Di bar ini, orang datang hanya untuk memintal benang
Merdeka.com - Jika dilihat dari namanya, Tokyo Cotton Village bisa diartikan sebagai desa petani kapas. Namun, bertentangan dengan nama tempat ini, Tokyo Cotton Village rupanya adalah nama dari sebuah bar yang terletak di jantung ibukota Jepang, di daerah Setagaya.
Di bar ini, pengunjung diberi kesempatan untuk memutar-mutar kapas, yang diklaim sebagai sebuah kegiatan relaksasi. Layanan tersebut tersedia secara gratis untuk siapa saja yang memesan minuman di bar ini.
-
Kenapa warung ini ramai dikunjungi? Karena tempatnya yang cantik secara visual, tak jarang lokasi ini juga dijadikan sebagai spot untuk berswafoto dengan latar pemandangan hijau.
-
Kenapa warung ini selalu ramai? Cita rasa nikmat dengan harga terjangkau membuat warung nasi sambal ini selalu ramai pembeli.
-
Mengapa orang datang ke Gua Kemang? Maka dari itu, sampai saat ini banyak orang yang datang untuk memberikan persembahan di Gua Kemang ini, seperti menyalakan Hio.
-
Kenapa orang datang ke Goa Pengantin? Biasanya, orang yang datang ke sana memiliki harapan untuk segera bertemu dengan pasangannya.
-
Kenapa Chingu Kafe banyak dikunjungi? Setiap harinya, kedua tempat ini ramai dikunjungi muda mudi Bandung terutama para penggemar idol Korea.
-
Kenapa Warung Kopi Ake unik? Di warung ini, secara tidak sadar telah tercipta kegiatan sosial dan budaya dan menjadi ikatan yang kuat di antara para pengunjungnya. Ngopi di sini adalah ruang berbicara dan bercengkerama bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi ngopi yang berbeda sekaligus menikmati tradisi ngopi di Belitung.
Pengunjung pun kemudian diberi kesempatan untuk memutar benang wamen, jenis katun yang dibudidayakan di Jepang. Tekstur wamen sendiri diyakini dapat menenangkan pikiran dan tubuh.
Konsep unik ini rupanya sukses menarik banyak pengunjung yang merasa tertarik untuk mencobanya. Banyak dari mereka akhirnya menyempatkan diri untuk mengunjungi bar ini beberapa kali dalam seminggu.
"Memutar benar membuat saya melupakan hal-hal buruk yang terjadi di tempat kerja," kata Yoshiko Jimura, 32, yang mengunjungi bar ini setidaknya dua kali dalam seminggu.
Photo: Yomiuri Shimbun
Sebagaimana dilansir The Japan News, Takuya Tomizawa adalah otak di balik konsep bar yang unik tersebut. Dia mengaku memiliki ikatan yang cukup kuat dengan pohon kapas. Dia bahkan telah bekerja dengan tanaman tersebut selama tujuh tahun terakhir.
Pria berusia 46 tahun itu memutuskan berpartisipasi dalam kampanye perlindungan lingkungan di mana dia kemudian belajar bahwa industri katun Jepang sedang menghadapi krisis yang dipicu impor kain katun murah. Jadi, beberapa tahun kemudian dia dan teman-temannya memutuskan untuk menanam pohon kapas di Prefektur Tochigi.
Karena memutar kapas membuat mereka merasa lapar dan haus, saat itulah Tomizawa mendapatkan ide untuk membangun sebuah bar pemintalan kapas. Jadi, dia pun memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di biro iklan dan lantas membuka bar pada bulan November 2012.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini sisi lain gunung sampah Bantar Gebang yang mampu membuat terkejut dan heran.
Baca SelengkapnyaKeharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai.
Baca SelengkapnyaGara-gara pakai baju mirip, wanita ini malah diminta bantu kerja.
Baca SelengkapnyaMomen dua orang bule di Jogja iseng minta tinta ke TPS ini curi perhatian.
Baca SelengkapnyaMereka bahkan saling dorong dan berdesakan agar bisa mendapatkan bakso pentol.
Baca Selengkapnya