanah pertama di dunia, Lowline.
Mengunjungi proyek taman bawah tanah pertama di dunia
Teknologi
Di tempat inilah dilakukan riset dan percobaan dalam menyalurkan cahaya matahari hingga sampai ke bawah tanah.
Pengunjung melihat teknologi yang digunakan Lowline Lab dalam menangkap sinar matahari dan menyalurkannya ke bawah tanah lewat kabel fiber optik.
Teknologi yang digunakan Lowline Lab itu namanya 'Remote Skylight'.
Terlihat beberapa lubang di langit-langit bangunan yang memancarkan sinar matahari.
Cahaya tersebut pun dinilai cukup untuk membuat tanaman, pohon, dan rumput tumbuh subur meskipun ada di bawah tanah.
Pengunjung mengamati tanaman yang tumbuh subur meski berada di bawah tanah. Proyek taman bawah tanah ini bisa dibuka untuk umum pada 2018.
Dua bocah ini mengira mereka menemukan batu biasa, ternyata fosil pohon purba.
Baca SelengkapnyaMahkamah Pidana Internasional (ICC) kemarin mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Netanyahu.
Baca SelengkapnyaLayanan ini langsung menarik perhatian banyak orang di media sosial.
Baca SelengkapnyaDonald Trump kembali menarik perhatian publik setelah mengumumkan penunjukan Pam Bondi sebagai Jaksa Agung yang baru pada hari Kamis (21/11).
Baca SelengkapnyaLebih lanjut, berikut ini alasan pentingnya menjaga pertumbuhan startup!
Baca SelengkapnyaPada tahun 2025, diperkirakan teknologi akan semakin mendukung aktivitas manusia.
Baca SelengkapnyaLark, super aplikasi menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan kantor modern.
Baca SelengkapnyaSetelah ditangkap, pria yang tidak mengenakan pakaian itu berusaha menolak untuk meninggalkan rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaDonald Trump akan dilantik sebagai Presiden AS ke-47 pada Januari mendatang.
Baca SelengkapnyaSelain memberikan bantuan militer kepada Israel sekitar USD3 miliar setiap tahunnya, AS juga merupakan sekutu terbesar Israel di PBB.
Baca SelengkapnyaAS telah memveto resolusi PBB yang meminta gencatan senjata "segera, tanpa syarat, dan permanen" di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaDengan pemerintahan Donald Trump yang baru, efektivitas sanksi-sanksi ini masih belum dapat dipastikan.
Baca Selengkapnya