5 Kalimat yang harus dihindari saat berargumen dengan pasangan
Merdeka.com - Bertengkar dengan pasangan memang tidak menyenangkan, tetapi hal tersebut merupakan hal yang lumrah dalam menjalin hubungan yang sehat.
Misal, berdebat mengenai bagaimana semestinya uang dibelanjakan. Topik ini dapat menjadi hal sangat tidak nyaman dan sulit untuk dibahas, tapi di sisi lain mampu menuntun Anda pada keputusan keuangan yang lebih baik, serta rasa saling menghormati yang lebih baik antara satu sama lain.
Berdebat itu memang perlu, tapi ada beberapa argumentasi yang sebaiknya dihindari demi menjaga keutuhan hubungan Anda. Apa saja? Berikut 5 di antaranya.
-
Kenapa istri marah? Sebagai istri itu pasti ada rasa cemburu, ' tulis akun aishlatf
-
Kenapa istri marah kepada suaminya? 'Aku kan udah bilang sayaanngg… Tapi, kamu aja yang gak denger & gak ngerti..!'
-
Apa yang jadi kontroversi di rumah tangga mereka? Namun, keharmonisan rumah tangga mereka saat ini menjadi kontroversi karena ada laporan bahwa Gunawan sedang berhubungan dengan seorang wanita selain istri.
-
Bagaimana anak kedua mengatasi konflik dengan pasangan? Anak kedua umumnya adalah orang yang kurang menyukai konflik. Untuk itu, jika sudah menikah pun mereka cenderung akan menghindari timbulnya konflik dengan pasangan.
-
Gimana cara menghindari konflik menantu dan mertua? Ketika ditanya kapan waktu terbaik untuk menetapkan batasan dengan mertua, Joshua Koh berkata 'sesegera mungkin, bahkan sebelum menikah'.
-
Siapa yang sering terlibat dalam konflik menantu dan mertua? Sementara ia mengatakan bahwa ketegangan antara pasangan dan mertua mereka tidak terbatas pada ketegangan antara istri dan ibu mertua mereka, Joshua Koh mengatakan konflik antara kedua pihak ini lebih umum terjadi.
"Saya menghasilkan uang lebih banyak dari kamu."
Kalimat ini tidak perlu muncul ketika pertengkaran terjadi. Sebab ini kasar dan meremehkan. Dan keduanya adalah hal yang tidak pernah ingin dirasakan setiap orang dalam menjalankan hubungan atau kehidupan rumah tangga.
Menjadi tulang punggung keluarga tidak serta merta membuat Anda menjadi lebih berkuasa saat mengambil keputusan, atau memiliki tanggung jawab di rumah yang lebih sedikit. Oleh karena itu, hapus argumentasi ini saat diskusi dengan pasangan.
"Itu baju yang akan kamu pakai?"
Jika Anda dan pasangan terbiasa memberikan kritik secara frontal, kalimat di atas tidak akan menjadi masalah. Tapi, apabila pasangan adalah orang yang cukup sensitif, lebih baik hindari berkomentar seperti ini.
Mengapa? Sebab akan lebih menyakitkan ketika kita dinilai tidak menarik, padahal saat itu kita sedang merasa sangat percaya diri dengan apa yang dikenakan. Dan komentar negatif mampu merusak segala kesenangan dan mood sepanjang hari. Dibanding mencemooh pilihan busananya, bantu pasangan untuk menemukan setelan yang lebih pantas dengan mengucapkan, "Aku suka kalau kamu memakai kemeja biru yang satunya, cocok sekali dengan celana ini!"
"Temanmu menyebalkan sekali."
Tenang! Dunia tidak akan kiamat hanya karena pasangan berteman dengan orang yang Anda anggap mengesalkan. Pasti ada alasan mengapa orang tersebut bisa ada dalam kehidupan pasangan.
Mempermasalahkan keberadaan mereka dengan pasangan hanya akan merusak hubungan. Lebih baik diambil santai saja, selama mereka tidak melakukan hal-hal yang menyakitkan dan tidak pantas pada Anda.
"Jangan lihat ponsel saya!"
Memang sangat masuk akal jika kita mengharapkan adanya privasi dan respek terhadap barang-barang yang bersifat personal. Tapi jika Anda tiba-tiba marah besar saat pasangan melihat ponsel Anda, ini bisa menimbulkan tanda tanya besar dalam benak pasangan. Jangan-jangan ada sesuatu yang disembunyikan darinya.
Jika tidak ada yang hal yang harus ditutupi dalam pernikahan, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan. Termasuk segala hal yang pasangan akan temukan dalam ponsel Anda.
"Kita harus ketemu keluarga kamu lagi?"
Meski tidak terlalu dekat dengan mertua atau ipar, tapi mereka tetap orang terdekat pasangan yang perlu ditemui secara rutin.
Apabila merasa mertua atau ipar sering melakukan hal yang tidak masuk akal, misal datang secara mendadak, atau meminta Anda mengabaikan keluarga sendiri untuk bertemu mereka saat hari libur, segera diskusikan hal ini dengan pasangan dan buatlah batasan.
Ingat. Jangan pernah menghina keluarga pasangan, meskipun Anda sedang sangat marah dengan mereka. Kunci mulut dan diam adalah cara terbaik untuk kondisi ini.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Renatta Moeloek atau yang dikenal dengan nama Chef Renatta makin dikenal setelah menjadi juri di ajang Master Chef Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenting bagi individu yang lebih mampu untuk menegaskan bahwa kehadiran teman mereka jauh lebih berharga.
Baca SelengkapnyaDas'ad Latif dengan gayanya yang khas menggambarkan kondisi pasangan yang hidup pas-pasan namun kerap terlibat pertengkaran.
Baca SelengkapnyaPasangan pernikahan anak kedua memiliki beberapa potensi konflik.
Baca SelengkapnyaTradisi Asia yang masih kuat diyakini menjadi pemicu konflik antara menantu dan mertua, khususnya soal keuangan.
Baca SelengkapnyaPermintaan maaf yang tulus bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan ungkapan dari hati yang penuh penyesalan dan niat baik untuk memperbaiki kesalahan.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menjalin hubungan yang baik dengan mertua.
Baca Selengkapnya