Hoba, situs meteorit terbesar di dunia
Merdeka.com - Meteorit Hoba ditemukan di sebuah peternakan Hoba West, tidak jauh dari Grootfontein, Otjozondjupa, Namibia. Benda luar angkasa itu ditemukan oleh seorang petani bernama Jacobus Hermanus Brits, saat dirinya sedang mengolah salah satu lahannya pada tahun 1920. Tak disangka, sesuatu yang keras menahan bajaknya. Yang ternyata, itu adalah meteorit.
Meteorit pun segera digali, namun karena itu begitu besar (sekitar 60 ton), benda itu tidak pernah dipindahkan sampai sekarang. Meteorit Hoba tidak hanya dikenal sebagai meteorit terbesar, tetapi juga sebagai potongan paling besar yang sampai ke permukaan bumi.
Meteorit Hoba, sebagaimana dilansir amusingplanet, diperkirakan telah mendarat kurang dari 80.000 tahun yang lalu. Anehnya, meteorit ini tidak terlihat menyisakan lubang besar di sekitarnya. Menurut para ahli, hal ini dikarenakan meteorit itu memasuki atmosfer bumi pada sudut yang sangat rendah, yang diperlambat oleh atmosfer ke titik jatuhnya di permukaan bumi pada kecepatan terminal, sehingga benda luar angkasa itu masih tersisa utuh dan hanya menyisakan sedikit lubang.
-
Apa itu meteorit? Setiap hari, sekitar 44 ribu kilogram material meteor menghantam bumi. Kebanyakan dari batu luar angkasa ini terbakar di atmosfer tanpa menimbulkan bahaya, tetapi beberapa di antaranya berhasil mencapai permukaan bumi.
-
Dimana batu meteorit itu ditemukan? Seorang pria bernama David Hole melakukan pencarian emas di Maryborough Regional Park, Australia pada 2015. Berbekal detektor logam, Hole menemukan sebuah batu yang sangat berat dan berwarna kemerahan yang terletak di tanah liat kuning.
-
Dimana meteorid berasal? Meteorid atau 'bintang jatuh', merupakan benda langit yang terlihat 'jatuh' di malam hari.
-
Di mana meteorit itu jatuh? Sejarah mencatat bahwa 32 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Oktober 1992, sebuah meteorit jatuh di New York, Amerika Serikat.
-
Bagaimana meteorit itu terlihat? Batu tersebut terasa sangat berat untuk ukurannya (sekitar 28 pon atau sekitar 12 kg), berbentuk mirip bola sepak, dan terasa hangat saat disentuh. Aroma yang tercium samar-samar mirip dengan bau telur busuk.
-
Bagaimana meteor sampai ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
Pada tahun 1920, massa dari meteorit yang berukuran 2,6 meter ini diperkirakan mencapai 66 ton. Namun sayangnya, erosi, sampling ilmiah dan vandalisme telah mengurangi massa dari meteorit selama bertahun-tahun sehingga menjadi 60 ton. Bahkan, bekas alur gergaji besi dapat dilihat dengan mudah di beberapa bagian di permukaan meteorit.
Dalam upaya untuk mengendalikan vandalisme, Meteorit Hoba dinyatakan sebagai Monumen Nasional pada tahun 1955. Walau demikian, vandalisme pada meteorit terus berlangsung sampai Foundation Rössing akhirnya mendanai restorasi dan pelestarian meteorit itu pada tahun 1988 secara menyeluruh. Dan kini, tempat jatuhnya Meteorit Hoba menjadi pusat wisata yang dikunjungi oleh ribuan wisawatan setiap tahun.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benda itu akan diteliti lebih lanjut lagi tentang struktur materinya. Banyak kemungkinan yang bisa dipelajari manusia.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah fakta meteor terbesar yang jatuh sepanjang sejarah Indonesia.
Baca SelengkapnyaDua batu luar angkasa ini berasal dari peristiwa meteor yang berbeda.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengenai meteor yang jatuh melintasi Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaPenelitian dipimpin Nadja Drabon yang melibatkan pengumpulan serta analisis sampel batuan.
Baca SelengkapnyaBatu ini ditemukan di tempat terpencil di gurun Sahara, Maroko.
Baca SelengkapnyaLubang hitam biasanya berada di pusat galaksi, termasuk Bima Sakti.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah kemungkinan meteor yang jatuh melintasi Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaBadai meteor akan menghasilkan lebih dari 1.000 meteor per jam. Badai meteor Leonid terakhir terlihat pada 2001.
Baca SelengkapnyaHujan meteor Draconid berasal dari puing-puing komet. Induk dari hujan meteor Draconid bernama komet P/Giacobini-Zinner.
Baca SelengkapnyaHujan meteor 2023 akan terjadi pada 11 dan 12 Agustus.
Baca SelengkapnyaKomet sebesar ini jika menabrak Bumi tentu bisa berakibat fatal. Maka wajar ilmuwan astronomi khawatir.
Baca Selengkapnya