Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

China akan jadi pasar perjalanan domestik terbesar di dunia

China akan jadi pasar perjalanan domestik terbesar di dunia Ilustrasi Kota Terlarang di China. ©2014 Merdeka.com/Shutterstock/chungking

Merdeka.com - TripAdvisor, situs perjalanan terbesar di dunia dan The Boston Consulting Group (BCG), firma konsultan manajemen global, bersama-sama menerbitkan laporan baru mengenai industri perjalanan dan pariwisata yang berjudul Winning the Next Billion Asian Travellers – Starting with China.

Laporan ini menunjukkan bahwa sebelum tahun 2030 lebih dari 50% dari pertumbuhan lalu lintas dunia berasal dari Asia Pasifik dan 49% dari penumpang lalu lintas global akan berada di wilayah Asia Pasifik atau di antara wilayah tersebut, serta daerah lain di dunia.

Wisatawan dari China akan memegang porsi besar dari pertumbuhan ini – sekitar 40% dari wisatawan outbound Asia sebelum tahun 2030. Dalam waktu yang sama, China kemungkinan besar akan melampaui AS sebagai pasar perjalanan domestik terbesar di dunia.

Secara khusus sebelum tahun 2030, wisatawan urban China akan melakukan 1,7 miliar perjalanan domestik dan outbound setiap tahunnya, dari 500 juta saat ini, menghabiskan USD 1,8 triliun untuk melakukan perjalanan dan aktivitas wisata – hampir 7 kali lebih besar dari belanja mereka saat ini.

Laporan ini menunjukkan bahwa pasar wisata outbound China akan memiliki pertumbuhan tercepat dengan belanja perjalanan dan wisata naik sebesar 15% YoY antara saat ini hingga 2030.

Menurut berita dari Kementrian Pariwisata Indonesia, China adalah pasar perjalanan inbound dengan pasar pertumbuhan tercepat tahun 2013. Dari 8,7 juta wisatawan asing yang mengunjungi Indonesia tahun 2013, 800.000 datang dari China.

Tahun 2014, pemerintah mengestimasi bahwa 9,2 juta wisatawan asing akan datang ke Indonesia, termasuk 970.000 wisatawan China, peningkatan sebesar 21,25%.

TripAdvisor mengungkap beberapa informasi penting mengenai arah pertumbuhan masa depan dari pasar wisata outbound China, termasuk tujuan wisata yang diteliti, kota asal mereka, faktor yang membuat mereka memilih tujuan wisata dan bagaimana bisnis bisa memenuhi kebutuhan dan preferensi mereka dengan lebih baik.

*sumber: Website Kementrian Pariwisata Indonesia:www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?id=2508

Ketertarikan China yang Semakin Besar terhadap Destinasi Jarak Jauh dan Eksotik

Menurut data dari situs resmi TripAdvisor China, daodao.com, jumlah dari pengunjung unik bulan Juli dan Agustus 2013 yang mencari tujuan wisata outbound meningkat hingga lebih dari 250% (tidak termasuk Hong Kong dan Makau), dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dari mereka yang mencari tujuan wisata outbound di waktu tersebut, 56% tujuan wisata yang dicari terletak di Asia, sementara 44 destinasi yang dicari berada di luar wilayah, dengan Paris, Roma, London dan New York jadi tujuan wisata yang paling sering dicari.

Survei BCG 2013 juga menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan muda China berkecukupan yang tertarik dengan perjalanan jarak jauh. Sementara hanya 20% dari destinasi yang paling popular dalam tiga tahun terakhir yang merupakan perjalanan jarak jauh (ke AS dan Prancis), 80% dari destinasi yang paling diinginkan untuk melakukan perjalanan dalam 5 hingga 10 tahun adalah di luar Asia. Tujuan yang paling diinginkan antara lain Maldives, AS, Prancis, Australia, Yunani, Inggris, Selandia Baru dan Italia. Sementara tamasya, bersantai dan belanja adalah aktivitas populer di antara wisatawan China, perjalanan luar dan petualangan muncul sebagai tren baru, memberikan kesempatan bagi negara-negara seperti Selandia Baru dan Australia untuk meningkatkan jumlah pengunjung dari China.

Segment Kelas Menengah di Kota-Kota Kecil Menawarkan Kesempatan Pertumbuhan Terbesar

Kota-kota “super tier 1” yang dikenal luas, dengan populasi lebih dari 10 juta, seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzhen, semuanya adalah lingkungan yang sangat kompetitif. Laporan TripAdvisor-BCG mengungkap bahwa lebih dari 80% dari konsumen pendapatan menengah dan berada (MAC) dan pebelanja potensial tinggal di kota-kota kecil di luar kota-kota metropolis China.

Menurut data tahun 2013 dari daodao.com, lebih dari 70% dari pengunjung unik situs yang mencari tujuan wisata outbound tinggal di luar 4 kota “super tier 1” dan trafik online dari pengunjung ini tumbuh lebih cepat dua hingga tiga kali lipat dari pengunjung yang berasal dari kota-kota “super tier 1”. Laporan ini juga menunjukkan bahwa bisnis yang menjangkau luar kota-kota “super tier 1” China mungkin harus lebih jauh lagi mengadaptasi layanan serta marketing dan model distribusi, tapi juga memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan keuntungan dari penggerak pertama.

001 destriyana?20140128024404

(Sumber: TripAdvisor-BCG Report: Winning the Next Billion Asian Travellers – Starting with China, December 2013)

Memenuhi Kebutuhan dan Harapan dari Wisatawan China

“Pasar wisata outbound China yang tumbuh dengan cepat merepresentasikan kesempatan besar dan tak pernah terjadi sebelumnya untuk bisnis di dunia. Perusahaan yang memiliki pemahaman mendalam dan memenuhi keinginan wisatawan China bisa membuat diri mereka menonjol dan memenangkan pangsa pasar,” kata Lily Cheng, Managing Director TripAdvisor China.

Menurut laporan tersebut banyak dari preferensi ini berkembang dengan pesat –terutama untuk wisatawan kaya yang muda. Sebagai contoh, wisatawan China cenderung untuk lebih spontan dan memiliki waktu perencanaan yang lebih pendek dibandingkan dengan wisatawan Barat. Ini sebagian besar disebabkan karena mereka suka penawaran, juga karena merencanakan perjalanan tiga hingga enam bulan sebelumnya bukan hal yang biasa dilakukan oleh wisatawan China.

Faktor terbesar bagi wisatawan muda dan kaya dalam memilih hotel adalah lokasi, kebersihan dan harga. Menurut informasi wisatawan TripAdvisor mengenai preferensi hotel, pertimbangan yang paling penting untuk traveller bisnis dan wisatawan adalah lokasi dan reputasi. Lebih jauh lagi, pelanggan China terus menekankan bahwa mereka memercayai rekomendasi dari orang yang mereka tahu, serta opini dari dunia maya.

Penelitian terbaru yang dilakukan daodao.com, mengungkap beberapa informasi menarik mengenai sifat wisatawan China. Contohnya, mereka lebih memilih untuk menyelesaikan pembayaran setelah kedatangan dan ketika wisatawan dengan pengalaman lebih sedikit lebih suka melakukan pemesanan melalui agen perjalanan online China (OTA), wisatawan dengan pengalaman lebih kemungkinan besar memesan melalui situs OTA asing atau langsung ke properti tersebut. Selain itu, koneksi Wi-Fi gratis di ruangan, pendingin ruangan, teh China, cemilan dan mie instan adalah fasilitas kamar yang paling diminati.

"Penghalang bahasa dan perbedaan budaya adalah dua masalah terbesar yang dihadapi wisatawan China saat melakukan perjalanan ke luar negeri. Hotel yang menawarkan berbagai layanan dan fasilitas yang membuat mereka merasa lebih diterima, seperti staf yang bisa berbahasa Mandarin, informasi perjalanan dalam bahasa China, foto dalam menu dan menerima kartu internasional seperti China Union Pay yang banyak dikenal wisatawan China, akan memiliki kesempatan lebih besar dalam menarik dan memenangkan mereka," tambah Ms.Cheng. (mdk/des)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kalahkan Amerika Serikat, China Bakal Jadi Negara Adidaya Pada 2028
Kalahkan Amerika Serikat, China Bakal Jadi Negara Adidaya Pada 2028

Prediksi tersebut berkaca terus membaiknya laju perekonomian China selama lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Jepang Tersingkir, China Kini Penguasa Ekspor Mobil Dunia
Jepang Tersingkir, China Kini Penguasa Ekspor Mobil Dunia

Ekspor kendaraan Jepang pada semester pertama 2024 mencapai 2,02 juta unit

Baca Selengkapnya
Kalahkan Amerika Serikat, China Jadi Negara dengan Jumlah Orang Kaya Paling Banyak di Dunia
Kalahkan Amerika Serikat, China Jadi Negara dengan Jumlah Orang Kaya Paling Banyak di Dunia

Setidaknya, ada 969 orang kaya yang berada di China. Angka ini jauh melampaui jumlah miliarder di Amerika yang berjumlah 691 miliarder.

Baca Selengkapnya
Industri E-Commerce di China Tak Terbendung, 5.144 Paket Dikirim Per Detik
Industri E-Commerce di China Tak Terbendung, 5.144 Paket Dikirim Per Detik

China adalah pasar e-commerce terbesar di dunia yang mencakup sekitar setengah dari penjualan online global.

Baca Selengkapnya
iPhone Permalukan HP China di Kandang Sendiri, Ini Penyebabnya
iPhone Permalukan HP China di Kandang Sendiri, Ini Penyebabnya

Anomali telah terjadi. Di Amerika Serikat, justru bukan pasar utama iPhone. Mengapa?

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Kalahkan Amerika Serikat, Bakal jadi Negara Adidaya?
Ekonomi China Kalahkan Amerika Serikat, Bakal jadi Negara Adidaya?

The Economist sendiri menunjukkan bahwa harga barang atau jasa di Amerika yang jika dikonversi menjadi USD100, maka di China nilai tersebut hanya USD60 saja.

Baca Selengkapnya
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS

Persaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.

Baca Selengkapnya
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia

China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia

Baca Selengkapnya
China Paling Banyak Punya Paten AI, AS Kalah Jauh
China Paling Banyak Punya Paten AI, AS Kalah Jauh

China pemimpin paten teknologi AI di dunia. AS ketar-ketir.

Baca Selengkapnya
AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi

AS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata di Begini Cara Orang Kaya China Simpan Aset Mewahnya

Cara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.

Baca Selengkapnya
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram

Trump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.

Baca Selengkapnya