7 Skandal Asmara Paling Menggemparkan dalam Lintasan Sejarah

Merdeka.com - Kisah cinta mereka menorehkan sejarah. Di zaman modern cinta mereka dianggap romantis, sampai diabadikan dalam puisi, naskah drama, hingga film.

Namun di masa lalu, kisah mereka dianggap sebagai skandal yang cukup memalukan. Beberapa di antaranya bahkan mendapat tentangan dari masyarakat luas.

Mulai dari cinta bak Romeo dan Juliet antara Putera Mahkota Rudolf dan Baroness Mary Vetsera sampai pernikahan yang menentang adat istiadat antara Kapten James Achilles Kirk Patrick dan Khair-un-nisa Begum, seorang putri dari Dinasti Mughal India.

Putera Mahkota Rudolf - Baroness Mary Vetsera

Kisah cinta pasangan dengan perbedaan umur yang cukup jauh ini mirip dengan tragedi Romeo dan Juliet. Rudolf adalah putra mahkota Kerajaan Austro-Hungaria. Kendati sudah menikah dengan Putri Stephanie dari Belgia, Rudolf menjalin kasih dengan Baroness Mary Vetsera, seorang gadis bangsawan yang terkenal di kalangan istana karena kecantikannya.Hubungan terlarang pasangan kekasih ini sempat membuat keluarga Mary malu, terutama karena Mary beleum menikah. Namun Mary nekat meneruskan hubungannya dengan Rudolf.Puncaknya, pada tanggal 30 Januari 1889 Rudolf mengajak Mary untuk bunuh diri. Keduanya ditemukan tewas karena luka tembakan di Mayerling, rumah berburu milik Rudolf. Saat itu Mary baru berusia 17 tahun, sementara Rudolf berusia 30 tahun.Kematian pasangan tersebut menjadi pemberitaan di dunia internasional dan di kemudian hari dikenal dengan nama Insiden Mayerling.

© Pinterest

Kaisar Xuanzong dan Yang Guifei

Bukan hanya perbedaan umur yang menjadikan kisah cinta antara Kaisar Xuanzong dan Yang Guifei tabu. Pasalnya Yang Guifei adalah istri sah dari Pangeran Li Mao, anak kandung Kaisar Xuanzong sendiri.Demi cintanya kepada Yang, Xuanzong sampai menjalankan muslihat untuk memisahkan sang anak dari istrinya. Sang menantu yang saat itu masih bernama Yang Yuhuan diperintahkan untuk menjadi pendeta Tao. Dia diasingkan di istana khusus dan diberi nama baru, Taizhen. Xuanzong lantas menganugerahkan istri baru untuk putranya dan mengangkat Yang sebagai selir resmi kerajaan beberapa tahun kemudian. Saat pengangkatan Yang Guifei sebagai selir, sang kaisar sudah berusia 60 tahun, sementara Yang baru berusia 26 tahun.Dilansir New World Encyclopedia, Xuanzong sangat mencintai Yang Guifei hingga sering menelantarkan urusan kerajaan untuk memadu kasih dengannya. Sang selir yang disebut-sebut sebagai salah satu dari 4 wanita tercantik dalam sejarah China.Sayangnya pasangan ini harus terpisah karena maut. Yang dihukum mati atas persetujuan Xuanzong sendiri setelah pemberontakan Anshi. Para jenderal dan prajurit istana memaksa Xuanzong untuk mengeksekusi Yang karena dianggap bertanggungjawab atas prahara yang menggerogoti Dinasti Tang. Demi keselamatannya, Xuanzong terpaksa setuju.

©© Collections.lacma.org

Henry II - Diane de Poitiers

Hubungan asmara yang terjalin antara Raja Henry II dari Prancis dan Diane de Poitiers tak hanya membuat kalangan kerajaan mengerutkan dahi. Dilansir DailyMail, Diane de Poitiers telah menggeser posisi Catherine de Medici, istri sah Henry dalam istana. Dilansir DailyMail, Diane sering membantu Henry dalam membuat keputusan penting. Bahkan sejumlah dokumen berharga yang menentukan masa depan Prancis kala itu ditandatangani oleh Diane dengan paraf HenriDiane.Selain itu, perbedaan usia Diane de Poitiers dan Henry terpaut cukup jauh, hampir 20 tahun. Kabarnya de Poitiers menjadi simpanan Henry sejak sang raja masih remaja. Wanita itu juga yang mengajarkan cara menangani pemerintahan kepada Henry muda.Begitu Henry meninggal, Catherine mengusir de Poitiers dari istana. Perempuan cantik ini akhirnya meninggal pada usia senja di kediamannya, kemungkinan karena keracunan darah. Pasalnya de Poitiers gemar minum cairan mengandung emas agar awet muda.

©© Wikimedia Commons/Francois Clouet Wikimedia Commons/Francois Clouet & MASTER of the Fontainebleau School

James Achilles Kirkpatrick - Khair-un-nisa Begum

Hubungan dua insan beda budaya, umur, dan keyakinan ini sempat menjadi skandal yang membuat hubungan Dinasti Mughal dan Inggris memanas.Khair-un-nisa merupakan keponakan Perdana Menteri Hyderabad pada masa Dinasti Mughal, sementara Kirkpatrick adalah pejabat East India Company, komite dagang Inggris yang ditempatkan di Hyderabad. Saat itu Khair-un-nisa sudah ditunangkan dengan pemuda bangsawan yang masih punya ikatan keluarga dengannya. Namun ia justru jatuh cinta kepada Kirkpatrick, kapten tampan yang umurnya terpaut begitu jauh darinya.Tak cukup sampai di situ, menurut dokumen-dokumen resmi yang dikumpulkan penulis William Dalrymple, Khair-un-nisa yang masih remaja belia bahkan mengandung anak Kirkpatrick. Terlepas dari dugaan konspirasi politik yang melandasi hubungan mereka, pasangan ini berhasil melewati segala rintangan dan menikah.Kirkpatrick berpindah keyakinan dengan memeluk Islam demi menikahi Khair. Ada dugaan kalau dia menjadi agen ganda untuk pemerintah Hyderabad dan East India Company.© Kirkpatrick dan Khair-un-Nissa memiliki dua anak, Mir Ghulam Ali Sahib Allum dan Noor-un-Nissa Sahib Begum. Setelah kirkpatrick meninggal, mereka dikirim ke Inggris untuk tinggal bersama kakek mereka, Kolonel James Kirkpatrick. Sementara Khair-un-Nissa menetap di India sampai akhir hayatnya.

©© Snipview.com

Edward VIII - Wallis Simpson

Sosialita satu ini telah mengguncang Kerajaan Inggris dengan pesonanya. Pasalnya Wallis Simpson membuat Edward VIII melepaskan tahta kerajaan karena cinta.Wallis bertemu dengan Edward ketika dia sudah menikah, lebih tepatnya menikah untuk kedua kalinya. Karena raja Inggris dilarang untuk memperistri wanita yang sudah menikah, Edward harus melepaskan Wallis. Namun sang putera mahkota lebih memilih untuk menyerahkan haknya sebagai pewaris tahta.Edward menyerahkan tahta sebagai raja pada bulan Desember 1936, sebulan setelah dirinya dinobatkan. Tahta kerajaan pun jatuh kepada George VI, ayah Ratu Elizabeth II yang kini berkuasa.

©© Tumblr

Henry VIII - Anne Boleyn

Dari sekian banyak kisah asmara Henry VIII, hubungannya dengan Anne Boleyn merupakan yang paling banyak menuai kontroversi. Demi mempersunting Boleyn, Henry sampai nekat melepaskan hubungan Inggris dengan Gereja Vatikan.Dilansir How Stuff Works History, Henry telah menikah dengan Catherine dari Aragon ketika dia jatuh cinta kepada Anne yang cerdas pada tahun 1525. Sayangnya Anne menolak menjadi simpanan Henry. Dia hanya sudi diperistri jika dijadikan seorang ratu. Sebagai gantinya dia akan melahirkan pewaris untuk Henry, hal yang gagal dilakukan oleh Catherine selama 16 tahun pernikahan.Satu-satunya solusi adalah berpisah dengan Catherine. Masalahnya Gereja Katolik Roma melarang adanya perceraian. Untuk itu Henry meresmikan English Reformation di mana Gereja Inggris tak lagi berada di bawah kendali Roma. Dengan cara itu dia bisa membatalkan pernikahan dengan Catherine dan menikahi Anne Boleyn.Sayangnya cinta penuh liku Henry VIII dan Anne Boleyn juga tidak berakhir bahagia. Anne gagal memberi Henry pewaris dan kecerdasannya mulai membuat Henry gusar. Apalagi Henry juga mulai tertarik kepada wanita lain, yaitu Jane Seymour. Henry kemudian menuduh Anne melakukan perzinahan dan memerintahkan hukuman penggal kepada ratunya itu di tahun 1536.

©© Artrenewal.org

Pierre Abelard - Heloise DArgenteuil

Pierre Abelard adalah seorang filsuf dan teolog asal Prancis yang dikenal karena sempat menjalin hubungan rahasia dengan anak didiknya, Heloise D'Argenteuil. Abelard yang jauh lebih tua daripada Heloise tertarik kepada kecerdasan dan perangai Heloise. Kemudian ia merayu Heloise yang masih lugu untuk berhubungan dengannya. Asmara antara Abelard dan Heloise berlangsung secara sembunyi-sembunyi hingga menghasilkan seorang bayi. Hubungan keduanya lantas diketahui oleh Pendeta Fulbert, paman Heloise yang kemudian memisahkan dua sejoli itu. Abelard dan Heloise sempat menikah diam-diam, namun kemudian mereka harus berpisah kembali karena tentangan keluarga dan masyarakat. Abelard kemudian dikebiri oleh paman Heloise. Menurut Encyclopedia Britannica, sejak itu dia menghabiskan sisa hidupnya sebagai seorang biarawan.

©© Edmund Leighton (mdk/tsr)