3 Mitos tentang jenggot pria ini benar atau salah?
Merdeka.com - jenggot adalah sesuatu yang sedang tren di kalangan kaum adam. Banyak pria yang makin 'pede' ketika ada bulu-bulu lebat yang menghiasi wajahnya. Dengan meningginya tren ini, banyak sekali bermunculan mitos-mitos terkait tentang jenggot.
Kredibilitas mitos memang tak selamanya benar. Beberapa ada yang benar, beberapa lagi hanyalah bualan belaka. Kebenaran mitos ini akan dibuktikan dengan sains sebagai bidang ilmu yang melingkupi hal yang terkadang tak bisa dimengerti orang awam.
Mari kita simak beberapa di antaranya.
-
Kenapa jenggot membuat pria terlihat macho? Keberadaan cambang atau jenggot ini bisa membuat pria semakin macho terutama jika terawat dengan baik.
-
Apa yang spesial dari jenggot? Jenggot sudah menjadi bagian dari tren penampilan di masyarakat. Jenggot adalah salah satu bagian tubuh berupa rambut yang tumbuh di area dagu. Biasanya, jenggot tumbuh secara teratur pada pria.
-
Siapa pria perkasa itu? Peneliti menduga pria tersebut adalah pendukung raja yang berkuas di wilayah unifikasi Swedia, Denmark, dan Norwegia antara 1397 dan 1523.
-
Apa perbedaan gaya rambut gondrong pria Jawa berdasarkan kelas sosial? Dalam catatan itu terdapat dua golongan pria berambut gondrong berdasarkan kelas sosialnya, rakyat jelata, biasanya mengurai rambutnya, sementara kaum bangsawan dan raja menggelung rambut panjangnya atau dicepol.
-
Kenapa Sabda Ahessa tampil dengan jenggot lebat? Setelah dikabarkan berpisah dari Wulan Guritno, dia memilih untuk membiarkan jenggotnya tumbuh lebat.
-
Kenapa rambut di ketiak terlihat lebih lebat? Pertumbuhan rambut di area sekitar kepala yang tampak cepat ini sesungguhnya hanyalah anggapan kita. Hal ini bisa terjadi karena perhatian kita yang lebih besar pada bagian tersebut. Secara umum, rambut di seluruh bagian tubuh rata-rata tumbuh sekitar 1 cm setiap bulannya baik di bagian depan, belakang, atau samping kepala. Pertumbuhan ini tetap sama walau tiap folikel rambut tummbuh secara mandiri.
Mitos: "jenggot itu kotor, mengandung lebih banyak bakteri ketimbang toilet."
Fakta: Hal ini bisa jadi benar. Dalam beberapa penelitian non-ilmiah, beberapa helai jenggot dari objek penelitian mengandung bakteri yang sama dengan di toilet, atau di tempat kotor lainnya.
Namun penelitian sebelumnya memang tak terlalu kredibel. Sampai akhirnya seorang ahli mikro biologi mencoba menelitinya. Dalam penelitian ini, sang pakar mikro biologi bernama John Golobic, menyuruh teknisi di laboratoriumnya untuk 'menyeka' jenggot dari beberapa partisipannya, untuk meneliti kandungan bakteri di dalamnya. Lebih parah, hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan bahwa bakteri yang ada di jenggot adalah bakteri yang juga dapat ditemukan pada kotoran manusia. Meski demikian, menurut sang pakar, bakteri tersebut adalah bakteri yang tidak membawa penyakit.
Mitos: "Orang jenggotan itu berbahaya dan menyeramkan."
Fakta: Dalam sebuah pengambilan sampel non ilmiah, 45 persen pria dengan jenggot lebih berani untuk berkelahi, ketimbang hanya 29 persen pria tanpa jenggot yang berani. 40 Persen orang jenggotan juga mengakui pernah mencuri, dibandingkan hanya 17 persen orang yang tidak jenggotan. Bahkan, 65 persen wanita yang disurvei lebih memilih pria bersih ketimbang jenggotan, separuh di antaranya bahkan sama sekali tak akan mempertimbangkan pria dengan jenggot.
Namun sampel ini sama sekali tak bisa dijadikan patokan. Ini adalah sebuah polling sederhana yang dilakukan oleh sebuah jejaring sosial berbasis video bernama 'Eva,' yang ternyata bertujuan sebagai 'campaign.' Metodologinya tidak dipublikasikan, tapi kita sudah cukup pintar untuk tahu kalau hal tersebut adalah preferensi dan stereotip, tidak menggeneralisasi orang yang memiliki jenggot secara keseluruhan.
Mitos: "Orang jenggotan seringkali dianggap sebagai pria yang maskulin."
Fakta: Mitos ini benar-benar kuat, karena jenggot dianggap sebagai simbol kejantanan sejak dahulu. Namun untuk membuktikan kebenarannya, 20 pria dan 20 wanita disuruh untuk memberi peringkat kepada enam orang dengan tingkat pertumbuhan bulu wajah yang berbeda. Mereka diperintah untuk memberi peringkat berdasarkan tingkat kemenarikan.
Dari penelitian ini, tidak ada indikasi bahwa pria jenggotan lebih menarik, namun baik partisipan pria maupun wanita, keduanya menganggap seseorang dengan jenggot lebih lebat terlihat lebih maskulin dan dominan. Studi ini juga melingkupi tingginya nada suara dengan maskulinitas, di mana yang lebih rendah lebih maskulin.
Namun penelitian ini tak bisa dijadikan patokan, karena hal ini adalah sebuah preferensi yang ada di benak manusia sejak zaman purba.
Menurut Ryan Gregory, seorang profesor biologi evolusi dari University of Guelph, Ontario, Kanada, menyatakan bahwa evolusi sudah mengubah segalanya dan maskulinitas tak lagi sama seperti zaman purba. Mungkin penelitian dengan sampel tertentu menyebutkan bahwa jumlah jenggot setara dengan maskulinitas. Namun faktanya maskulinitas sekarang diukur dengan lebih banyak hal, tak hanya soal berburu seperti di zaman purba.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merawat dan menumbuhkan jenggot pria bisa dilakukan dengan sjumlah langkah sederhana.
Baca SelengkapnyaMitos mengenai bulu hidung panjang biasanya berkaitan dengan kepercayaan akan keberuntungan, kesehatan atau bahkan kepribadian seseorang.
Baca SelengkapnyaSetelah heboh putus dari Wulan Guritno, Sabda Ahessa sukses bikin ngelirik dengan gayanya yang bikin pangling
Baca SelengkapnyaDalam konteks Islam, penampilan dan kepribadian seseorang tidak dipandang dari segi fisik, tetapi dari segi spiritual dan moral.
Baca SelengkapnyaMitos jerawat ada yang kangen populer di masyarakat. Ini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaMemiliki kumis dan jenggot tentu menjadi dambaan setiap pria. Semakin rapi dan bersih, tentu akan menambah kesan maskulin pada kaum Adam.
Baca SelengkapnyaSimak fakta cowok beralis tebal berikut ini yang wajib diketahui.
Baca SelengkapnyaBeberapa mitos terkait jerawat di jidat telah beredar, tetapi perlu diingat bahwa tidak semua keyakinan ini didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Baca SelengkapnyaBegitu banyak mitos-mitos tentang jerawat yang berseliweran, sehingga penting untuk melacak kebenarannya.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menjaga kebersihan dan kelembapan jenggot.
Baca SelengkapnyaSalah satunya mitos ketombe bisa menular ke orang lain. Apakah benar demikian?
Baca SelengkapnyaModel gaya potongan rambut pendek yang teratur mirip dengan gaya militer dapat meningkatkan kesan maskulin dan tegas dari penampilan seseorang.
Baca Selengkapnya