Buang karir sebagai chef, pria ini beri makan tunawisma di kotanya
Merdeka.com - Tak berlebihan rasanya menyebut pria ini sebagai malaikat. Pasalnya, selama 12 tahun terakhir dia telah mengabdikan hidup untuk membantu para tunawisma di India.
Dilaporkan Oddity Central, Narayanan Krishnan telah menyumbangkan 1,5 juta makanan untuk kaum tunawisma di negara tersebut. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang ditelantarkan keluarga masing-masing di usia senja atau karena gangguan mental.
Meskipun ia berasal dari kasta terhormat dan memiliki masa depan cerah sebagai chef yang diakui dunia internasional, pria ini lebih memilih menghabiskan hidupnya untuk membantu orang-orang tak mampu.
-
Kenapa mantan manajer hotel ini banting setir? “Intinya saya dan suami keluar dari pekerjaan, dan ingin berhijrah,“ kata perempuan yang karib disapa Dian itu, mengutip laman Pemkot Tangerang, Jumat (28/7).
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Apa yang dilakukan pemilik restoran? 'Kami hanya menerima manusia dan hewan. Meskipun hanya kucing dan anjing sekalipun,' ujar pemilik toko.
-
Kenapa pria itu kabur dari pekerjaannya? 'Kerja tadinya, kerja proyek tapi nggak dibayar sudah sebulan. Yaudah kabur, nggak betah, lama-lama nggak betah,' kata pemuda tersebut kepada Polisi.
-
Bagaimana pria kaya ini hidup? Namun di tengah kekayaan yang dimiliki, dia mengaku telah hidup hemat sepanjang hidupnya.
-
Dimana pria itu bekerja? Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), insiden ini dengan cepat menjadi postingan tren teratas di platform media sosial China Weibo pada tanggal 19 September.
Sejak pukul 4 pagi, Krishnan dan para stafnya sudah membagi-bagikan makanan gratis yang dia masak sendiri. Dengan mobil van hasil sumbangan, dia menelusuri kota Madurai untuk mencari gelandangan dan pengemis yang membutuhkan makanan hangat. Setiap hari 400 bungkus makanan ia antarkan untuk mereka secara cuma-cuma.
Photo taken from Facebook
Photo taken from Boise State
Tak selalu ucapan terima kasih yang dia terima. Kadang dia juga mendapat perlakuan tak menyenangkan dari gelandangan dengan gangguan kejiwaan atau orang-orang yang menurutnya 'terlalu lapar untuk ingat bersikap ramah'. Semua itu tak menjadi masalah bagi Khrisnan, karena misi utamanya hanya memastikan mereka punya makanan untuk dimakan hari itu.
Photo taken from ABC News
Perbuatan mulia Krishnan dimulai pada tahun 2002, ketika dia pulang ke Madurai untuk mengunjungi kedua orang tuanya.
"Saya melihat seorang pria tua renta makan kotorannya sendiri. Ini sangat menyakitkan bagi saya. Setelah itu saya memberinya makanan dan memutuskan inilah yang harus saya lakukan sepanjang sisa hidup saya," tuturnya kepada CNN.
Malam itu saya berpikir, apa yang saya lakukan selama ini? Saya menjual sepiring nasi goreng seharga 10 Dollar di hotel di mana orang datang untuk makan demi fantasi, kesenangan, dan hiburan. Bukan karena kelaparan. Mereka hanya menyantap separuh bagian dan meninggalkan sisanya di piring."
Dalam satu minggu, Khrisnan menolak tawaran untuk bekerja di hotel bintang lima Swiss dan mengundurkan diri dari posisinya sebagai chef di Taj Hotels. Pada tahun 2003, dia mendirikan yayasan Akshaya Trust yang bertujuan memberikan makanan bagi warga tak mampu.
Yayasan tersebut hidup berkat sumbangan para donatur. Namun donasi yang didapat tidak cukup untuk menutup biaya penyediaan makanan yang harus dikeluarkan. Sisanya masih harus ditanggung Krishnan sendiri dengan penghasilan dari uang kontrakan rumah yang diwariskan oleh kakeknya.
Sementara untuk bertahan hidup, Krishnan terpaksa bergantung kepada orangtuanya. Tadinya mereka tidak menyetujui jalan hidup yang dia ambil.
"Mereka sangat sedih karena sudah mengeluarkan banyak uang untuk pendidikan saya. Saya meminta kepada Ibu, 'Ikutlah denganku, lihat sendiri apa yang aku kerjakan.' Setelah pulang ke rumah, ibu saya berkata, 'Kamu beri makan mereka semua, selama aku masih hidup, aku yang akan memberimu makan.'. Jadi saya hidup untuk Akshaya. Orang tua saya yang merawat saya."
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aji pernah berada dalam ekonomi yang sangat terpuruk hingga tak mampu menafkahi istri.
Baca SelengkapnyaPria ini tinggal di asrama perusahaan dan menggunakan perabotan bekas. Tidak itu saja, dia juga membatasi makannya dengan seirit mungkin.
Baca SelengkapnyaMenariknya, cuan dari bisnis peternakan sapi lebih banyak digunakan untuk membantu orang
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaCinta Kuya anak sulung dari pasangan Uya Kuya dan Astrid Khairunnisa sedang melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPNS putuskan resign dan pilih bagi-bagikan resep makanan secara gratis.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pemuda Garut yang terlantar di Bali.
Baca SelengkapnyaLangkahnya saat itu cukup ceroboh. Satu unit mobilnya dijual untuk membangun kedai kopi.
Baca SelengkapnyaKeluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaPria bernama Wakhid asal Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memilih untuk berhenti dari pekerjaannya di suatu perusahaan dan banting setir berternak ayam.
Baca SelengkapnyaMenjadi pemulung merupakan salah satu profesi yang dipilih oleh beberapa orang untuk membiayai hidup.
Baca Selengkapnya