Guru Besar UGM Profesor Suhardi, yang pernah menjadi Dirjen di Departemen Kehutanan pada era Presiden Gus Dur. Seperti ditulis Gus Nuril Soko Tunggal dan Khoerul Suryadi dalam buku berjudul: Ritual Gus Dur dan rahasia kewaliannya. "Pak Hardi saya titip bangsa ini. Tolong ikut dikawal Pansus Century di DPR. Besok Kamis saya akan pulang ke Tebuireng dengan diantar banyak orang. Saya sudah ditunggu ayah saya di sana," kata Gus Dur seperti ditirukan Suryadi di ruang ICCU RSCM, Jakarta Pusat. Hal itu dikatakan oleh Gus Dur tiga hari sebelum dia meninggal. Gus Dur meninggal pada hari Rabu, 30 Desember 2009. Lalu dia dimakamkan di Tebuireng, Jombang, hari berikutnya, Kamis, 31 Desember 2009.
Disebut Wali Allah, 5 Ramalan Gus Dur Ini Jadi Kenyataan: Termasuk Jokowi Presiden
Abdurrahman Wahid
Gus Dur juga pernah meramalkan jika Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) akan menjadi gubernur. Hal iu disampaikan oleh Gus Dur kepada Ahok saat Pemilu di Bangka Belitung, kampung halaman Ahok. â¨"Gus Dur kasih semangat waktu kita gagal di Babel," ujar Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok). "Udahlah Gus gak usah gugat-gugatlah orang Cina gak bisa jadi gubernur Gus. Gus Dur kasih semangat, ikut kampanye," ujar Ahokdi acara Rosi Kompas TV. "Siapa bilang, jangankan jadi gubernur jadi presiden aja kamu bisa," ujar Ahok menirukan ucapan Gus Dur saat itu.
Dalam sebuah artikel di NU Online diceritakan mengenai ramalan Gus Dur yang mem prediksi jika Joko Widodo akan menjadi Presiden RI. Padahal saat itu Jokowi masih menjabat sebagai Walikota Solo. "Saya masih ingat tanggalnya 8 Januari 2006, Gus Dur hadir di Solo dalam acara 'Njejegake Sakaguru Nusantara (Menegakkan Kembali Sokoguru Nusantara)' untuk menyampaikan orasi, pandangan-pandangannya dari berbagai perspektif tertutama dalam bidang politik," ujar Husein Syifa, koordinator Gusdurian Jawa Tengah pada artikel tersebut. â¨Saat itu sebelum orasi Gus Dur dialog bersama KH Moeslim Rifai (Mbah Liem) dan Jokowi saat itu baru sekitar 6 bulan jabat Wali Kota Solo. Mbah Liem menepuk pundak Gus Dur,"Njenengan harus jadi presiden lagi Gus?" â¨"Mboten ngaten (tidak begitu), Mbah," jawab Gus Dur. "Siapapun yang dikehendaki rakyat, termasuk Pak Jokowi ini, kalau dia jadi Wali Kota yang bagus, kelak juga bisa jadi presiden!" Jokowi yang disebut namanya oleh Gus Dur hanya tersenyum dipikirnya hanya bercanda Gus Dur ini tapi ternyata kini menjadi kenyataan.
Suatu pagi pada 2005 media cetak nasional memberitakan perihal mutasi perwira tinggi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia, sesuatu yang normal dan rutin terjadi sebagai bentuk penyegaran dan proses regenerasi. ? Salah satu perwira yang mendapat promosi adalah mantan ajudan Gus Dur ketika menjadi presiden, Kombes Pol Sutarman yang naik pangkat menjadi Brigjend Pol dan menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau.? Karena secara langsung pernah berinteraksi dengan Gus Dur, berita tersebut juga dibacakan di hadapan Gus Dur. Kebetulan, yang menemani pagi itu Nuruddin Hidayat, salah seorang santri Gus Dur. Seperti dikutip dari situs www.nu.or.id, Nuruddin berdialok dengan Gus Dur. Nuruddin: "Pak, Pak Tarman dilantik jadi Kapolda Kepri, naik pangkatnya jadi bintang satu." Gus Dur : "O…ya, sebelumnya dia tugas dimana?" Nuruddin: "Di Polda Jatim Pak, terakhir sih Kapolwil Surabaya, nek mboten klentu (kalau tidak keliru)," Nuruddin: "Pak Tarman niku (ini) ajudan sangking (dari) polisi yang terakhir ngih (ya) Pak?" Gus Dur: "Ya, Sutarman gantiin Pak Halba."? Nuruddin: "Pak Tarman niku priyantun pundi (asalnya dari mana) Pak?" Gus Dur: "Pak Tarman iku wong (orang) daerah sekitar Solo situ, tepatnya dimana, saya ngak tahu." Sejenak Gus Dur terdiam beberapa orang yang mengobrol bersamanya juga terdiam, menunggu mungkin ada satu hal penting yang diucapkan oleh Gus Dur. Lalu… Gus Dur: "Pak Tarman itu orang desa biasa bukan dari kalangan orang kaya, tapi mengko bakale dadi Kapolri (Pak Tarman itu orang biasa dari desa bukan anaknya orang kaya, tapi nanti dia akan jadi Kapolri)" Nuruddin: "O…nggaten toh Pak (oh, begitu ya)……"
Rekaman video testimoni KH Bukhori Masruri saat Haul Gus Dur keempat. "11 bulan sebelum Soeharto jatuh, Saya Gus Dur, Mustofa Zuhad, Thoha pengurus NU Jogja." "Di kamar diajak bicara berbagai hal masalah tapi tiba-tiba Gus Dur bilang dalam Bahasa Jawa." "Wis rasah ngrembuk kuwi, Pak Harto sedelo meneh jatuh (Sudah tak usah bicara itu, sebentar lagi pak Harto jatuh)." "Kulo gumun Pak Harto iso jatuh pie (Saya heran bagaimana mungkin Pak Harto bisa jatuh) padahal saat itu Pak Harto diangkat menjadi Jenderal bintang lima artinya didukung oleh kekuatan bersenjata, didukung oleh kekuatan politik, didukung oleh kekuatan ekonomi dan didukung oleh opini publik." Demikian disampaikan oleh KH Bukhori pada rekaman video tersebut. Saat itu Soeharto tak mungkin bisa lengser, tapi kenyataannya bisa.
Khofifah ternyata pernah membakar surat penting Gus Dur karena tak ingin PKB bubar.
Baca SelengkapnyaSetelah membaca, Khofifah memutuskan membakar surat tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi dan keluarga tidak lagi selaras dengan cita-cita PDIP.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Jokowi turun langsung mengkampanyekan Luthfi-Yasin di Jateng.
Baca SelengkapnyaTersangka korupsi impor gula Tom Lembong menegaskan dirinya menjalankan perintah Presiden Joko Widodo terkait impor gula.
Baca Selengkapnya“PDIP perlu waspada, karena ‘Jokowi Effect’ di Pilpres itu pernah nyata terjadi,” ungkap Luthfi.
Baca SelengkapnyaSelain kisah-kisah mistis, masa kepemimpinan Gus Dur di istana diwarnai oleh berbagai momen yang unik.
Baca SelengkapnyaRangkaian acara dimulai dengan pembacaan doa yang dibawakan oleh tokoh muda lintas iman dari sejumlah agama.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Veronica Tan cantik berkebaya merah saat bertemu Sinta Nuriyah.
Baca SelengkapnyaSetiap presiden yang menjabat memiliki julukannya masing-masing. Presiden keempat, Abdurrahman Wahid diberi julukan Bapak Keberagaman.
Baca SelengkapnyaSosok politikus cantik eks anak buah Jokowi ungkap isi rumah sang Presiden ke-7 di Solo.
Baca SelengkapnyaPihak DKM mengaku baru dikabari mendadak bahwasannya Jokowi akan hadir di masjid tersebut.
Baca Selengkapnya