4 Cara belajar salah yang paling sering dilakukan pelajar
Merdeka.com - Sadar, nggak, kalau selama ini kamu sering belajar dengan cara yang salah? Sebagian besar dari kita memiliki kebiasaan belajar yang buruk.
Bukannya menempel di kepala, materi yang dipelajari justru menguap begitu saja. Nah, kenali cara-cara belajar yang salah berikut.
1. Begadang
-
Apa yang dimaksud dengan belajar efektif? Belajar dengan efektif memerlukan langkah-langkah strategis agar ilmu yang ada dapat diserap secara maksimal. Tak ada pendekatan 'satu ukuran untuk semua' dalam hal belajar secara efektif. Sebab, masing-masing individu memiliki perbedaan dan preferensi, sehingga penting untuk menentukan sendiri bagaimana cara belajar yang paling tepat untuk diri Anda.
-
Mengapa penting teknik belajar yang tepat? Terdapat beberapa metode belajar yang dapat membantu meningkatkan pemahaman serta daya ingat siswa, di antaranya adalah: Teknik Pomodoro, Mind Mapping, Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review), Belajar dengan mengajar, Spaced Repetition, Active Recall, Elaborative Rehearsal.
-
Apa aja kebiasaan buruk yang ganggu otak? Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat merusak sel-sel otak, menghambat aliran darah dan oksigen ke otak, atau mengurangi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh otak.
-
Bagaimana caranya belajar bisa bermanfaat? Ambillah pelajaran di masa lalu, jadikanlah motivasi untuk masa yang akan datang
-
Apa saja kebiasaan buruk yang bisa merusak daya ingat? Kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak fungsi otak dan memengaruhi daya ingat.
-
Bagaimana belajar meningkatkan keterampilan kognitif? Misalnya, mempelajari bahasa baru melibatkan penggunaan berbagai keterampilan kognitif, termasuk memori, perhatian, dan pemecahan masalah.
Siapa yang tidak pernah seperti ini? Belajar pakai sistem SKS (Sistem Kebut Semalam), bahkan sampai lewat tengah malam.
Cara belajar seperti ini justru tidak efektif, sebab tubuhmu kelelahan. Kamu perlu istirahat yang cukup agar otak bisa bekerja maksimal dalam mengingat pelajaran.
2. Menggarisbawahi kalimat
Menggarisbawahi kalimat penting di catatan atau buku teks memang bisa membuatmu mengetahui materi mana yang paling penting. Tetapi seringnya kita menggarisbawahi terlalu banyak kalimat. Kalau seperti ini sama saja kamu tidak meringkas apapun.
3. Mencatat segala hal
Mencatat materi itu memang penting untuk membantumu belajar. Tetapi pastikan mencatat yang benar-benar penting saja. Tidak perlu setiap detail kamu catat.
4. Menghapalkan
Daripada menghapalkan catatan atau materi di buku teks, lebih baik kamu memahami konsepnya dan membahasakan dengan kalimatmu sendiri. Ini akan membuatmu lebih mudah mengingat. (mdk/tsr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tips dan cara belajar yang efektif dan efisien, bisa dicontoh sendiri di rumah.
Baca SelengkapnyaGaya belajar anak sangat menentukan bagaimana mereka bisa menyerap informasi secara maksimal.
Baca SelengkapnyaBelajar dengan efektif memerlukan langkah-langkah strategis agar ilmu yang ada dapat diserap secara maksimal.
Baca SelengkapnyaMenurut peneliti dari Harvard, berikut cara agar anak terbiasa belajar dari kesalahan.
Baca SelengkapnyaSejumlah kebiasaan buruk pada anak perlu diketahui dan diatasi oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaPraktik terdistribusi jadi salah satu metode belajar yang efektif agar lebih cepat memahami dan mengingat materi.
Baca SelengkapnyaSalah satu cara memastikan masa depan anak adalah dengan membuat mereka jadi suka untuk belajar.
Baca SelengkapnyaDoa pulang sekolah dalam Islam memiliki makna yang sangat penting bagi anak-anak dan orang tua.
Baca SelengkapnyaKendati orangtua kadang melakukan yang terbaik, namun kesalahan parenting mungkin terjadi dan dialami anak.
Baca SelengkapnyaPenting bagi orangtua mengetahui pola komunikasi yang tepat dengan anak remaja untuk cegah masalah.
Baca SelengkapnyaMenurut Richard Weaver, the spoiled child syndrome menciptakan perilaku anak yang egois, tidak dewasa, dan tantrum jika keinginannya tidak terpenuhi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari UNESCO, Indonesia merupakan negara dengan tingkat minat baca terendah kedua di dunia.
Baca Selengkapnya