Ayo ikut pengajian sastra di Bandung
Merdeka.com - Tiap bulan, di Bandung ada acara pengajian sastra lo. Acara ini biasa digelar Majelis Sastra Bandung alias MSB, yaitu komunitas berisi para pecinta sastra. Pengajian sastra ini diikuti berbagai komunitas-komunitas sastra lain yang ada di Bandung.
Pengajian sastra MSB berisi pembacaan puisi, bedah karya, diskusi buku sastra baru terbit, buku puisi, cerpen, novel, filsafat, sejarah sastra, dan lainnya. Tidak jarang mereka mengundang sastrawan senior untuk sharing ilmu. Sastrawan yang pernah diundang di antaranya penulis novel Ca Bau Kan, Remy Sylado.
Salah satu pegiat MSB, Ratna M Rochiman, menuturkan hampir semua perwakilan komunitas sastra di Bandung rutin menghadiri acara pengajian sastra bulanan. Di antaranya Komunitas Arena Studi Apresiasi Sastra (Asas) UPI, Komunitas Mahasiswa Pecinta Sastra (Sasaka), Komunitas Sastra UIN dan lainnya.
-
Apa topik pengajian ? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Bagaimana Toko Buku Bandung menarik pengunjung? Caranya adalah dengan membuat kondisi toko buku seramah mungkin bagi pengunjung, termasuk menghadirkan aneka jenis buku dengan harga terjangkau agar semakin banyak menarik para pembaca buku dalam mencari buku favoritnya.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata sastra? Kata-kata sastra Indonesia yang puitis dan bijak kerap mempunyai kekuatan yang mampu menyentuh hati. Kebanyakan seluruh kalimatnya tersusun dengan penuh keindahan serta kebijaksanaan.
-
Dimana pengajian diadakan? Beberapa jamaah pengajian diundang untuk berdoa dalam acara tersebut, yang diselenggarakan di rumah Thariq.
-
Bagaimana cara penulis puisi memperkaya karyanya dengan bahasa? Gaya bahasa mencakup berbagai aspek, termasuk arti kata, citra, perumpamaan, serta simbol dan alegori.
-
Bagaimana membacanya? Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau disebut satu alif, contohnya:كتَا بٌ - يَقُوْلُ - سمِيْعٌ
“Alhamdulillah kita dapat ilmu menulis, bahkan MSB membuat kita dikenal sebagai siapa, juga silaturahmi dengan teman-teman dari komunitas lain,” kata Ratna, saat ditanya kesan mengikuti MSB, kepada Merdeka Bandung Kamis (8/10).
Ratna bergabung dengan MSB sejak 2010. MSB sudah seperti keluarga baginya. Sesama anggota menjalin persaudaraan. “Saking dekatnya kita seperti keluarga, kita merasa nyaman sebagaimana dengan saudara sedarah,” katanya.
Pengajian sastra MSB tidak dipatok jadwal yang jelas, bisa awal bulan, bisa pertengahan ataupun akhir bulan. Info pengajian disebar melalui media sosial facebook dan twitter. Sedangkan tempat pertemuan berlangsung fleksibel. MSB sudah dua tahun ini bergerilya, menggelar pengajian dari satu tempat ke tempat lainnya. Sebelumnya mereka bermarkas di Kebon Seni Taman Sari Bandung, di lahan parkir Kebon Binatang Bandung.
Bulan lalu MSB menggelar halal bisastra, berkaitan dengan lebaran. Buku yang dibedah adalah kumpulan carita pondok (cerita pendek) Angin Tepis Wiring. Dalam sekali pengajian dihadiri 50 sampai 100 orang, kebanyakan anak muda.
Menurutnya, geliat anak muda Bandung terhadap sastra cukup baik. “Geliatnya cukup bagus, selalu ada orang baru setiap ada pengajian meski jumlahnya tidak banyak banget, tapi selalu ada,” tuturnya.
MSB sendiri bukan organisasi yang terstruktur rigid. Komunitas ini ini sangat cair, tidak pernah mencatat jumlah anggota. Menurut dia, sebagaimana namanya MSB adalah majelis atau muara pertemuan semua orang atau komunitas pecinta sastra.
Majelis Sastra Bandung berdiri di Gedung Indonesia Menggugat, 25 Januari 2009. Pendirinya para seniman Bandung yakni penyair Matdon, Dedy Koral, Aendra Medita, Hermana HMT, Hanief, Ayi Kurnia, dan Yusef Muldiyana. Pengajian sastra menjadi aktivitas rutin komunitas ini. Tujuannya menggali kembali gairah para penyair muda Bandung terhadap sastra, khususnya puisi.
Rois Amr MSB, Matdon, mengatakan pendirian majelis ini dilatarbelakangi meredupnya ruang diskusi sastra di Bandung. Padahal Bandung memiliki banyak penyair muda potensial. Sebagian mereka berkarya secara gerilya, sebagian berhasil menembus dunia kepenyairan, namun sebagian lagi tak menggembirakan.
Ia berharap program rutin pengajian sastra membuat para penyair muda mau berdarah-darah atau serius berkarya. “Seorang manusia akan diakui eksistensinya dengan berkarya,” tandasnya.
Beberapa buku kumpulan para penyair MSB sudah diterbitkan, yang terbaru adalah "Menulis Puisi Lagi" yang terbit bertepatan dengan ulang tahun MSB yang ke-6 pada 20 Januari 2015.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampung Literasi Cinambo memang dibuat secara nyaman agar berliterasi terasa menyenangkan.
Baca SelengkapnyaMelalui festival ini, Ipuk berharap agar anak-anak muda tetap bangga berbahasa daerah.
Baca SelengkapnyaRatusan penyair dan penulis dari seluruh Indonesia dan sejumlah negara berkumpul di Banyuwangi untuk mengikuti Jambore Sastra Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaSalah satu masukan terkait Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra
Baca SelengkapnyaFestival Sastra Kota Malang kali ini banyak membahas tentang wisata kuliner legendaris
Baca SelengkapnyaBerdirinya bangunan ini menjadi bentuk kegelisahan Taufiq Ismail karena budaya membaca di Indonesia rendah.
Baca SelengkapnyaDamiri Mahmud, seorang penyair dan sastrawan putra Provinsi Sumatra Utara.
Baca SelengkapnyaHari Buku Sedunia dirayakan setiap tanggal 23 April.
Baca SelengkapnyaPenyuluhan ini dirancang dengan semenarik mungkin, menyajikan berbagai aktivitas pembelajaran seperti membaca dongeng bersama, tanya jawab
Baca SelengkapnyaSetiap tanggal 14 September diperingati sebagai Hari Kunjung Perpustakaan. Ini daftar Perpus dengan koleksi terbaik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBelajar budaya nggak harus mahal, datang saja ke Teras Sunda Cibiru.
Baca SelengkapnyaHari Perpustakaan Nasional yang diperingati setiap 17 Mei untuk merayakan dan menghormati peran perpustakaan sebagai pusat pengetahuan.
Baca Selengkapnya