Ingin seni ramah lingkungan, pria ini 'melukis' mural dengan cahaya
Merdeka.com - Selama ini street art atau seni jalanan selalu dituding sebagai tindakan tak bertanggungjawab, dianggap merusak fasilitas umum yang dibuat dengan dana milik masyarakat.
Tetapi Philippe Echaroux, fotografer sekaligus seniman jalanan asal Prancis ingin mendobrak pendapat itu. Ia mencoba mewujudkan seni jalanan yang ramah lingkungan dengan karyanya.
Pria kelahiran tahun 1983 ini merupakan pencetus konsep Street Art 2.0, ide seni jalanan yang tidak akan memicu vandalisme terhadap fasilitas umum.
-
Apa ide kreatif dari pria ini? Pria tersebut sengaja mengumpulkan botol-botol kaca bekas sirup yang sudah tak terpakai. Ia membelinya di tukang rongsok dengan harga Rp500.'Kalau sudah saya bersihkan, ini bisa dijual di angka Rp10 ribu hingga Rp15 ribuan tergantung dari daerah kalian masing-masing pasarannya berapa,' ucap pria tersebut.
-
Apa yang dilakukan pria itu? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Siapa yang punya bakat seni? Terlihat jelas bahwa ia mewarisi bakat besar dalam dunia seni dari ibunya yang terkenal, Kris Dayanti.
-
Apa yang dipamerkan seniman? Kedua belas seniman bergiliran menampilkan karya mereka di empat studio seni langsung per bulan selama tiga bulan ke depan.
-
Siapa seniman yang menampilkan gaya energik? Ugo Untoro misalnya, merepresentasikan gaya energik, mentah, dan edgy yang dipengaruhi budaya jalanan dan seni grafiti.
-
Siapa pria berambut pirang di mural? Salah satu mural juga menggambarkan sosok yang tampaknya adalah 'Orang Barat' dengan rambut pirang dan jenggot yang kemungkinan berasal dari Asia Tengah, kata Victor Xiong, profesor sejarah di Universitas Michigan Barat yang tidak terlibat dalam penemuan tersebut, kepada Live Science melalui surel.
Konsep ini terwujud dalam proyek terbarunya pada bulan Maret 2015. Untuk menghindari kerusakan lingkungan dan fasilitas umum yang disebabkan oleh mural buatan para seniman jalanan, Echaroux mencoba 'melukisi' kota Marseille dengan cahaya.
Meskipun hasilnya tidak bertahan lama, melalui cara ini catnya tidak akan meninggalkan bekas.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karya mural dari para seniman lokal ini disajikan untuk memperindah dinding-dinding kosong di kawasan Cideng.
Baca SelengkapnyaAksi ini tidak hanya mengundang kekaguman dari murid-muridnya, tetapi juga dari banyak publik yang memuji dedikasi dan bakat sang guru.
Baca SelengkapnyaPembuatan mural sebagai bentuk kampanye BPJS Ketenagakerjaan dalam rangka menyebarluaskan brand awareness kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaDalam gambar tersebut, ia mengangkat tema dengan makna yang begitu mendalam.
Baca SelengkapnyaLukisan gua tersebut dilindungi dalam daftar warisan negara.
Baca SelengkapnyaGambar bertema ceria menjadi pilihan sang pengrajin mural. Walau begitu, terdapat unsur dan makna yang mendalam.
Baca SelengkapnyaSBY mencoba menggambar barisan gunung dari atas Pasir Sumbur, Puncak, Bogor
Baca SelengkapnyaDdi tangan santri ini daun jati jadi sumber cuan. Ia membuat lukisan dari daun jati bernilai seni tinggi.
Baca SelengkapnyaGang yang dijadikan media mural memiliki panjang sekitar 150 meter.
Baca SelengkapnyaPara pasien RSJ Dr. Amino Gondhohutomo Semarang mengikuti kegiatan melukis. Bagaimana potret hasil karya mereka?
Baca SelengkapnyaPria ini merasa capek dan kesal lantaran banyak orang yang membuang sampah di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaWarna-warna cerah yang diaplikasikan dalam pembuatan mural tersebut membuat kolong Semanggi itu menjadi lebih cantik. Yuk, lihat foto-fotonya!
Baca Selengkapnya