Butuh 7 Tahun untuk hentikan tumbal mati di Patemon
Merdeka.com - Pemandian Patemon adalah salah satu objek wisata yang terdapat di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Keasrian dan kenyamanan pemandian ini memang sangat terasa saat pertama kali Anda memasuki area parkir. Dengan bermodalkan air dari sumber yang sangat jernih dan menyehatkan, bisa menjadi jaminan siapapun bakal betah berlama-lama berenang di Pemandian Patemon.
Di balik pembangunan pemandian ini, terdapat banyak cerita dari penduduk sekitar dan pengelola sendiri. Salah satu yang mencengangkan adalah adanya tumbal jiwa bagi yang berenang di kolam tersebut.
Diketahui, Pemandian Patemon resmi ditangani dan dikembangkan Pemerintah Daerah Tanggul pada tahun 1954. Pembangunan berjalan lancar. Akan tetapi beberapa tahun kemudian banyak terjadi hal ganjil yang cukup meresahkan masyarakat, yakni adanya tumbal jiwa. Dengan kata lain kolam ini sering menelan korban jiwa para pengunjungnya.
-
Bagaimana orang-orang di makam itu meninggal? Mereka ditemukan di bagian kota yang tidak memiliki karakteristik umum dari sebuah pemakaman, menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang dimakamkan di kuburan massal? Pak Darmadi mengatakan di sanalah letak kuburan massal para anggota PKI yang dieksekusi.
-
Siapa saja yang dimakamkan di sana? Di lahan itulah jenazah-jenazah tanpa identitas atau disebut juga Mr X dan mereka yang tidak diterima masyarakat lantaran terlibat aksi terorisme dikebumikan.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
Menurut kesaksian Indra Mertowijoyo selaku orang terdekat yang mengelola Pemandian Patemon, keseluruhan korban jiwa yang meninggal di sana adalah laki-laki. "Semua korban jiwa berjenis kelamin laki-laki. Entah bagaimana ceritanya, yang jelas seluruh korban tersebut sebenarnya bisa berenang dengan baik. Namun tiba-tiba kehilangan kemampuan berenang dan tenggelam sampai meninggal di dalam," ujar Indra.
Puncaknya pada tahun 1985, korban jiwa semakin banyak dan hal tersebut sempat membuat pemandian tersebut sepi pengunjung. Hingga akhirnya masyarakat setempat, termasuk Indra dan Sunarko selaku tim koordinator serta ahli waris tanah Patemon mengadakan 'slametan' (dalam bahasa Indonesia berarti melakukan semacam doa bersama).
Slametan dilakukan di sebuah mushola kecil yang terletak di tangah-tengah area Pemandian Patemon setiap malam jumat manis. Seluruh warga ikut dalam doa bersama untuk menghilangkan hal-hal negatif yang bersifat tumbal.
"Slametan itu ada, tumbal gak bisa langsung berhenti. Pokoknya pemandian ini benar-benar berhenti memakan korban jiwa itu sekitar tahun 1992. Berarti selama 7 tahun lamanya warga Patemon ini tidak berhenti memanjatkan doa kepada yang maha kuasa agar jauh dari hal-hal negatif," jelas Sunarko.
Hingga saat ini Pemandian Patemon tidak lagi memakan korban jiwa sejak tahun 1992. Memang ketika memasuki area wisata ini, Anda akan merasakan adanya aroma mistis yang sangat kuat. Saat pagi atau pun siang hari, Anda akan sesuatu yang berbeda dari pohon-pohon besar yang mengelilingi setiap sudut pemandian Patemon. Jika di siang hari saja sudah membuat bulu kuduk berdiri, bayangkan saja jika malam hari.
Menurut warga sekitar pemandian ini memang sangat 'wingit' dalam arti angker. Banyak orang yang mencari benda-benda pusaka namun bagi mereka yang bermaksud jelek dengan bertapa untuk mencari nomor togel misalnya, jangan harap selamat. Sebab menurut cerita, mereka yang mencari hal-hal ghoib dengan niatan buruk akan langsung dilempar dan ditenggelamkan oleh 'penunggu' Pemandian Patemon.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi belum bisa menyimpulkan penyebab tenggelamnya tujuh pemuda di Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaPolisi menilai keterangan para saksi dan hasil olah TKP sangat penting untuk mengungkap penyebab kematian para korban.
Baca SelengkapnyaTujuh jenazah usia belasan ditemukan di tiga titik lokasi berbeda, Minggu (22/
Baca SelengkapnyaPenyebab kematian tujuh jenazah masih dalam penyelidikan polisi.
Baca SelengkapnyaSemula, warga hendak mencari kucing, malah melihat sejumlah tubuh manusia mengambang di permukaan kali. Semula mengira hanya boneka ternyata manusia.
Baca SelengkapnyaTujuh orang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengambang di aliran Kali Bekasi, Jawa Barat pada Minggu (22/9).
Baca SelengkapnyaSetelah tujuh mayat dievakuasi dan dibawa ke RS Polri, kondisi tangan korban keriput, sudah membusuk dan masih memakai pakaian lengkap dan basah.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi memastikan penyebab tewasnya Dante bukan karena mengkonsumsi zat-zat berbahaya.
Baca SelengkapnyaBocah perempuan umur tujuh tahun ditemukan tewas tidak wajar lantaran diperkosa oleh AY pamannya.
Baca SelengkapnyaSeorang pria ditemukan tewas tenggelam di aliran kali di Kali Pesing, Jalan Kali Sekertaris, Kebon Jeruk Jakbar.
Baca SelengkapnyaEnam jasad ditemukan dengan jarak masing-masing satu sampai lima meter. Sedangkan satu jasad lainnya ditemukan berjarak sekitar 30 meter.
Baca SelengkapnyaTujuh remaja tewas saat kabur dari anggota kepolisian yang melakukan patroli.
Baca Selengkapnya