Mulai dari tanggal 20-24 Januari 2016, NASA lewat satelit National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) mengamati badai Jonas yang mulai menghampiri kota-kota besar Amerika di pesisir Timur. Badai Jonas diketahui mulai berhembus dari dari kawasan pegunungan Rocky di Amerika bagian utara tanggal 20 Januari.

Tanggal 21 Januari, badai salju dahsyat mulai terlihat berkumpul di atas langit Amerika. Tanggal 22 Januari dini hari waktu setempat, badai salju sudah melanda kawasan pesisir Timur Amerika.

Amukan badai Jonas semakin dahsyat pada tanggal 23 Januari. Kota-kota padat penduduk seperti Washington DC dan New York bahkan dilaporkan mengalami kelumpuhan.

Astronot Scott Kelly yang ada di Stasiun Luar Angkasa ISS juga mengabadikan kedahsyatan badai Jonas. Bahkan, di mata badai itu terdapat amukan halilintar. Foto-foto itu kemudian diunggah di akun Twitter dan Instagramnya.

Tanggal 23 Januari dini hari diklaim sebagai badai salju paling dahsyat kedua yang pernah menghantam Amerika. Ketinggian salju di New York dikatakan mencapai 60 sentimeter lebih. Tumpukan salju membuat New York bak kota mati. Begini wajah si badai Jonas saat difoto oleh satelit NASA.

Saat hari minggu kemarin hampir usai, astronot Scott Kelly melaporkan bila badai Jonas sudah meninggalkan kawasan pesisir Timur Amerika. Hari ini (24/01), kawasan tersebut nampak di foto bisa menikmati pancaran sinar matahari terbit.