Galeri ini bikin kaum tuna netra bisa nikmati karya maestro dunia
Merdeka.com - Nilai seni sebuah lukisan umumnya harus dinikmati dengan kedua mata. Tetapi dengan begitu berarti mereka yang tak dikaruniai indera penglihatan tak bisa menikmatinya pula.
Untungnya, dengan kecanggihan teknologi kini kaum tuna netra pun bisa mengapresiasi seni dalam lukisan karya maestro-maestro dunia.
Museum Prado yang ada di Madrid, Spanyol telah membuka jalan bagi kaum tuna netra untuk menikmati hasil karya para pelukis dunia. Dilaporkan situs Bored Panda, salah satu galeri seni paling terkenal di Eropa itu baru meluncurkan beberapa set replika lukisan tersohor yang dilengkapi dengan teknologi 3D.
-
Apa yang dipamerkan seniman? Kedua belas seniman bergiliran menampilkan karya mereka di empat studio seni langsung per bulan selama tiga bulan ke depan.
-
Siapa yang suka mengoleksi lukisan? Meskipun begitu, ternyata Keynes memiliki hobi yaitu mengoleksi berbagai macam karya lukisan seperti Picasso, Seurat, dan Cezanne.
-
Bagaimana cara mengapresiasi seni? Semoga ini memicu lebih banyak minat untuk mengapresiasi seni rupa melalui sesi interaktif dengan seniman kami dan karya seni yang dipamerkan,“ katanya.
-
Siapa yang punya bakat seni? Terlihat jelas bahwa ia mewarisi bakat besar dalam dunia seni dari ibunya yang terkenal, Kris Dayanti.
-
Siapa yang membangun galeri? Meskipun penemuan galeri-galeri ini sangat menggugah rasa ingin tahu, tujuan pasti dari pembangunannya masih menjadi misteri.
-
Siapa yang bisa menikmati seni kuliner? Makanan adalah seni yang dapat dinikmati oleh semua orang.
Pameran lukisan tersebut akan berlangsung hingga tanggal 28 Juni 2015. Pembuatannya dibantu oleh sejumlah ahli yang juga tuna netra. Dengan teknik Didu, lukisan yang tadinya dua dimensi direproduksi menjadi lukisan tiga dimensi.
Teknik Didu ini dikembangkan oleh Estudios Durero, sebuah firma desain yang berbasis di Bilbao, Spanyol. Mereka menggunakan printer khusus dan proses kimia selama 12 jam untuk membuat gambar yang 'muncul'.
Enam lukisan hasil reproduksi tersebut memungkinkan kaum tuna netra untuk menikmati lukisan dengan cara menyentuh permukaannya. Lukisan-lukisan tersebut juga akan dilengkapi dengan teks braille dan panduan berbasis audio.
Dengan begini, semua orang kini bisa mengagumi dan menilai karya-karya terkenal seperti Monalisa.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NuArt Sculpture Park milik seniman perancang istana garuda Ibu Kota Nusantara (IKN), Nyoman Nuarta.
Baca SelengkapnyaPameran yang menampilkan karya-karya Van Gogh ini menawarkan pengalaman imersif 360 derajat yang spektakuler.
Baca SelengkapnyaNamun diperlukan dukungan dari berbagai pihak, mencakup pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, serta masyarakat di lingkungan itu sendiri.
Baca SelengkapnyaOmar Putra Cindy dan Tengku Firmansyah kini telah melangkah ke tanah Kanada.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh dan penulis ikut serta melihat koleksi 188 lukisan Denny JA yang dibantu AI.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menyambangi Nyoman Nuarta Gallery di Bandung Barat
Baca SelengkapnyaBeberapa kawasan & anjungan rumah adat sudah direvitalisasi dengan menarik. Pengunjung yang datang ke TMII, akan banyak mengenal & mempelajari budaya Indonesia.
Baca SelengkapnyaGaleri Islam di Masjid Raya Al Azhom menghadirkan nuansa museum di dalam rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaMenara Pandang ini telah lama menjadi ikon wisata yang setiap harinya selalu ramai dengan aktivitas warga.
Baca SelengkapnyaMuseum ini dibangun untuk mengenalkan sosok Pak Tino pada pemuda generasi sekarang.
Baca Selengkapnya"Kita bisa menikmati berbagai kreasi para brand kecantikan ini yang dikemas dengan sesuatu yang baru dan seru," kata Paula Verhoeven.
Baca SelengkapnyaSeorang nakes unggah foto lukisan para pasien di sebuah RSJ. Hasilnya bikin takju
Baca Selengkapnya