Salah satu kader PMII nampak diusung tandu. Kenaikan BBM ditandakan sebagai malaikat pencabut nyawa yang siap mencabut nyawa orang miskin. Sebab penaikan BBM ini berdampak global jika tidak segera diimbangi kontribusi bantuan pemerintah. Sebab rupiah juga tetap melemah dari dolar Amerika.
Aksi ratusan mahasiswa Kediri tolak kenaikan harga BBM
Demo BBM
Ratusan massa PMII melakukan long march dari Gedung Nasional Indonesia, menolak penaikan BBM.
Katanya pro rakyat, begitu pamflet yang dibawa salah satu dari massa PMII yang menolak kenaikan harga BBM. Poster diakhiri dengan kalimat 'Sakitnya Tuch di Rakyat'.
Ratusan massa PMII melakukan long march dari Gedung Nasional Indonesia, menolak penaikan BBM.
Salah seorang pendemo membawa sepeda dengan membonceng jeriken yang bertuliskan 'BBM naik saya putus kuliah'.
Latar belakang BBM jenis premium yang harganya eceran mencapai Rp 9.000 menjadi latar belakang aksi yang dilakukan mahasiswa menolak kebijakan pemerintah yang menurut pandangan mereka akan menyengsarakan rakyat.
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar menemui massa HMI di Balai Kota Kediri yang juga menolak penaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah.
Findra, Ketua Cabang PMII Kediri memimpin aksi penolakan penaikan BBM oleh pemerintah di samping rumah dinas Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar.
Setelah sempat adu kekuatan dengan Satpol PP, akhirnya massa PMII ditemui Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di samping rumah dinasnya.
Aksi ini sempat memacetkan Jalan Basuki Rahmad menuju pusat Kota Kediri Jalan Dhoho hingga beberapa jam.
Selain memberikan orasi dan jawaban tegas yang diminta oleh para pengunjuk rasa, Wali Kota Abdullah Abu Bakar juga menandatangani surat pernyataan yang dibawa oleh para mahasiswa bahwa pemerintah Kota Kediri terkait dampak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Secara bergantian para mahasiswa melakukan orasi di depan Balai Kota Kediri untuk menyuarakan 'uneg-uneg' mereka terkait penaikan BBM bersubsidi jenis premium dan solar.
Petugas Satpol PP berjaga-jaga menghalau para mahasiswa yang hendak masuk ke Balai Kota Kediri.
Aksi para mahasiswa membakar keranda dan poster kecaman terhadap pemerintah yang menaikkan harga BBM. Aksi bakar-bakar dilakukan di samping rumah dinas Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar.
Massa HMI dengan naik sepeda motor keliling Kota Kediri menyuarakan suara rakyat terkait penaikan harga BBM bersubsidi. Salah satu poster yang mereka bawa bertuliskan 'Bunuh Mafia Migas'.
Bahlil menyampaikan, Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini tengah menyusun data calon penerima BLT pengganti subsidi BBM.
Baca SelengkapnyaPertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading.
Baca SelengkapnyaWajib QR Code MyPertamina untuk beli BBM subsidi menuai pertanyaan. Praktis dicetak jadi stiker, tapi bagaimana dengan keamanannya?
Baca SelengkapnyaPemerintah berharap kebijakan yang diambil tidak menimbulkan polemik atau kesenjangan sosial di antara kedua kelompok pengemudi ojol dan ojek pangkalan.
Baca SelengkapnyaBPS sedang menyusun database penduduk Indonesia yang mencakup informasi mengenai tingkat kemiskinan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaAdapun terkait rincian skemanya, akan diumumkan setelah rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang melakukan verifikasi dan mengkaji skema pemberian BBM subsidi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, pemerintah menyatakan pengemudi Ojol tidak menerima BBM subsidi, dan akan digantikan dengan bantuan langsung tunai.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, subsidi BBM yang tepat sasaran sangat bergantung pada integrasi data yang akurat.
Baca SelengkapnyaPembelian BBM subsidi untuk transportasi umum dapat ditentukan berdasarkan jenis pelat kendaraan, yakni pelat berwarna kuning.
Baca SelengkapnyaMenteri UMKM Maman menyatakan pemerintah ke depan tetap memberi alokasi khusus kepada para pengemudi ojek online atau ojol agar bisa menggunakan BBM subsidi
Baca SelengkapnyaNamun, guna mendata secara tepat berapa jumlahnya, Kementerian UMKM masih perlu melakukan rapat lanjutan.
Baca Selengkapnya