2 Dari 5 wanita lajang ingin adopsi anak
Merdeka.com - Ketika Christy Everson menyadari usianya telah beranjak 40 tahun, dia membuat keputusan. Dia ingin memiliki anak, meskipun dia masih lajang dan tidak menikah. Walaupun itu berarti dia harus berjuang dan membesarkan anaknya sendirian, dia tetap memilih untuk memiliki anak.
Everson bukan satu-satunya wanita yang berpikir demikian. Sebuah polling yang dilakukan oleh press-WE tv pada wanita di bawah 50 tahun menemukan bahwa dua dari lima wanita yang masih lajang dan tidak menikah (atau sekitar 42 persen) mempertimbangkan untuk memiliki anak sendiri tanpa pasangan. Sekitar 37 persen memilih untuk mengadopsi anak daripada melakukan inseminasi buatan menggunakan donor sperma.
Di zaman modern semacam ini, pola pemikiran masyarakat telah banyak berubah. Tak sedikit wanita, bahkan di Indonesia, yang memilih untuk mengejar karir dan merasa nyaman hidup sendiri, tanpa pasangan. Begitu juga dengan pandangan terhadap pernikahan. Kini menjadi lajang dan tidak menikah tampaknya telah menjadi salah satu pilihan yang memungkinkan untuk dipilih, baik oleh pria maupun wanita.
-
Apa yang menjadi alasan utama perempuan memilih hidup childfree? Alasan Childfree Doyle et al. dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Health Psychology pada tahun 2013 mengemukakan bahwa peningkatan jumlah perempuan yang memilih untuk hidup childfree disebabkan oleh beberapa faktor.
-
Kenapa perempuan childfree lebih banyak mengeksplorasi peran sosial di luar lingkungan keluarga? Istilah childfree juga sering diasosiasikan dengan isu feminisme, di mana perempuan yang tidak memiliki anak memiliki peluang lebih besar untuk mengeksplorasi peran sosial di luar lingkungan keluarga, seperti dalam bidang karier dan pendidikan.
-
Kenapa sebagian orang memilih untuk childfree? Dengan kata lain, dari seribu perempuan dewasa di Indonesia, satu di antaranya telah memilih untuk childfree dan tidak ingin memiliki anak.
-
Apa dampak negatif childfree bagi wanita? Namun, Ngabila juga menekankan risiko yang tidak boleh diabaikan. Tidak menjalani kehamilan atau menyusui dapat meningkatkan risiko kanker ovarium dan kanker payudara, karena kehamilan dan menyusui membantu menekan ovulasi serta menurunkan paparan hormon estrogen.
-
Siapa yang lebih memilih untuk childfree, perempuan berpendidikan tinggi atau rendah? 'Akan tetapi perlu diketahui bahwa perempuan childfree berpendidikan SMA ke bawah justru jauh lebih tinggi persentasenya,' ungkap Yuniarti.
-
Siapa yang memiliki peluang hamil tinggi di usia 20-an? Dr. Alan Copperman, direktur Reproductive Medicine Associates of New York, menyatakan bahwa ketika seseorang berusia 21 tahun, 90 persen dari telurnya berada dalam kondisi normal secara kromosom, yang meningkatkan peluang untuk mengandung bayi yang sehat.
Meski begitu, tentunya hal tersebut masih akan mendapatkan tanggapan yang bervariasi dari masyarakat. Bahkan di Amerika sendiri, sekitar 64 persen orang masih berpikiran bahwa wanita lajang yang memiliki anak, baik melalui adopsi atau inseminasi buatan, tak baik untuk lingkungan.
Sementara bagi wanita lajang yang tak ingin memiliki anak, mereka berpikiran bahwa membesarkan anak akan mengganggu karir mereka. Sekitar 47 persen ibu yang bekerja mengatakan bahwa memiliki anak menyebabkan efek buruk pada karir mereka. Sementara hanya 10 persen pria yang berpikiran demikian, seperti dilansir oleh NY Daily News (30/05).
Polling ini dilakukan pada 1.277 orang berusia 18 - 49 tahun secara online, termasuk 298 wanita yang memiliki anak atau tak pernah menikah. Penelitian ini juga mengungkap bahwa sekitar 30 persen responden berpikir wanita mampu membesarkan anak sendirian. Sementara 27 persen menjawab tidak, dan 43 persen berpikir bahwa itu bergantung pada masing-masing individu.
Jumlah wanita yang menginginkan anak tanpa pasangan tampaknya lebih banyak daripada pria, sekitar 42 persen dan 24 persen. Beberapa wanita yang tak ingin memiliki anak tanpa pasangan mengatakan bahwa mereka tak mau anak mereka tumbuh hanya dengan satu orang tua. Sementara yang lain berpendapat bahwa mereka membutuhkan pasangan untuk membesarkan anak bersama.
Apapun kesimpulan yang ditemukan oleh polling di Amerika tersebut, tentunya semua kembali pada masing-masing wanita. Untuk menikah atau tetap melajang, serta mengadopsi anak adalah keputusan dari masing-masing orang. Namun harus diingat bahwa keputusan yang diambil harus juga disertai dengan tanggung jawab penuh untuk menjalankannya.
Bagaimana pendapat Anda mengenali hasil polling di atas? Apakah Anda termasuk orang yang setuju atau tak setuju jika wanita lajang ingin mengadopsi anak tanpa memiliki pasangan? (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penolakan terhadap konsep childfree sering kali berkaitan dengan norma-norma agama, sementara dukungan terhadapnya lebih didasarkan pada pertimbangan ekonomi.
Baca Selengkapnya8 Persen wanita dari data SUSESNAS 2022 mengaku childfree, ketahui dampaknya bagi negara.
Baca SelengkapnyaLaporan itu juga menyebutkan masyarakat semakin mendukung kelahiran anak di luar nikah.
Baca SelengkapnyaSetelah masa pengasuhan sementara selama 6 bulan hasilnya baik, maka pengangkatan anak akan ditetapkan oleh pengadilan.
Baca SelengkapnyaRata-rata masyarakat Indonesia mulai menabung dan berinvestasi di usia 31 tahun.
Baca SelengkapnyaPara pencari kerja pemula tersebut merasa belum mempunyai beban layaknya pencari kerja yang sudah menikah.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah mencoba memberikan dukungan agar pelamar dapat menyeimbangkan karier sambil membesarkan anak.
Baca SelengkapnyaDalam praktik jual beli bayi ini, kedua tersangka ini modus memanfaatkan bayi yang berasal dari hubungan di luar nikah.
Baca SelengkapnyaViral momen polwan kunjungi panti asuhan balita di Semarang, penuh haru.
Baca SelengkapnyaTiti Anggraini menilai pada penyelenggaraan Pilkada 2024, belum banyak yang mengusung kebutuhan maupun peran perempuan.
Baca SelengkapnyaSejumlah selebriti tanah air telah menunjukkan kebaikan hati mereka dengan mengadopsi anak, memberikan contoh yang menginspirasi bagi publik
Baca SelengkapnyaKorea Selatan memiliki angka kelahiran yang rendah, namun memiliki populasi lansia dengan angka yang cukup besar.
Baca Selengkapnya