Sarah Begum (kiri) saat menjalani ritual nikah dengan seorang prajurit dari suku Huaroani, Ginkto (dua kiri) di pedalaman Amazon bagian Ekuador beberapa waktu lalu. Demi karya film dokumenter tentang terancamnya suku pedalaman oleh perusahaan minyak, wanita berusia 21 tahun asal Inggris ini menjalani ritual nikah dengan Ginkto, prajurit suku usia 51 tahun.

Namun, pernikahan Sarah Begum dan Ginkto hanya merupakan sebagai simbol bahwa dirinya diterima di suku Huaroani. Selama dua minggu Sarah mengamati dan mendokumentasikan kehidupan suku kuno yang masih hidup di belantara Amazon tersebut.

Bertamu di Suku Huaroani merupakan bukan hal mudah. Sebelumnya, pada tahun 1950-an, sekitar 5 misionaris tewas di sana. Suatu keberuntungan bagi Sarah disambut hangat oleh suku yang memiliki 3.000 anggota tersebut.

Selama dua minggu, Sarah juga mempelajari berbagai kebudayaan Suku Huaroani, salah satunya menenun kain.

Sarah Begum saat berada di sekitar hutan Amazon bagian Ekuador.

Aksi Sarah Begum saat berada di sekitar hutan Amazon bagian Ekuador.

Sarah Begum awalnya terkejut dengan pernikahan tersebut. Namun, dirinya mengetahui pernikahan di Suku Huaroani adalah salah satu kehormatan untuk membangun kepercayaan dengan suku.

Sarah Begum saat berada di sekitar hutan Amazon bagian Ekuador.

Sarah membuat pengalamannya menjadi sebuah film dokumenter berdurasi setengah jam dengan judul Amazon Souls yang ditampilkan di Festival Film Cannes.