Tim penyidik menunjukkan barang bukti uang terkait penahanan eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rafael Alun Trisambodo di Gedung KPK Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2023).

Bersamaan dengan penangkapannya, KPK juga menyita sejumlah barang bukti yang di antaranya sejumlah uang sebesar Rp32,2 miliar.

Uang tersebut ditampilkan tim penyidik KPK dalam bentuk pecahan mata uang dolar Amerika, Singapura, dan mata uang euro.

Selain itu barang-barang mewah lainnya seperti puluhan tas bermerek, 2 dompet, 1 ikat pinggang, 1 jam tangan, 29 perhiasan dan sepeda juga diamankan.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memberi keterangan dalam jumpa pers tersebut terkait penahanan eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rafael Alun Trisambodo.

Dalam konpers tersebut Firli Bahuri menjelaskan kasus ini bermula saat Rafael diangkat menjadi Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak pada Kantor Wilayah Ditjen Pajak Jawa Timur I pada 2011.

"Dengan jabatannya tersebut diduga RAT (Rafael Alun) menerima gratifikasi dari beberapa wajib pajak atas pengondisian berbagai temuan pemeriksaan perpajakannya," ujar Firli dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2023).

Firli mengatakan, Rafael juga diduga memiliki beberapa usaha yang satu di antaranya PT Artha Mega Ekadhana (PT AME) yang bergerak Melalui perusahaan konsultan pajak miliknya tersebut, dia diduga menerima dugaan gratifikasi sebesar USD 90 ribu atau sekitar Rp 1,3 miliar.