Bermodal pecel, Murtini berhasil hidupi kelima anaknya
Merdeka.com - Murtini adalah sosok wanita tegar yang berhasil menghidupi kelima anaknya dari berjualan nasi pecel. Lahir pada 7 Agustus 1941 di Pare, Kediri, Murtini kemudian mendirikan warung nasi pecel Bu As pada tahun 1978.
Bakat memasak Murtini diwarisi dari ibunya, Masripah - biasa disapa Bu As - yang kerap mengajaknya berjualan di depan rumah. Sejak kecil, Murtini sudah diajak ibunya berjualan beraneka panganan, seperti pecel dan jajanan pasar. Selain makanan, ibu Murtini juga menjajakkan kebutuhan anak-anak, misalnya alat gambar, buku tulis, pensil, dan lain-lain.
Nasi sambal pecel Kediri buatan MurtiniMurtini kecil bukan lagi anak manja yang hanya bisa merengek minta dibelikan mainan. Kehidupan telah menempanya dengan sangat baik. Sang suami yang kala itu hanya bekerja sebagai supir truk, membuat Murtini memutar otak untuk mencari tambahan pemasukan. Terlebih, keluarga Murtini bukan tergolong keluarga kecil, melainkan besar. Untuk memenuhi kebutuhan kelima anaknya, Murtini harus ikut membanting tulang bersama suaminya.
-
Apa bisnis sukses yang dijalankan Mulyani? Saat ini, bisnis kue milik Dea terbilang sukses. 'Sekarang ada 36 cabang, karyawannya ratusan orang,' ujar Mulyani, dikutip dari YouTube PecahTelur.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
-
Mengapa Ibu Mardini menjadi perajin gula semut? 'Nggak ada penghasilan sehari-hari lain. Cuma itu yang ada di Kampung Semen ini. Uangnya buat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak,' kata Ibu Mardini dikutip dari kanal YouTube Pecah Telur.
-
Siapa yang biasanya disebut pejuang nafkah keluarga? Sungguh mulia orang yang tidak pernah mengeluh ketika berjuang mencari nafkah untuk keluarganya.
-
Siapa orang tua Sri Mulyani? Ia adalah anak ketujuh dari pasangan Prof. Satmoko dan Prof. Retno Sriningsih Satmoko.
-
Bagaimana Mulyani menjual kue? 'Kuenya orang lain tapi, saya ambil di bakery, terus ambil di beberapa teman yang ibu rumah tangga. Ini enak kue susnya, yang ini enak lempernya, saya buat pricelist. Zaman dulu kan enggak ada WA, enggak ada IG, jadi jalan. Iya jalan keliling ke instansi ke sekolah bawa kue,'
Beruntung racikan sambal pecel khas Kediri yang dibuat oleh Murtini menjadi primadona di kampungnya. Sambal pecel buatannya ternyata disukai oleh para tetangga dan warga di sekitar kampungnya. Pamor nasi pecel Murtini pun serta-merta naik daun dan menyebar ke seluruh kampung. Meski pemasukan yang didapatnya dari berjualan pecel tidak seberapa, Murtini tetap bisa membantu suami mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Warung nasi pecel Bu As didirikan Murtini sejak tahun 1978"Kalau dipikir-pikir, ini mungkin mustahil, bisa menyekolahkan lima anak hanya dengan modal berjualan pecel. Tapi ternyata ya bisa atas kehendak yang di atas," pungkas Murtini, ketika ditemui merdeka.com di kediamannya di Jalan Lawu 47, Pare, Kediri (15/9).
Selain berjualan nasi sambal pecel, warung Murtini juga mengusung menu lain, yakni nasi sambal Tumpang. Penyajian nasi sambal pecel dan nasi sambal Tumpang sebetulnya tak jauh beda. Sambal Tumpang adalah makanan khas Kediri yang terbuat dari tempe bosok atau tempe yang telah dibusukkan, lalu dimasak dengan bermacam-macam bumbu. Seporsi nasi pecel biasanya berisi tahu, tempe, sayur-mayur (kenikir, kangkung, sawi putih, dan kacang panjang), dan peyek. Untuk sambal, pelanggan ditawarkan tiga pilihan, yaitu sambal pecel, Tumpang, atau kedua-duanya.
Nasi sambal pecel Murtini kini dibanderol Rp 4.000-6.000 per porsiCobaan terberat yang harus dihadapi Murtini terjadi pada tahun 1983, saat suaminya tak lagi bekerja. Untuk bisa terus menyambung hidup keluarganya, Murtini dibantu suami kemudian berjualan pecel dari pagi hingga larut malam. Anak-anak Murtini juga ikut turun tangan dan membantu orang tua mereka berjualan pecel. Mulai pukul 16.00 sampai 24.00, dapur Murtini sudah mengebul. Ada yang bertugas menggoreng peyek, menghaluskan bumbu kacang, dan memetik sayur. Pekerjaan melelahkan itu lalu dilanjutkan kembali pada pukul 03.30, saat Murtini dan suaminya menata pecel yang akan dijual.
Kebersamaan Murtini dan suami menemui titik akhir pada tahun 30 Desember 2002, ketika belahan jiwanya itu kembali pada Sang Pencipta. Sendirian menapaki hidup, Murtini tidak ingin menyerah begitu saja. Kini, warung nasi pecel Bu As yang telah dirintis Murtini sejak lama, diwariskan kepada putrinya, Yuli. Walau begitu, Murtini tetap tidak ingin menganggur dan bermalas-malasan di usianya yang sudah menginjak kepala tujuh. Murtini pun hingga kini tetap membantu Yuli menyiapkan nasi pecel dan melayani pelanggan setianya. (mdk/des)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah asanya membuat rumah, tabungan usaha miliknya direlakan jadi pelunas utang sang ibunda.
Baca SelengkapnyaLesti bersyukur dan merasa beruntung punya sosok ibu hebat yang tak pernah menuntut anaknya dalam segala hal.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha ayam kremes asal Klaten menceritakan kisahnya membangun usahanya dari nol sampai sukses.
Baca SelengkapnyaOrang tua yang berprofesi sebagai petani ini awalnya banyak menghadapi cibiran lantaran memiliki 10 anak.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaDi awal, dia hanya membuat adonan 5 kg per hari, kini meningkat 20 kali lipat.
Baca SelengkapnyaKisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaBegini cerita janda cantik sopir truk wanita yang rela banting tulang kerja di tambang demi nafkahi anaknya.
Baca SelengkapnyaMeski di awal berjualan dia sempat dicemooh, Suwarni enggan ambil pusing.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, viral seorang ibu yang sukses membesarkan sendiri 6 anaknya menjadi orang sukses. Video ini pun membuat salut banyak orang.
Baca SelengkapnyaDari generasi ke generasi, usaha bubur ini turun-temurun, menjadi bukti ketekunan dan dedikasi keluarga dalam mempertahankan usaha ini.
Baca Selengkapnya