Asal usul Jalan Dalem Kaum Bandung
Merdeka.com - Dalam tata ruang sebuah pusat kota di Jawa Barat, selalu ada jalan atau tempat yang dinamai kaum atau dalem kaum. Di Bandung ada Jalan Dalem Kaum yang berada di samping kiri Masjid Agung dan di depan Pendopo Kota Bandung, bersimpangan dengan Jalan Dewi Sartika.
Malah di kota ini setidaknya ada dua tempat yang menggunakan nama kaum, selain selain di pusat kota, ada juga kaum di Ujung Berung yang posisinya juga sama di samping Masjid Agung Ujung Berung.
Pemerhati budaya, Nurdin M Noer menjelaskan, istilah kaum mengacu kepada orang-orang yang menjadi abdi masjid agung. Dalam bahasa arab, dalem kaum disebut dengan istilah marboth yaitu kaum yang mengurusi masjid.
-
Siapa yang bertanggung jawab memakmurkan masjid? Memakmurkan masjid bukanlah tugas yang ringan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama yang memerlukan komitmen, usaha, dan kreativitas dari seluruh jamaah.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana letak Masjid Agung? Berada di kawasan Kota Kediri, Masjid Agung Kediri adalah salah satu destinasi yang banyak disinggahi oleh para wisatawan.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Siapa yang membangun Masjid Agung Bangkalan? Masjid ini merupakan masjid ‘rakyat’ pertama yangdidirikan seorang sultan keraton, yakni R. Abdul Kadirun atau Raden TumenggungMangkudiningrat yang dikenal sebagai Sultan Bangkalan II.
-
Kenapa masjid di Surabaya jadi 'rumah' bagi siapa saja? Pendiri dan marbot disebut sengaja membuat masjid menjadi 'rumah' bagi siapa saja yang ingin singgah.
“Biasanya kaum adalah para keluarga sultan atau rakyat biasa yang diangkat oleh sultan (pemerintah) jadi keluarga sultan untuk dipekerjakan di Masjid Agung,” jelas Nurdin, saat berbincang dengan Merdeka Bandung, Senin (9/11).
Menurutnya, di setiap masjid agung selalu ada tempat bernama kaum. Kaum sendiri tugasnya memelihara masjid. Mereka adalah sekelompok orang yang berada di lingkungan masjid seperti muazin, khotib, dan pemelihara masjid lainnya.
Para kaum biasanya mendapat honor dari sumbangan-sumbangan yang didapat masjid, iuran parkir, kantin, dan lainnya.
“Jalan Dalem Kaum di Bandung juga adanya di dekat Masjid Agung. Dalem kan artinya abdi dalem yang dipekerjakan sebagai kaum atau marboth, yaitu pemelihara masjid,” katanya.
Ia mengatakan, tempat-tempat yang menggunakan nama kaum banyak ditemukan di daerah lain tempat bermukimnya masyarakat Sunda. Contohnya di Masjid At Taqwa Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Agung Bandung.
Keberadaan kaum tidak lepas dari tata ruang tradisional masyarakat Jawa dan Sunda. Pusat-pusat kota dalam dua etnis tersebut memiliki tata ruang yang khas yang terdiri dari pendopo atau keraton, masjid agung, alun-alun, di samping masjid ada jalan bernama kaum atau dalem kaum, pohon beringin, pasar dan penjara.
“Tata ruang tersebut mudah ditemukan di Cirebon, Sumedang, dan daerah lainnya termasuk di Bandung,” ujarnya.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,
Baca SelengkapnyaPenduduk desa di sini 90% adalah orang Sunda dan pendukung setia Persib.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan sebuah perkampungan Jawa di Thailand, kampung itu memiliki masjid yang bernama Jawa Mosque.
Baca SelengkapnyaPada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu, jalan ini pun sempat viral karena namanya yang sulit diucapkan.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaDi Kecamatan Leuwimunding terdapat 12 pesantren, 16 masjid, dan juga 378 musala sebagai penunjang destinasi religi
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulu sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaMasjid itu sudah eksis bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Kampung Batik Jetis Sidoarjo yang sudah eksis lebih dari 300 tahun silam. Munculnya para pembatik andal berawal dari komunit jemaah masjid.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki kesamaan dengan Masjid Agung Palembang pada segi arsitektur.
Baca SelengkapnyaPada akhir tahun 1960-an, menu gulai kambing itu sudah menjadi tradisi khas di Masjid Gedhe Kauman.
Baca Selengkapnya