Benarkah Gajah Mada moksa di Madakaripura?
Merdeka.com - Kematian Gajah Mada, sosok besar yang terkenal berhasil menyatukan nusantara di era Majapahit ini memang masih menjadi misteri hingga saat ini.
Dalam perjalanan merdeka.com ke objek Wisata Air Terjun Madakaripura, terlihat patung Gajah Mada yang megah langsung menyambut pengunjung yang datang. Menurut juru kunci Madakaripura, Suhardi, air terjun Madakaripura ini memang menjadi tempat Gajah Mada menghabiskan akhir hayatnya dengan bersemedi di air terjun ini.
Di gua dekat air terjun ini Gajah Mada sering bertapa dan menjadikannya sebagai tempat meditasi terakhir sebelum moksa atau menghilang secara spiritual dan fisik dari muka bumi.
-
Dimana lokasi Air Terjun Madakaripura? Memiliki ketinggian sekitar 200 meter dan dikelilingi oleh tebing-tebing curam yang hijau. Keindahannya yang memukau membuatnya menjadi salah satu air terjun paling indah di Indonesia namun masih banyak yang belum mengetahuinya, lho.
-
Mengapa Air Terjun Madakaripura menarik? Air terjun ini memiliki pesona magis yang begitu kuat. Diketahui, Air Terjun Madakaripura menjadi tempat bertapa Patih Gadjah Mada untuk terakhir kalinya sebelum moksa.
-
Di mana Gajah Mada sering memandikan kerbau? Sendang Krapyak Di tempat ini dulu Gajah Mada sering memandikan kerbau-kerbaunya.
-
Siapa yang pernah singgah di Mata air Campaka? Selain memiliki keindahan yang luar biasa, mata air Campaka ini pernah disinggahi Sunan Kalijaga. Informasi ini turut dibenarkan oleh pengelola objek wisata, Dena Firmansyah.
-
Siapa yang memberi nama air terjun ini? Resi Darmo mengabadikannya menjadi nama air terjun 'Roro Kuning.'
-
Siapa yang bertapa di Air Terjun Kakek Bodo? Konon, ada seorang kakek yang rela meninggalkan kemewahan hidup untuk menjalani kehidupan sederhana dan suci di hutan.
Selain itu, dalam Kidung Sunda Pupuh ke tiga juga disebutkan jika Gajah Mada melakukan moksa atau menghilang.
Dalam Pupuh ke tiga tersebut dijelaskan bahwa Prabu Hayam Wuruk merasa cemas setelah menyaksikan peperangan Bubat antara pasukan Majapahit yang dipimpin Gajah Mada dengan pasukan Kerajaan Sunda.
Hayam Wuruk kemudian menuju ke pesanggaran putri Sunda. Tetapi putri Sunda ditemukan sudah dalam kondisi tewas. Maka prabu Hayam Wuruk pun meratapinya karena ingin dipersatukan dengan wanita idamannya itu.
Setelah itu, upacara untuk menyembahyangkan dan mendoakan para arwah dilaksanakan. Tidak selang lama, maka mangkatlah pula prabu Hayam Wuruk yang merana.
Setelah dia diperabukan dan semua upacara keagamaan selesai, maka berundinglah kedua paman Hayam Wuruh (Raja Kahuripan dan raja Daha). Mereka pun sepakat menyalahkan Gajah Mada atas malapetaka Bubat. Maka mereka ingin menangkapnya dan membunuhnya.
Kemudian bergegaslah mereka datang ke kepatihan dengan membawa pasukan. Saat itu patih Gajah Mada sadar bahwa waktunya telah tiba. Maka dia mengenakan segala upakara (perlengkapan) upacara dan melakukan yoga samadi. Setelah itu dia menghilang (moksa) tak terlihat menuju ketiadaan (niskala).
Lalu benarkah Gajah Mada moksa di Madakaripura? Hingga kini belum ada bukti kuat yang mendukungnya.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lokasi ini konon jadi tempat pertapaan Raja Prabu Siliwangi.
Baca SelengkapnyaKolam ini juga saksi berdirinya Kerajaan Majapahit.
Baca SelengkapnyaPembersihan patung Buddha Tidur ini dilakukan menjelang perayaan Hari Raya Waisak, pada 23 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaTerletak di dekat telaga yang airnya sangat bening
Baca SelengkapnyaTempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.
Baca SelengkapnyaGua ini dibangun oleh warga biasa jauh sebelum masa Kerajaan Majapahit.
Baca SelengkapnyaDi dalam petilasan ini terdapat sebuah batu besar yang digunakan sebagai tempat bertapa Panembahan Senopati
Baca SelengkapnyaHingga kini, masih banyak orang yang melakukan pertapaan di sana.
Baca SelengkapnyaMakam itu merupakan persemayaman Raja Amangkurat I yang merupakan anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo
Baca SelengkapnyaHingga kini, kompleks makam ini jadi salah satu yang dianggap sakral oleh masyarakat
Baca SelengkapnyaTuk Sikopyah merupakan mata air keramat di lereng Gunung Slamet. Keberadaannya begitu penting karena menjadi sumber kehidupan warga.
Baca Selengkapnya