Anak pengungsi etnis Rohingya Muhammad Anuar saat akan berangkat ke SD Swata Cerdas dari lokasi penampungan di Medan, Sumatera Utara (9/9). Sebagai anak-anak pengungsi muslim Rohingya bersekolah di dekat lokasi penampungan.

Walaupun dikenakan biaya SPP sebesar Rp 100 ribu sebulan, anak-anak Rohingya tersebut terlihat semangat sekolah.

Anak-anak pengungsi Rohingya ini sudah fasih berbahasa Indonesia. Bahkan mereka lebih lancar dari pengungsi orang dewasa. Bahkan beberapa sudah memiliki logat orang Medan.

Pengungsi Rohingya menjemur pinang saat mengisi waktu selama berada di penampungan di Hotel Beraspati, Sumatera Utara.

Pengungsi berjalan-jalan di lingkungan Hotel Beraspati. Total ada 435 pengungsi Rohingya di Sumatera Utara yang ditempatkan di 6 lokasi penampungan yakni 127 pengungsi di Hotel Beraspati, 155 di Hotel Pelangi, 61 di Hotel Top Inn, 72 di Wisma YPAP I, dan 2 lainnya di Graha Ayura.

Para pengungsi yang datang di awal-awal, sejak 2009 lalu, umumnya mendapatkan uang bulanan Rp 1.250.000 per orang untuk dewasa dan Rp 500.000 untuk setiap anak.

Suasana kamar Hotel Beraspati yang terdapat tiga orang pengungsi Rohingya di dalamnya. Uang dan fasilitas tersebut diperoleh dari lembaga internasional untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Pengungsi Rohingya saat menjalani ibadah salat di mushola darurat di Hotel Beraspati.

Pengungsi Rohingya saat menjalani ibadah salat di mushola darurat di Hotel Beraspati.