Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono keluar dari Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/1). Agung Laksono menolak menjadi saksi meringankan untuk tersangka mantan pengacara Fredrich Yunadi terkait dugaan menghalangi penyidikan dengan mengatur skenario kecelakaan Setya Novanto hingga masuk rumah sakit.
Agung Laksono menolak jadi saksi meringankan Fredrich Yunadi
Agung Laksono
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono menjawab pertanyaan awak media saat keluar dari Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/1).
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono menjawab pertanyaan awak media saat keluar dari Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/1).
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono menjawab pertanyaan awak media saat keluar dari Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/1).
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono menjawab pertanyaan awak media saat keluar dari Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/1).
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono berjalan meninggalkan Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/1).
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono berjalan meninggalkan Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/1).
Pada saat ditangkap Rohidin kedapatan memakai seragam polisi lalulintas (Polantas) dan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKPK menetapkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sebagai tersangka kasus dugaan korupsi, yaitu pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemprov Bengkulu.
Baca SelengkapnyaKPK membawa Gubernur Bangkulu Rohidin Mersyah ke Jakarta untuk diperiksa terkait operasi tangkap tangan (OTT).
Baca SelengkapnyaSetyo Budiyanto telah terpilih secara resmi sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk masa jabatan 2024 hingga 2029.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan memberikan pesan terhadap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih Setyo Budiyanto.
Baca SelengkapnyaSetyo harus bisa mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga antirasuah yang saat ini tengah terjun payung.
Baca SelengkapnyaDalam voting, nama Johanis Tanak meraih suara terbanyak bersama dengan Fitroh Rohcahyanto yakni 48 suara.
Baca SelengkapnyaMereka yang dipilih yakni, Johanis Tanak, Fitroh Rohcahyanto, Setyo Budiyanto, Agus Joko Pramono, dan Ibnu Basuki Widodo
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata meminta maaf karena sudah gagal memberantas korupsi
Baca SelengkapnyaPimpinan KPK baru harus memutuskan nasib para koruptor dengan hukuman yang setimpal.
Baca Selengkapnya"Kalau perlu menurut saya level Pimpinan dan Dewas hanya konferensi pers resmi. Jangan ada ada doorstop pak"
Baca SelengkapnyaPenunjukan Setyo mencerminkan komitmen yang kuat dalam upaya memberantas korupsi di Indonesia.
Baca Selengkapnya