6 Mitos populer seputar karir
Merdeka.com - Anda pasti sering mendengar saran karir dari teman, keluarga, sampai dengan atasan. Namun beberapa di antara saran yang disebutkan kebanyakan ternyata tidak benar. Sebab ternyata tidak sedikit mitos populer seputar karir yang beredar, demikian menurut US News (07/01).
Butuh gelar sarjana untuk dapat pekerjaanGenerasi pelajar sering dianjurkan untuk melanjutkan jenjang pendidikan sampai mendapat gelar sarjana. Gelar itu pun nantinya bisa membantu mereka mendapatkan pekerjaan. Padahal, sekarang gelar tidak memiliki peran besar dalam karir seseorang. Buktinya banyak sarjana yang masih menganggur, atau bahkan tidak tamat kuliah namun karirnya cemerlang.
Lakukan apa yang disukai, uang akan mengikutiFaktanya, impian terbesar seseorang tidak jarang bertabrakan dengan lowongan pekerjaan yang ditawarkan. Memang ada orang yang mengejar apa yang disukai dan bisa sukses, namun jumlahnya tidak banyak. Tujuan karir terbaik sebaiknya cukup membuat Anda nyaman melakukannya, meskipun itu bukan impian terbesar yang dimiliki.
-
Kenapa ada mitos tentang tes keperjakaan? Ada banyak mitos seputar tes keperjakaan pada pria, meskipun secara medis tidak ada cara fisik untuk membuktikan keperjakaan.
-
Apa itu mitos? Pada umumnya, Cremers mendefinisikan mitos sebagai cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan dan memiliki unsur magis atau keajaiban.
-
Kenapa mitos itu tidak benar? Namun, ini adalah mitos yang tidak didukung oleh fakta ilmiah.
-
Mitos apa yang paling sering dipercaya? Mitos Indonesia bagi beberapa orang dianggap sebagai cerita belaka, namun tak sedikit pula yang masih mengindahkan hingga sekarang.
Lebih baik buka usaha jika selalu ditolak kerjaMemulai sebuah usaha itu sulit dan tidak semua orang bisa melakukannya. Sebab Anda harus memiliki sesuatu yang berbeda dan selalu dicari oleh orang. Belum lagi urusan saingan, ketidakjelasan keuntungan, dan tantangan lain. Ada orang yang memang benar-benar cocok menjadi wirausahawan, sementara tidak bagi yang lain.
Jurusan kuliah menentukan jenis pekerjaanKhususnya bagi mahasiswa yang menekuni bidang sosial, biasanya pekerjaan mereka tidak selalu terpaku pada jurusan yang dimasuki. Misalnya, sarjana Bahasa Inggris yang akhirnya menjadi human resources, atau sarjana sosiologi yang bekerja di perusahaan periklanan.
Tidak yakin mau apa, lanjutkan ke pascasarjanaMelanjutkan kuliah sampai jenjang pascasarjana cukup masuk akal dilakukan jika Anda ingin meniti karir yang memerlukan gelar tinggi. Tetapi jika alasannya masih bingung dengan pilihan pekerjaan, melanjutkan ke pascasarjana hanya akan buang-buang uang, tenaga, dan waktu.
Lulusan pascasarjana lebih berhargaBelum tentu, terutama jika Anda belum memiliki pengalaman pekerjaan. Pasalnya kebanyakan perusahaan selalu mencari pegawai yang setidaknya sudah pernah melakukan pekerjaan serupa. Percuma saja mendapat gelar tinggi jika pengalaman Anda di lapangan masih nol.
Itulah beberapa mitos populer seputar karir. Jangan sampai percaya jika ada seseorang yang menuturkan hal itu pada Anda. (mdk/riz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari 47 sektor pekerjaan yang dianalisa Indeed, sebanyak 41 pekerjaan menerapkan kelonggaran syarat pendidikan.
Baca SelengkapnyaTingkat pengangguran di Amerika tidak hanya dipengaruhi faktor tunggal.
Baca SelengkapnyaPacar dari perempuan ini tak kunjung diterima bekerja karena merasa latar belakang pendidikannya dianggap yang terlampau tinggi.
Baca SelengkapnyaSangat penting pencari kerja untuk mengembangkan keterampilan.
Baca SelengkapnyaHal ini menandakan pemberi kerja justru menekankan dan memprioritaskan keterampilan.
Baca SelengkapnyaHari Sarjana Nasional ditetapkan untuk memberikan apresiasi pada setiap lulusan.
Baca SelengkapnyaBagi Gen Z dan milenial, biaya hidup adalah kekhawatiran utama mereka, dan Gen Z juga mengkhawatirkan potensi pengangguran.
Baca SelengkapnyaIntip strateginya biar nggak kelamaan galau waktu jadi fresh graduate!
Baca SelengkapnyaWanita ini mengaku sudah menganggur selama dua tahun.
Baca SelengkapnyaHasil riset tersebut, berdasarkan pada kumpulan data karir 60 juta orang di Amerika Serikat, termasuk 10,8 juta orang dengan gelar sarjana.
Baca Selengkapnya