5 Mitos salah kaprah tentang pelecehan seksual terhadap anak
Merdeka.com - Zaman internet yang serba canggih dan terbuka membuat pengawasan terhadap anak semakin sulit. Orangtua ingin anak tumbuh dan berkembang dengan normal, berinteraksi dengan orang lain, dan melakukan banyak hal di luar rumah. Namun di saat yang sama, kasus kejahatan seksual terhadap anak yang semakin mengkhawatirkan membuat orangtua seolah ingin merangkul anak dalam dekapan aman lingkungan rumah setiap waktu.
Dengan edukasi, orangtua bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Jika anak paham mengenai pentingnya batasan dalam berinteraksi, mereka tidak akan menjadi target mudah bagi predator seksual. Mereka bisa mengambil keputusan tepat untuk melindungi diri dari pendekatan yang tak diinginkan. Lebih penting lagi, orangtua bisa mencegah anak melakukan pelecehan seksual terhadap anak lain.
Namun sebelum mengedukasi anak, orangtua pun perlu memahami definisi pelecehan seksual terhadap anak serta segala hal yang berkaitan dengannya. Masih banyak mitos salah kaprah mengenai kejahatan seksual terhadap anak yang masih dipercaya oleh para orangtua.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Bagaimana caranya anak-anak menghindari pelecehan seksual? 'Pembelajaran terbaik dengan anak-anak adalah dengan cara berdialog, bagus lagi anak-anak diajarkan berliterasi dan punya banyak referensi terkait pentingnya menjaga tubuh agar terhindar dari pelecehan,' kata Novi.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Kapan pelecehan seksual terjadi? 'Korban penyandang disabilitas sudah dewasa, keluarga mengecek korban ke rumah sakit dan ternyata betul hamil,' kata Tri di Cimahi, Selasa (3/9).
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
-
Apa yang perlu diajarkan kepada anak untuk mencegah kekerasan seksual? 'Ajarkan cara mengidentifikasi situasi yang berbahaya, menolak pendekatan pelaku, dan mencari bantuan ketika diperlukan,' kata Meita.
Mitos 1: Anak perlu memahami bahayanya berinteraksi dengan orang asing (saja)
Sebagai orangtua, kita kerap memperingatkan anak untuk tidak mudah menerima ajakan dari orang yang tidak dikenal. Namun kita sering lupa, sebagian besar kejahatan seksual terhadap anak justru dilakukan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal. Pelaku kejahatan seksual bisa saja guru di sekolah, tetangga yang sering bermain dengan anak, atau bahkan orangtua kandung.
Untuk menghindarkan anak dari bahaya seperti ini, ajarkan mengenai pentingnya batasan dalam berinteraksi, perilaku yang pantas dan tidak, serta bagaimana cara mengomunikasikan pelecehan kepada orangtua.
Mitos 2: Hanya orang dewasa yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak
Anak juga bisa menjadi pelaku kejahatan seksual terhadap teman sebaya mereka. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai tindakan yang pantas dan tidak dalam interaksi sosial. Dalam banyak kasus, aksi bullying yang dilakukan anak-anak berkembang menjadi kasus pelecehan seksual serius. Untuk menghindari hal ini, sekali lagi merupakan tugas orangtua untuk mengedukasi anak.
Mitos 3: Meminta anak untuk 'bersikap ramah' setiap waktu adalah hal yang wajar
Kadang orangtua cenderung memaksa anak untuk memberikan pelukan atau menerima ciuman dari orang dewasa yang mendekati mereka agar terlihat sopan.
Sebaiknya orangtua menghargai ketika anak menolak untuk berdekatan dengan orang dewasa atau teman sebaya yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Dengan begini, mereka jadi belajar cara untuk berkata 'tidak' saat predator seksual melakukan pendekatan.
Mitos 4: Pendidikan seksual baru diperlukan saat anak menginjak pubertas
Mungkin anak belum perlu mengetahui detail sistem reproduksi, tetapi sebaiknya mereka diajarkan untuk mengenal tubuh mereka sejak dini. Mereka harus tahu nama-nama anggota tubuh dan bagian mana saja yang termasuk pribadi. Dengan cara ini, mereka akan lebih mudah untuk menyampaikan pertanyaan atau kekhawatiran yang berkaitan dengan anggota tubuh tersebut. Misalnya saja jika teman atau tetangga menyentuh perut atau punggung mereka dengan cara yang tak pantas dan membuat mereka merasa tak nyaman.
Mitos 5: Kadang anak berbohong mengenai pelecehan yang mereka alami untuk mencari perhatian
Jangan salah, mengomunikasikan tindak pelecehan yang dialami merupakan hal yang sangat sulit bagi tiap korban. Sedikit banyak mereka dihantui perasaan takut dihakimi atau tak dipercaya. Ketika anak menyampaikan tindak pelecehan yang mereka alami atau tak sengaja mereka saksikan, segeralah bertindak.
Itulah beberapa mitos mengenai pelecehan seksual terhadap anak yang perlu diluruskan.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendidikan seks terhadap perlu disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak
Baca SelengkapnyaBerikan pemahaman pada anak pentingnya menjaga tubuh mereka agar terhindar dari pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaPada masa lalu, orangtua selalu melarang anak untuk berbicara dengan orang asing. Apakah hal tersebut masih berlaku diterapkan saat ini?
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan tujuh kiat bagi orang tua dalam rangka mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak di lingkungan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaBeragam jenis bullying bisa menjadi ancaman bagi anak.
Baca SelengkapnyaAnak perlu diajarkan terkait sex education sejak dini untuk mengetahui batas tentang dirinya yang boleh dan tidak boleh disentuh orang
Baca SelengkapnyaContoh dan ajaran dari orangtua menjadi hal penting untuk cegah pelecehan seksual pada anak.
Baca SelengkapnyaPaparan terhadap momen intim orangtua bisa menciptakan berbagai dampak pada anak. Emosi yang muncul dapat melibatkan kebingungan, ketakutan, panik, rasa jijik.
Baca SelengkapnyaDelapan anak korban terkait kasus konten porno jaringan internasional menjalani perawatan kesehatan dan layanan konseling.
Baca SelengkapnyaBisnis konten 'Video Gay Kids' yang dibongkar Polda Metro Jaya menjadi bukti rentannya anak-anak Indonesia menjadi korban eksploitasi pornografi.
Baca SelengkapnyaPengajaran pendidikan seksual pada anak memerlukan pemahaman yang tepat dan menyeluruh dari orangtua.
Baca SelengkapnyaTerlebih bukan lagi cuma bully secara verbal, namun sudah mengarah ke tindakan kriminal.
Baca Selengkapnya