Anak-anak muda dari berbagai wilayah di Purwareja Klampok berbusana lawas layaknya sinyo dan noni dalam Festival Kota Lama (Feskola), Banjarnegara, Senin (30/4). Festival Kota Lama Banjarnegara Klampok Tempo Doeloe menghadirkan corak kehidupan masa silam lewat lewat peragaan busana lawas, kuliner, musik keroncong di kawasan peninggalan hunian pejabat dan karyawan Suikerfabriek.
Melihat Festival Banjarnegara Tempo Doeloe
Banjarnegara
Sejumlah anak-anak muda berkumpul di area BLK Purwareja Klampok, Banjarnegara, Senin (30/4). Suikerfabriek (pabrik gula) Purwareja Klampok di Kabupaten Banjarnegara pernah jadi bagian sendi kehidupan komunitas masyarakat eropa di masa kolonial Belanda.
Sejumlah anak-anak muda berkumpul di area BLK Purwareja Klampok, Banjarnegara, Senin (30/4). Di area ini terdapat sederet rumah hunian peninggalan komunitas masyarakat eropa.
Rumah hunian tersebut sudah berdiri sejak 1867, beberapa telah mengalami renovasi. Menyisakan sedikit corak arsitektur berdinding tebal, kawasan ini juga terkait sejarah awal mula kerajinan gerabah yakni keramik Mendalai di wilayah Klampok.
Okinawa Fauzi (17), pelajar asal desa Krandegan dan Nibras Ayu Syakira (21) warga Bawang berbusana lawas menampilkan gaya busana masyarakat jawa dan eropa di tahun 1920-an.
Warga di gelaran Feskola juga memperkenalkan kembali kuliner dan kerajinan warga klampok mulai dari keramik, batik dan anyaman. Gelaran Feskola melibatkan warga dari 8 desa di wilayah Klampok.
Beberapa kuliner lawas di antaranya jander, ganyong, kernen dan ondol. Bahan-bahan dasar kuliner kebanyakan dari umbian-umbian jenis ganyong yang sudah sulit didapat.
Selama gelaran Feskola, transaksi jual beli menggunakan mata uang buatan
Feskola mengimajinasikan kembali De Javasche Bank sebagai loket pertukaran uang.
Selama gelaran, alat transportasi yang bisa digunakan untuk berkeliling kawasan hanya diperuntukkan bagi sepeda onthel.
Gelaran kostum lawas banyak diikuti anak-anak muda di Banjarnegara. Setidaknya pelajar dari 20 sekolah dan puluhan warga ikut terlibat.
Gelaran juga diisi oleh musik-musik keroncong yang populer di masa kolonial Hindia Belanda.
Seorang anak berusia 10 tahun di Wisconsin menghubungi layanan darurat 911 untuk meminta bantuan dalam menyelesaikan tugas matematika.
Baca SelengkapnyaWayang beber mungkin tidak sepopuler wayang kulit, tetapi sebenarnya ia merupakan pendahulu dari seni pertunjukan wayang kulit yang kita kenal sekarang.
Baca SelengkapnyaBerbagai jenis padi yang dipanen sejak zaman dulu masih tersimpan di leuit. Sedikit dari padi yang tersimpan itu konon usianya sudah mencapai ratusan tahun
Baca SelengkapnyaSaat ada sambal seruit, seluruh anggota sanak saudara yang jauh akan langsung datang untuk makan bersama.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa hewan laut langka dengan karakteristik yang unik dan menarik.
Baca SelengkapnyaDi Desa Panarusan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, pria paruh baya ini tinggal di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaKejutan ulang tahun yang penuh kreativitas ini berhasil mencuri perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaAlat ini akan didorong saat menuju hutan dan dinaiki saat bak sudah terisi penuh. Cara berjalannya memanfaatkan gaya gravitasi.
Baca SelengkapnyaTanggal 2 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Batik Nasional sebagai salah satu momen bersejarah dan penting untuk dilakukan.
Baca SelengkapnyaDi masjid ini tersimpan peci dan sorban peninggalan K.H Opo Musthofa atau Mama Kandang Sapi. Peci dan sorban itu terlihat disimpan di dalam kotak kaca.
Baca SelengkapnyaDalang bernama Kang Bayu ini memilih hidup menyepi dan hanya ditemani oleh wayang serta istri dan beberapa anak. Ada beberapa kejadian di dekat rumahnya.
Baca SelengkapnyaAcara Grebeg Maulud digelar setiap tahun. Setiap perayaan itu menyimpan momen sejarahnya masing-masing.
Baca Selengkapnya