Anak-anak tinggalkan baju hangat di tiang listrik untuk gelandangan
Merdeka.com - Pada beberapa saat yang lalu beredar banyak foto mengenai pemandangan berbagai macam baju hangat yang ditinggalkan pada tiang-tiang listrik di area sebuah kota. Baju-baju tersebut ternyata adalah sebuah pemberian dari berbagai anak-anak untuk para gelandangan di kota tersebut.
Dilansir dari Oddity Central, beberapa anak di Halifax, Nova Scotia, Kanada membalut beberapa tiang listrik di kota tersebut dengan berbagai macam baju hangat. Anak-anak tersebut sengaja meninggalkan berbagai baju hangat termasuk jaket dan juga syal di tiang-tiang jalan agar dapat diambil oleh gelandangan di kota tersebut.
-
Bagaimana Damkar Tasikmalaya membantu bocah? Mereka juga dibantu alat potong gerinda kecil untuk membelah mulut kaleng. Pelan-pelan, mulut kaleng bisa terbuka. Walau demikian, kaleng tak bisa langsung dilepas karena masih tersangkut di sejumlah sisi.
-
Apa yang digunakan anak-anak di Desa Gabus Serang untuk seberangi sungai? Mereka harus sebrangi Sungai Cidurian menggunakan rakit bambu lantaran tak ada fasilitas jembatan.
-
Bagaimana cara anak-anak di Tangerang mendapatkan telolet? Mereka berlari secara bergelombol dengan posisi yang amat dekat dengan badan bus yang tengah melaju.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata motivasi anak rantau? Kata-kata motivasi berikut bisa jadi solusi kalian yang sedang merantau.
-
Bagaimana anak-anak Desa Gabus Serang seberangi sungai? Rakit ini hanya bisa menampung enam sampai tujuh orang, dengan resiko tinggi. Pasalnya rakit bambu hanya dibuat ala kadarnya, sebagai alat penyeberangan utama. Untuk menggerakannya, seorang operator menarik tali baja yang membentang dari masing-masing ujung Sungai Cidurian.
-
Apa yang dibuat warga Tangerang dari handuk bekas? Pras Prasetya yang tinggal di Kampung Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang berhasil menyalurkan kreativitasnya. Ia bersama beberapa warga sekitar mampu menyulap kain handuk tidak terpakai menjadi kerajinan pot bunga yang cantik.
Tindakan ini sebenarnya telah dilakukan tiap tahun oleh Tara Atkins-Smith, hanya saja tahun ini lebih spesial karena dia melakukannya bersama dengan Jayda, putrinya dan delapan temannya. Kegiatan ini dilakukan sekaligus untuk merayakan ulang tahun delapan Jayda dan Tara juga ingin mengajarkan kepada anak-anak tersebut mengenai pentingnya berbagai terhadap orang yang membutuhkan.
Baju hangat di tiang ©Tara Atkins-SmithTara sebenarnya bukanlah warga Nova Scotia, dia melakukan berbagai sumbangan ini sekaligus berlibur ke wilayah tersebut. Selain meninggalkan baju-baju hangat di tiang listrrik, Tara dan anak-anak tersebut juga memberikannya langsung kepada gelandangan yang mereka temui di sepanjang jalan. Setiap baju hangat yang ditinggalkan juga memiliki selembar kertas berisi pesan yang mengatakan: "Saya tidak tertinggal. Jika Anda kedinginan, silakan gunakan saya agar Anda menjadi hangat".
Baju hangat di tiang ©Tara Atkins-SmithWalaupun tidak ada jaminan bahwa baju-baju yang ditinggalkan tersebut akan tepat ditemukan oleh orang yang membutuhkan tetapi Tara mengakui bahwa dia tidak khawatir akan hal tersebut. Dia mengatakan bahwa baju hangat tersebut sebenarnya boleh diambil oleh siapa saja yang benar-benar membutuhkan. Hal ini dilakukannya untuk menegaskan bahwa ternyata masih ada orang yang peduli dan memberikan bantuan di luar sana. Hal itu disebutnya akan membuat seseorang merasa masih mendapat pertolongan dan tidak putus asa.
Pada tahun sebelumnya, Tara melakukan tindakan yang serupa di Toronto. Baju hangat yang tahun ini dibagikannya pun sebagian berasal dari sumbangan yang diberikan oleh banyak orang yang mendukung gerakannya ini. Dia berharap bahwa semakin banyak orang yang mau membantu dan melakukan tindakan yang serupa dengan dirinya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah atribut dan logo parpol terlihat menampak diri di tempat pengungsian korban kebakaran Manggarai.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anak-anak di Bandung yang meminta barang ke warga untuk biaya perayaan Agustusan.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.
Baca SelengkapnyaMereka membangun tenda darurat tersebut karena wilayah pemukiman mereka kerap dilanda banjir hingga ketinggian 1,5 meter.
Baca SelengkapnyaSerangan musim dingin yang membuat suhu lebih rendah dari biasanya mengawali tahun 2024 di India. Bagi tunawisma, fenomena ini menjadi sebuah siksaan.
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini turbin tidak bisa beroperasi karena terkendala kemarau
Baca SelengkapnyaKonflik yang berkepanjangan membuat kehidupan mereka semakin sengsara.
Baca SelengkapnyaPengungsi ditertibkan itu tinggal di tenda yang dikhawatirkan membahayakan diri mereka, menimbulkan penyakit, dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaMusim dingin segera tiba. Perjuangan dan penderitaan dari jutaan warga Palestina belum juga berakhir.
Baca SelengkapnyaSembari bermain bersama, ada sekumpulan anak-anak Palestina yang mengeruk tepung sisa.
Baca SelengkapnyaRatusan Pengungsi Rohingya yang awalnya bakal ditampung sementara di Bumi Perkemahan Pramuka Seulawah, Pidie, ditolak warga setempat.
Baca Selengkapnya"Menampung mereka di rumah detensi yang ada di Direktorat Jenderal imigrasi," kata Camat Setiabudi Iswahyudi
Baca Selengkapnya