Baru dibuka, bisnis sewa payung di China sudah rugi jutaan yuan
Merdeka.com - Sharing E Umbrella, sebuah perusahaan penyewaan payung yang baru berdiri bulan April 2017 lalu berada di ambang kebangkrutan karena kehilangan ratusan ribu payung yang mereka miliki. Penyebabnya hanya satu, para pelanggan di China belum siap dengan sistem sharing economy.
Perusahaan yang berbasis di Shenzen ini sudah menyebarkan 300.000 buah payung di 11 kota besar di China, termasuk Shanghai, Nanjing dan Guangzhou. Payung ditempatkan di stasiun-stasiun bis dan kereta bawah tanah untuk memudahkan pelanggan yang hendak menyewa. Calon pelanggan tinggal melakukan deposit 19 yuan dan mereka bisa menggunakan payung sewaan dengan tarif 0,5 yuan per setengah jam.
-
Siapa yang kehilangan uang? Cerita Korban Ferry Setiawan (36), warga Kelurahan Sidokumpul, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menceritakan apa yang ia alami.
-
Siapa yang kehilangan harta karena masalah utang? Keluarga Pulitzer sempat masuk dalam daftar keluarga terkaya berkat bisnis media dan percetakannya. Namun hal ini harus berubah saat keluarga ini didera kesulitan lilitan utang hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Padahal di tahun 1982, keluarga Pulitzer memiliki kekayaan bersih yang mencapai angka USD 25 juta.
-
Kenapa David rugi puluhan juta di awal usaha? Rugi David menceritakan, kerugian terjadi saat dirinya hendak mengirim batu ke India. Namun, pihak ekspedisi mengembalikan lagi batu tersebut kepada David.'Akhirnya kami mengganti kerugian pembeli Rp22 juta,' ungkap David, dikutip dari Instagram @kominfotrenggalek, Jumat (23/2/2024)
-
Kenapa penjualan iPhone di China menurun? Setidaknya, terdapat dua alasan mengapa penjualan Apple di Tiongkok tersebut menurun.
-
Siapa yang rugi akibat baju bekas impor? Komite Ekonomi dan Industri Nasional nilai penjualan baju bekas impor ilegal dapat mematikan industri tekstil dan konveksi dalam negeri.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
Konsep bisnis berbasis sharing economy tengah menjamur di China. Mulai dari power bank, sepeda, hingga bola basket dikomersilkan dengan sistem sewa. Model bisnis seperti ini tidak hanya sederhana, tetapi juga dianggap memudahkan dan hemat bagi konsumen.
Sayangnya, sharing economy untuk bisnis penyewaan barang yang sulit dipantau seperti sepeda dan payung bisa menyebabkan masalah yang dialami Sharing E Umbrella. Kebijakan pengembalian dan kurangnya kesadaran dari pengguna jasa penyewaan mengakibatkan sebagian besar payung hilang. Umumnya mereka malas mengembalikan payung atau meletakkannya secara sembarangan. Karena hal ini, Sharing E Umbrella mengalami kerugian sebesar 60 yuan untuk setiap payung yang hilang.
Sharing E Umbrella. ©2017 Sharing E Umbrella"Payung berbeda dari sepeda," kata Zhao Shuping, pendiri Sharing E Umbrella kepada situs berita ThePaper.cn. "Sepeda bisa diparkir di mana saja, tapi dengan payung Anda perlu gantungan atau pagar untuk meletakkannya."
Namun Zhao masih belum siap untuk menghentikan bisnisnya. Meskipun saat ini perusahaannya rugi besar-besaran, Sharing E Umbrella masih berencana untuk meraup 30 juta yuan pada akhir tahun ini. Mungkin bisnis ini bisa sukses jika perusahaan menerapkan sistem tracking yang baik untuk payung-payung yang disewakan. Menurut kamu bagaimana?
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak pengembang terlilit utang hingga gagal membayar utang dan menunda pembangunan proyek perumahan yang telah terjual sebelumnya.
Baca SelengkapnyaLebih dari setengah juta wisatawan dari daratan China mengunjungi Jepang.
Baca SelengkapnyaSetidaknya tiga rumah warga yang berada di Desa Cangkuang, Salamnunggal, dan Kandangmukti mengalami kerusakan akibat aksi tersebut
Baca SelengkapnyaKonsumen asal China ini melaporkan bahwa mobil listrik yang sudah dipesannya hingga sebulan rusak.
Baca SelengkapnyaStaf barang mewah itu bahkan menolak permintaan si wanita untuk meminta air minum, bahkan menatap sinis.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaZhu kini harus bersaing dengan semakin banyak orang China yang terjun ke industri transportasi online.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.
Baca SelengkapnyaMeskipun penjualan EV di China meningkat, prospek pendapatan produsen kendaraan listrik tetap suram karena persaingan harga yang ketat.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca Selengkapnya