Inikah cermin ajaib dalam dongeng Putri Salju yang asli?

Merdeka.com - "Cermin, cermin di dinding. Siapakah wanita yang tercantik di dunia?"

Familiar dengan kalimat tersebut? Benar sekali, itu adalah dialog terkenal dalam dongeng Snow White yang di Indonesia lebih terkenal dengan nama Putri Salju. Cermin ajaib merupakan salah satu unsur paling penting dalam cerita Putri Salju. Dan tahukah Anda, cermin ajaib yang bisa berbicara milik ratu jahat ibu tiri Snow White itu benar-benar ada?

Menurut Wikipedia, cermin ajaib tersebut bisa dilihat di Spessart Museum, Jerman. Cermin antik dari abad 18 itu dulunya disebut 'cermin berbicara', merupakan barang yang terkenal sebagai hadiah di antara para bangsawan Jerman pada masanya. Cermin itu merupakan salah satu produksi Kurmainzische Spiegelmanufaktur di daerah Lohr am Main, pabrik produsen cermin antik yang terkenal di Jerman beberapa abad lalu.

Photo by www.awesomestories.com

Photo by Ernst Huber

Spessart Museum yang jadi tempat penyimpanan cermin itu dulunya adalah kastil tempat tinggal keluarga von Erthal, keluarga bangsawan yang cukup tersohor di daerah Lohr am Mein. Dari riwayat keluarga itulah ditengarai cerita Snow White atau Putri Salju berasal. Walaupun sejatinya dongeng hanya cerita rekaan untuk pengantar tidur anak-anak, tetapi seperti halnya legenda dan mitos, biasanya dongeng berakar dari cerita rakyat yang bersumber dari kisah nyata yang telah diceritakan berulang-ulang dari mulut ke mulut selama beberapa abad, diromantisasi hingga akhirnya berkembang begitu rupa menjadi dongeng.

Photo by www.franziskushoehe.de

Cerita Snow White yang pertama kali dikenal masyarakat luas dari buku kumpulan cerita rakyat klasik Jerman tulisan Grimm Bersaudara tampaknya juga bersumber dari kejadian nyata. Sejumlah penelitian oleh para sarjana modern dilakukan untuk menyelidiki asal-usul cerita putri yang memiliki kulit seputih salju dan rambut sehitam arang ini. Beberapa teori pun bermunculan. Salah satu yang paling terkenal dan menjanjikan adalah riwayat hidup seorang gadis bangsawan malang bernama Maria Sophia Margaretha von Erthal, putri dari keluarga Von Erthal yang dulunya mendiami Kastil Spessart.

Sama seperti sang putri dalam dongeng, gadis yang hidup setengah abad sebelum cerita Snow White pertama kali dipublikasikan ini juga seorang bangsawan piatu. Meskipun matanya mengalami kebutaan karena cacar, gadis ini dikenal suka menolong masyarakat sekitarnya hingga dijuluki 'peri cilik'. Setelah ibunya meninggal, ayah Maria Sophia menikahi Claudia Elisabeth von Reichenstein, seorang janda dari keluarga bangsawan pula. Ayah Maria Sophia memberikan hadiah berupa cermin antik kepada istrinya itu. Claudia Elisabeth dikenal sebagai wanita yang suka mengeksploitasi harta dan kekuasaan keluarga suami barunya demi kepentingan anak-anak kandungnya. Dan kehidupan Maria Sophia menjadi serba sulit karena ibu tirinya itu.

Teori tentang Maria Sophia sebagai Snow White yang asli ini diamini oleh Dr. Karlheinz Bartels, seorang sarjana yang khusus meneliti asal-usul cerita Snow White. Dilaporkan Mentalfloss, selain Spessart Museum dan cermin berbicara, Bartels menunjuk beberapa tempat di daerah Lorh am Mein yang ditengarai berhubungan dengan kisah Snow White. Antara lain jalan setapak yang mengarah ke tujuh bukit yang kemungkinan besar adalah jalan menuju rumah tujuh kurcaci dan sebuah tambang bijih besi terlantar tak jauh dari Lohr am Main yang para penambangnya bertubuh kerdil akibat gizi buruk sejak kecil.