Sebuah layar monitor menampilkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bertema "13 hari yang menentukan Head To Head Prabowo-Hatta Vs Jokowi-Jusuf Kalla" di Jakarta, Kamis (26/6).
Hasil survei LSI, Jokowi masih ungguli Prabowo
Capres Jokowi
Sebuah layar monitor menunjukkan selisih hasil survei Jokowi Vs Prabowo dari bulan September 2013 hingga Juni 2014.
Dari hasil rilis LSI, Jokowi-JK memiliki elektabilitas 45%, unggul dari Prabowo-Hatta yang memiliki elektabilitas 38,7%.
Sebuah layar monitor menunjukkan distribusi pemilih Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta untuk kategori SD, SLTP, SMA hingga perguruan tinggi.
Layar monitor menunjukkan distribusi pemilih Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta untuk kategori agama.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Fitri (kanan) bersama Dewi Arum (kiri) memaparkan hasil survei LSI.
Sebuah layar monitor menunjukkan hasil survei untuk pemilih yang masih 'galau' sebanyak 32 persen.
Megawati mengungkapkan, memiliki perasaan yang sama dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaMegawati menyebut, yang menjadi pertanyaan bagaimana terkait pelaksana program tersebut.
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan ada beberapa pihak yang mengaku PDIP tapi malah ngomongin hal-hal negatif tentang PDIP.
Baca SelengkapnyaHasto langsung duduk berlutut berbicara dengan ketua umum depan para kader banteng.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bercerita didatangi banyak orang secara sembunyi-sembunyi.
Baca SelengkapnyaMegawati bercerita, semula Pramono menolak ditunjuk sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPadahal, kata Megawati, banyak pihak yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Tapi tak pernah diganggu-ganggu oleh KPK.
Baca SelengkapnyaMegawati menegaskan tak pernah bayar demi mendapatkan gelar honoris causa.
Baca SelengkapnyaPadahal, Megawati mengaku sempat percaya diri jagoannya bisa memenangkan Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir ada pihak yang ingin merebut kursi partai berlambang banteng moncong putih.
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan, tuduhan bahwa Soekarno mengkhianati negara dan mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) tak terbukti.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan alasannya, karena di akhir kekuasaannya, Jokowi menghiraukan kritik dari publik terkait proses seleksi pimpinan KPK
Baca Selengkapnya