Bandung Foodtruck, komunitasnya dapur berjalan di Bandung
Merdeka.com - Bandung seolah tidak pernah ada habisnya untuk urusan kuliner. Di kota ini selalu ada saja inovasi-inovasi baru seputar dunia kuliner.
Tak hanya untuk urusan kuliner, Bandung juga tersohor dengan beragam komunitasnya. Komunitas Foodtruck Bandung menjadi salah satu komunitas yang menggabungkan kedua unsur tersebut.
Foodtruck sendiri dalam bahasa Indonesia berarti dapur berjalan. Jika pada umumnya orang berjualan dilakukan di tempat yang menetap, seperti restoran, kedai, kafe, maka tidak demikian dengan yang dilakukan di komunitas ini. Para pengusaha kuliner di komunitas menjalankan usahanya dengan menggunakan mobil telah dimodifikasi secara khusus untuk aktivitas berjualan. Sehingga semua aktivitas mulai dari menjajakan makanan hingga memasak dilakukan di dalam kendaraan.
-
Apa organisasi modern pertama di Indonesia? Pada tahun 1903, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) DI Batavia. Lima tahun kemudian yakni pada tahun 1908, Soetomo bersama kawan-kawannya di STOVIA mendirikan organisasi modern pertama di Indonesia yang diberi nama Budi Utomo.
-
Kapan Indonesia merdeka? Kapan Indonesia merdeka?Jawaban: 17 Agustus 1945
-
Kapan Hari Kemerdekaan Indonesia? Pada bulan tersebut ada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang dirayakan setiap tanggal 17 Agustus.
-
Dimana komunitas ini berlokasi? Komunitas yang terletak di Jalan Balaputera Dewa, No. 16 Wanurejo Borobudur ini memilih BRI sebagai alat transaksi pembayaran untuk para pengunjung bahkan anggotanya.
-
Kapan Kampung Adat berdiri? Di tempat ini memiliki kurang lebih 76 rumah adat yang tertata rapi dalam satu kawasan yang sudah ada sejak abad ke-16 sampai 17 yang terdiri dari 6 suku.
Komunitas ini sendiri resmi berdiri pada 3 Maret 2014. Komunitas menjadi wadah bagi para pengusaha kuliner di Kota Bandung.
"Awalnya kami masih melakukan aktivitas berjualan masing masing. Kami ketemu pas acara pertama Braga Culinery Night January 2014 dan kami belum saling kenal. Dari situ kemudian kami mulai sering ketemu dan mulai tercetus ide untuk mendirikan komunitas Bandung Foodtruck hingga akhirnya berdiri 3 Maret 2014," ujar Ketua Komunitas Bandung Foodtruck Rezha Noviana.
Awalnya anggota di komunitas masih beberapa, karena memang pengusaha kuliner yang bergerak di bidang ini masih jarang. Namun seiring berjalannya waktu ternyata banyak juga pengusaha kuliner 'foodtruck' di Kota Bandung dan akhirnya bergabung. Saat ini tercatat ada sekitar 30 anggota di komunitas ini.
Dalam menjalankan aktivitas berdagangnya, orang-orang di komunitas selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain alias nomaden. Barang tentu kendaraan roda empat mereka dijadikan sebagai lapak-lapak berjualan.
Untuk menarik para pengunjung mereka memodifikasi kendaran mereka seunik mungkin. Paduan warna warni yang meriah menjadi ciri khas mereka. Namun uniknya masing masing memiliki karakteristik khas masing masing.
Masing-masing anggota komunitas menawarkan beraneka mulai dari makanan tradisonal hingga modern. Sebut saja cireng, kue cubit, ketan, susu murni dan beragam produk lain.
Untuk mempermudah pembeli mengetahui produk yang dijual, mobil-mobil mereka dilengkapi dengan papan nama yang menjadi ciri khas. Nama-nama itu seperti Wildwings, Dim Sum Soe, Bobogi drinks & dessert, Bakso Balap, Cuppa Joe Coffe, Breadpit Corner, Cireng Galing Nyi Sinden dan lainnya.
“Masing masing anggota punya ciri khasnya masing-masing dan produk yang ditawarkan juga berbeda beda.,” kata Rezha.
Komunitas Bandung Foodtruck sering diundang ke berbagai acara tentunya untuk berdagang. Undangan tak hanya datang dari Bandung tetapi juga hingga ke luar kota seperti Karawang, Cirebon, Jakarta hingga ke Tegal.
"Jadi kalo ada acara kami sering konvoi, jalan bareng. Justru serunya di situ kalau ada acara. Dan di sini meski kami jualan, rasa kekeluargaannya itu terasa sekali," ucap Rezha.
Untuk memudahkan para pecinta kuliner menemukan keberadaan mereka, komunitas ini memiliki akun media sosial. Masyarakat dapat melacak keberadaan mereka di akun media sosial. Untuk twitter akun @BDGfoodtruck dan untuk instagram bdgfoodtruck.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada 140 lapak kuliner, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat tersedia dengan harga yang terjangkau.
Baca SelengkapnyaSosok Mardiah bukan sekadar pelaku usaha camilan ringan. Dia seperti duta pengentasan kemiskinan perkotaan dari Cipedak.
Baca SelengkapnyaDepot ini dibangun dengan dedikasi tinggi satu keluarga
Baca SelengkapnyaBakso aci Garut jadi kuliner otentik yang disukai banyak orang.
Baca SelengkapnyaSalah satu kunci keberhasilan Dapur Chaca adalah komitmen mereka terhadap kualitas.
Baca SelengkapnyaUngu jadi warna favorit sebagian orang. Namun pernahkah melihat komunitas perempuan pencinta warna ungu?
Baca SelengkapnyaKedai piza tersebut memang berkonsep street food. Alat masak dan tungku akan tetap aman walau berada di atas motor.
Baca SelengkapnyaBang Madun merasa tak terima dengan hasil review jujur food vlogger Aa Juju hingga sosoknya viral bikin penasaran.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan Money Heist yang memiliki alur cerita perampokan bank, para pemuda asal Bandung ini 'merampok' warteg dan membagikannya kepada orang yang membutu
Baca SelengkapnyaTernyata sudah sejak zaman Belanda, Bandung dikenal sebagai surganya kuliner.
Baca SelengkapnyaAsal usul nama kocok sendiri berasal dari proses memasaknya, mi direbus di dalam centong lalu dikocok-kocok di air mendidih.
Baca SelengkapnyaPenduduk desa di sini 90% adalah orang Sunda dan pendukung setia Persib.
Baca Selengkapnya