Pariama Hutasoit, seorang pelestari terumbu karang, menyuapkan bibit untuk penanaman kembali pada 'bintang karang', struktur baja berbentuk heksagonal, di perairan Nusa Dua, Bali, pada 28 Mei 2021. Menggunakan snorkel dan sarung tangan pelindung, Pariama Hutasoit menyelam ke perairan jernih di pulau Bali, Indonesia, untuk merawat terumbu karang yang dipasang oleh kelompok konservasi Yayasan Nusa Dua.

Yayasan Nusa Dua telah memasang hampir 6.000 bintang karang, struktur baja berbentuk heksagonal dengan diameter sekitar satu meter, di terumbu karang di seluruh Bali. Bintang karang ini menjembatani celah di terumbu tempat karang mati, mendukung pertumbuhan kembali.

"Kami bertujuan untuk memasang sekitar 5.000 bintang karang selama lima tahun ke depan," kata Hutasoit, 52, mantan karyawan World Wildlife Fund kepada Reuters. “Dan ke depan, kami juga ingin melakukan ekspansi ke luar Bali untuk restorasi terumbu karang," lanjutnya.

Bintang karang terpasang di struktur baja berbentuk heksagonal dengan diameter sekitar satu meter.

Kepulauan Indonesia menampung lebih dari 75 persen spesies karang dunia. Menurut Inisiatif Segitiga Karang, sebuah proyek restorasi karang transnasional, banyak di antaranya menghadapi erosi dan pemutihan setiap tahun.

Hanya lebih dari setengah terumbu karang Bali yang dianggap dalam kondisi "baik". Sementara, sebanyak 30 persen dalam kondisi "buruk" dan sisanya 15 persen dalam kondisi "sangat buruk", menurut laporan Departemen Kelautan dan Perikanan Bali pada 2018.

Kerusakan terumbu karang ini telah dikaitkan dengan aktivitas manusia, termasuk penangkapan ikan yang merusak, pemanasan global, dan gelombang besar.