Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bandung Foodtruck, komunitasnya dapur berjalan di Bandung

Bandung Foodtruck, komunitasnya dapur berjalan di Bandung Foodtruck. ©2015 Merdeka.com/Dian

Merdeka.com - Bandung seolah tidak pernah ada habisnya untuk urusan kuliner. Di kota ini selalu ada saja inovasi-inovasi baru seputar dunia kuliner.

Tak hanya untuk urusan kuliner, Bandung juga tersohor dengan beragam komunitasnya. Komunitas Foodtruck Bandung menjadi salah satu komunitas yang menggabungkan kedua unsur tersebut.

Foodtruck sendiri dalam bahasa Indonesia berarti dapur berjalan. Jika pada umumnya orang berjualan dilakukan di tempat yang menetap, seperti restoran, kedai, kafe, maka tidak demikian dengan yang dilakukan di komunitas ini. Para pengusaha kuliner di komunitas menjalankan usahanya dengan menggunakan mobil telah dimodifikasi secara khusus untuk aktivitas berjualan. Sehingga semua aktivitas mulai dari menjajakan makanan hingga memasak dilakukan di dalam kendaraan.

Komunitas ini sendiri resmi berdiri pada 3 Maret 2014. Komunitas menjadi wadah bagi para pengusaha kuliner di Kota Bandung.

"Awalnya kami masih melakukan aktivitas berjualan masing masing. Kami ketemu pas acara pertama Braga Culinery Night January 2014 dan kami belum saling kenal. Dari situ kemudian kami mulai sering ketemu dan mulai tercetus ide untuk mendirikan komunitas Bandung Foodtruck hingga akhirnya berdiri 3 Maret 2014," ujar Ketua Komunitas Bandung Foodtruck Rezha Noviana.

Awalnya anggota di komunitas masih beberapa, karena memang pengusaha kuliner yang bergerak di bidang ini masih jarang. Namun seiring berjalannya waktu ternyata banyak juga pengusaha kuliner 'foodtruck' di Kota Bandung dan akhirnya bergabung. Saat ini tercatat ada sekitar 30 anggota di komunitas ini.

Dalam menjalankan aktivitas berdagangnya, orang-orang di komunitas selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain alias nomaden. Barang tentu kendaraan roda empat mereka dijadikan sebagai lapak-lapak berjualan.

Untuk menarik para pengunjung mereka memodifikasi kendaran mereka seunik mungkin. Paduan warna warni yang meriah menjadi ciri khas mereka. Namun uniknya masing masing memiliki karakteristik khas masing masing.

Masing-masing anggota komunitas menawarkan beraneka mulai dari makanan tradisonal hingga modern. Sebut saja cireng, kue cubit, ketan, susu murni dan beragam produk lain.

Untuk mempermudah pembeli mengetahui produk yang dijual, mobil-mobil mereka dilengkapi dengan papan nama yang menjadi ciri khas. Nama-nama itu seperti Wildwings, Dim Sum Soe, Bobogi drinks & dessert, Bakso Balap, Cuppa Joe Coffe, Breadpit Corner, Cireng Galing Nyi Sinden dan lainnya.

“Masing masing anggota punya ciri khasnya masing-masing dan produk yang ditawarkan juga berbeda beda.,” kata Rezha.

Komunitas Bandung Foodtruck sering diundang ke berbagai acara tentunya untuk berdagang. Undangan tak hanya datang dari Bandung tetapi juga hingga ke luar kota seperti Karawang, Cirebon, Jakarta hingga ke Tegal.

"Jadi kalo ada acara kami sering konvoi, jalan bareng. Justru serunya di situ kalau ada acara. Dan di sini meski kami jualan, rasa kekeluargaannya itu terasa sekali," ucap Rezha.

Untuk memudahkan para pecinta kuliner menemukan keberadaan mereka, komunitas ini memiliki akun media sosial. Masyarakat dapat melacak keberadaan mereka di akun media sosial. Untuk twitter akun @BDGfoodtruck dan untuk instagram bdgfoodtruck.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengunjungi Basemen Alun-alun Kota Bandung yang Jadi Spot Kuliner Baru, Suguhkan 140 Lapak Makanan
Mengunjungi Basemen Alun-alun Kota Bandung yang Jadi Spot Kuliner Baru, Suguhkan 140 Lapak Makanan

Ada 140 lapak kuliner, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat tersedia dengan harga yang terjangkau.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mardiah, 'Duta' Pengentasan Kemiskinan Perkotaan dari Cipedak
Mengenal Mardiah, 'Duta' Pengentasan Kemiskinan Perkotaan dari Cipedak

Sosok Mardiah bukan sekadar pelaku usaha camilan ringan. Dia seperti duta pengentasan kemiskinan perkotaan dari Cipedak.

Baca Selengkapnya
Dulu Jualan di Pinggir Jalan Sering Rugi saat Dikejar Satpol PP, Depot Nasi Campur di Surabaya Kini Punya 9 Cabang
Dulu Jualan di Pinggir Jalan Sering Rugi saat Dikejar Satpol PP, Depot Nasi Campur di Surabaya Kini Punya 9 Cabang

Depot ini dibangun dengan dedikasi tinggi satu keluarga

Baca Selengkapnya
Sejarah Bakso Aci Garut, Sudah Ada sejak Zaman Penjajahan Belanda
Sejarah Bakso Aci Garut, Sudah Ada sejak Zaman Penjajahan Belanda

Bakso aci Garut jadi kuliner otentik yang disukai banyak orang.

Baca Selengkapnya
Kisah Ahmad, Penjual Kue Tradisional dari Kontrakan Hingga Punya 32 Karyawan
Kisah Ahmad, Penjual Kue Tradisional dari Kontrakan Hingga Punya 32 Karyawan

Salah satu kunci keberhasilan Dapur Chaca adalah komitmen mereka terhadap kualitas.

Baca Selengkapnya
Serba Ungu, Komunitas Ibu-Ibu Satu Ini Curi Perhatian Publik
Serba Ungu, Komunitas Ibu-Ibu Satu Ini Curi Perhatian Publik

Ungu jadi warna favorit sebagian orang. Namun pernahkah melihat komunitas perempuan pencinta warna ungu?

Baca Selengkapnya
Potret Unik Penjual Piza di Bandung, Masaknya di Tungku Besar di Atas Motor
Potret Unik Penjual Piza di Bandung, Masaknya di Tungku Besar di Atas Motor

Kedai piza tersebut memang berkonsep street food. Alat masak dan tungku akan tetap aman walau berada di atas motor.

Baca Selengkapnya
Ini Sosok Bang Madun Pemilik Warung Nyak Kopsah yang Viral
Ini Sosok Bang Madun Pemilik Warung Nyak Kopsah yang Viral

Bang Madun merasa tak terima dengan hasil review jujur food vlogger Aa Juju hingga sosoknya viral bikin penasaran.

Baca Selengkapnya
Aksi Para Pemuda Berbagi Makanan saat Sahur Ini Curi Perhatian, Bak Adegan di Serial Money Heist
Aksi Para Pemuda Berbagi Makanan saat Sahur Ini Curi Perhatian, Bak Adegan di Serial Money Heist

Berbeda dengan Money Heist yang memiliki alur cerita perampokan bank, para pemuda asal Bandung ini 'merampok' warteg dan membagikannya kepada orang yang membutu

Baca Selengkapnya
Ini Menu Kuliner Malam di Kota Bandung Zaman Kolonial Belanda
Ini Menu Kuliner Malam di Kota Bandung Zaman Kolonial Belanda

Ternyata sudah sejak zaman Belanda, Bandung dikenal sebagai surganya kuliner.

Baca Selengkapnya
Jadi Saingan Makanan Belanda Sejak Abad ke-20, Ini Asal Usul Mi Kocok Khas Bandung
Jadi Saingan Makanan Belanda Sejak Abad ke-20, Ini Asal Usul Mi Kocok Khas Bandung

Asal usul nama kocok sendiri berasal dari proses memasaknya, mi direbus di dalam centong lalu dikocok-kocok di air mendidih.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik Desa Sinar Bandung di Lampung, Warganya 90% Sunda dan Pendukung Setia Persib
Kisah Unik Desa Sinar Bandung di Lampung, Warganya 90% Sunda dan Pendukung Setia Persib

Penduduk desa di sini 90% adalah orang Sunda dan pendukung setia Persib.

Baca Selengkapnya