Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dari produsen genting, kini Jatiwangi jadi tujuan residensi seniman

Dari produsen genting, kini Jatiwangi jadi tujuan residensi seniman Musik keramik Jatiwangi. ©2015 Merdeka.com/ Iman Herdiana

Merdeka.com - Kreativitas warga Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mungkin layak ditiru. Sebagai wilayah penghasil genting terbesar di Jawa Barat. Selama satu dekade ini, Jatiwangi menjadi tujuan mahasiswa, seniman dalam dan luar negeri.

Tujuan mereka tentu bukan untuk membeli genting sebagai atap rumah. Melainkan mengikuti program residensi kesenian di Jatiwangi. Program residensi ini rupanya memikat banyak seniman atau mahasiswa dari luar Jatiwangi. Saat ini misalnya ada warga Korea Selatan, Polandia, dan Swiss yang sedang residensi di sini.

Residensi artinya sebuah jalur yang membuka perkembangan praktik berkesenian serta dialog baru antar para kurator, peneliti, penulis, artisan, aktivis dan seniman bersama publik. Kesempatan ini digunakan bagi mereka yang ingin menggeluti seni dengan cara berinteraksi langsung bersama warga Jatiwangi.

Jatiwangi tak lepas dari peran seniman yang tergabung dalam Jatiwangi Art Factory (JAF). Adalah Arif Yudhi pada tahun 2005 bersama rekan-rekannya sesama seniman, mendirikan JAF di tengah lesunya industri genting saat itu.

Saat itu ada 15 desa di Jatiwangi yang memproduksi genting dari tanah liat. Sebagai gambaran, pada 1985-1990 jumlah pabrik genting di Jatiwangi mencapai 700 pabrik dengan mempekerjakan kurang lebih 300 pekerja di setiap pabrik.

Pada masa itu, eksploitasi tanah sebagai bahan baku genting dilakukan secara besar-besaran. Saking melimpahnya produksi, banyak rumah di sekitar pabrik yang memiliki pondasi, dinding, hingga pagar terbuat dari genting.

Namun sejak kepadatan penduduk yang mencapai 90 ribu jiwa pada tahun 1985 di Jatiwangi. Lambat laun industri ini mulai mengalami penurunan. Hingga puncaknya terjadi pada saat krisis moneter tahun 1998. Jumlah pabrik pun menurun drastis menjadi 300 pabrik genting saja.

“Orang beli beras saja susah apalagi bikin rumah. Dalam kondisi itu kita di sini ternyata tidak tahu apa-apa lagi selain membuat genting,” kata Ginggi Syarif Hasyim, adik Arif Yudhi yang juga turut mendirikan JAF.

Selama ini, kata mantan Kuwu Desa Jatisura ini, masyarakat Jatiwangi tergantung pada produksi genting. Tanah hanya dipandang sebagai sumber pencaharian penghasil genting. Hingga muncul gagasan bagaimana agar tanah tak sekedar dipandang sebagai bahan genting.

Dengan gagasan tersebut, JAF melakukan pendekatan terhadap warga dengan seni. Salah satunya seni membuat alat musik dari tanah. Sedangkan pada awal pendiriannya, JAF mengundang seniman dari dalam dan luar negeri untuk melakukan performance art di Jatiwangi. Para seniman diminta turun di tengah kehidupan masyarakat.

Aktivitas seni yang dijalankan JAF diharapkan merangsang kreativitas warga. Tercatat, sejumlah seniman yang pernah melakukan residensi di Jatiwangi berasal dari Yunani, Jerman, Singapura, Amerika Serikat, Bosnia, Meksiko, Argentina dan lain-lain. Sejumlah seniman dari kiblat seni di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta sering pulang-pergi ke Jatiwangi.

Jatiwangi diakui telah membuka peta baru kesenian Indonesia. Tiap acara yang digelar JAF mendapat antusias tinggi, salah satunya Festival Musik Keramik. Acara tiga tahunan ini selalu diikuti ribuan warga mulai SD hingga ibu-ibu PKK.

JAF berharap warga Jatiwangi tidak hanya menggantungkan hidup pada genting yang sudah digeluti turun-temurun. Dengan demikian kelesuan ekonomi pasca-industri yang dampaknya sangat berat tidak terulang kembali.

(mdk/frh)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Upaya Merangkul Masyarakat Jakarta agar Dekat dengan Seni
Upaya Merangkul Masyarakat Jakarta agar Dekat dengan Seni

Namun diperlukan dukungan dari berbagai pihak, mencakup pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, serta masyarakat di lingkungan itu sendiri.

Baca Selengkapnya
Unik, Seniman Rembang Ini Melukis di Tambak dengan Garam, Jadi yang Pertama di Indonesia
Unik, Seniman Rembang Ini Melukis di Tambak dengan Garam, Jadi yang Pertama di Indonesia

Kegiatan itu digelar untuk menumbuhkan slogan Rembang sebagai Kota Garam.

Baca Selengkapnya
Menjelajah di Kampung Saungkuriang, Ajak Anak-anak Mengenal Alam dengan Seru di Tengah Kota Tangerang
Menjelajah di Kampung Saungkuriang, Ajak Anak-anak Mengenal Alam dengan Seru di Tengah Kota Tangerang

Kegiatan mengolah barang bekas dan memelihara ikan turut membuat anak-anak senang di sana.

Baca Selengkapnya
Bersih dan Asri, Begini Potret Kampung Batik yang Unik di Sumedang
Bersih dan Asri, Begini Potret Kampung Batik yang Unik di Sumedang

Kampung batik merupakan sebuah nama untuk wilayah di Desa Nyalindung yang menjadikannya destinasi wisata.

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Boyolali, Gibran Sambangi Sanggar Seniman Muda Lereng Merapi
Berkunjung ke Boyolali, Gibran Sambangi Sanggar Seniman Muda Lereng Merapi

Gibran menyatakan, anak muda yang memiliki komitmen kebangsaan harus didukung penuh.

Baca Selengkapnya
Blusukan ke Ponpes Budaya di Sidoarjo, Ganjar Singgung HKI Budayawan dan Seniman
Blusukan ke Ponpes Budaya di Sidoarjo, Ganjar Singgung HKI Budayawan dan Seniman

Seiring dengan perkembangan zaman, menurut mantan Gubernur Jateng itu dari tingkat SDM sudah sangat menunjukkan trend positif.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pendhapa Art Space, Surganya Pecinta Seni di Pinggiran Jogja
Mengunjungi Pendhapa Art Space, Surganya Pecinta Seni di Pinggiran Jogja

Deretan ruangan tersebut juga kerap dimanfaatkan untuk menghelat beragam aktivitas seru yang berkaitan dengan bidang kreatif

Baca Selengkapnya
Melihat Kerajinan Eceng Gondok di Semarang yang Terkenal hingga ke Luar Negeri, Omzet Per Bulan hingga Rp30 Juta
Melihat Kerajinan Eceng Gondok di Semarang yang Terkenal hingga ke Luar Negeri, Omzet Per Bulan hingga Rp30 Juta

Seorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.

Baca Selengkapnya
Menginspirasi, Begini Kisah Pemuda Desa Janti Pilih Bekerja di Kampung Halaman daripada Merantau
Menginspirasi, Begini Kisah Pemuda Desa Janti Pilih Bekerja di Kampung Halaman daripada Merantau

Pemuda di Desa BRILian Janti pilih bekerja di kampungnya daripada merantau.

Baca Selengkapnya
Art Jakarta Garden 2024 Tampilkan Karya Seni dari 23 Galeri, Yuk Mampir ke Hutan Kota Plataran
Art Jakarta Garden 2024 Tampilkan Karya Seni dari 23 Galeri, Yuk Mampir ke Hutan Kota Plataran

Art Jakarta Garden 2024 menampilkan berbagai karya seni menawan, memadukan keselarasan seni dan alam.

Baca Selengkapnya