Instalasi bahan tambang nongkrong di IFI Bandung
Merdeka.com - Sebuah bonsai kamboja menggantung di tengah ruang pameran Institut Francais d'Indonesie (IFI) – Bandung, tampak sekuntum kembangnya berwarna merah muda. Di bawah bonsai tertanam rumput gajah dibentuk menyerupai huruf “q”.
Rumput itu membentuk pola jalan melingkar. Tampak talang dari seng berkarat menggantung di langit-langit ruangan. Instalasi ini hampir memakan satu ruang pameran luasnya sekitar 7 x 10 meter.
Instalasi seni tersebut bertajuk Totem of the Earth Crust, karya Wibi Triadi, seorang produser seni, galeris, performance art yang kemudian tertarik menekuni instalasi seni rupa.
-
Apa itu Tari Topeng Wuwung Kawangi? Daya tarik genteng tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah seni tari bernama topeng Wuwung Kawangi.
-
Siapa pencipta Tari Topeng Wuwung Kawangi? Mengutip laman Budaya Kuring, tari topeng Wuwung Kawangi diciptakan oleh pasangan seniman setempat bernama Aceng Hidayat dan Ayu Asmiati.
-
Bagaimana dewa dewi Bumi digambarkan? Dewi-dewi ini sering kali digambarkan dengan karakteristik dan atribut unik yang mencerminkan kekuatan dan tanggung jawab mereka.
-
Di mana Candi Tribhuwana Tunggadewi dibangun? Berdasarkan angka tahun di batu Yoni candi ini dibangun pada zaman Majapahit saat Raja Hayam Wuruk memerintah.
-
Dimana Tari Topeng Wuwung Kawangi diciptakan? Mereka mengembangkan kesenian ini di sanggar seni Sunda Rancage Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka.
-
Dimana lokasi mural di Bandung? Beginilah aksi para pemuda dan seniman yang menggambar mural di dinding salah satu gang kawasan Geger Kalong Hilir, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/10) lalu.
Pengunjung hanya bisa melihat instalasi dari luar melalui pintu-pintu kaca ruang pameran IFI Bandung. Semua kaca ruangan tersebut penuh dengan tulisan “is a poetry of existance”.
Salah satu pengunjung yang juga rekan Wibi, Banon Gilang, 27 tahun, instalasi Totem of the Earth Crust dengan tagline “is a poetry of existance”, menunjukkan perjalanan hidup seorang Wibi yang banyak bersinggungan dengan dunia seni.
Perjalanan hidup, kata Banon, mengantarkan Wibi pada seni khususnya seni instalasi. Ia menduga, seni instalasi tersebut dibuat Wibi setelah bersinggungan dengan dunia seni rupa, dalam hal ini dengan Zico Albaiquni putranya seniman Tisna Sanjaya.
Tema alam yang diusung Wibi menunjukkan bahwa manusia tidak bisa menyia-nyiakan alam, karena akhirnya eksistensi manusia tergantung pada alam atau bumi yang dipijak.
“Bonsai yang digantung itu semacam monumen dari bumi. Menurut saya inti karya di bonsai itu, perjalanan yang mengitari tanaman itu,” kata Banon yang juga seniman gambar, di IFI Bandung, Senin (19/10).
Ady Nugeraha melalui catatan kuratorialnya menyatakan, Totem of the Earth Crust, adalah proyek pameran Wibi berangkat dari pengalamannya selama ini besar di lingkungan pertambangan. Ide pameran ini mulai dikembangkan Wibi sejak tiga tahun lalu.
Wibi tumbuh di Bangka, pulau penghasil timah terbesar di Indonesia. Baginya, aktivitas pertambangan merupakan upaya untuk mengumpulkan hasil bumi sebagai mata pencaharian yang kemudian juga membangun status sosial di tengah masyarakat.
Dalam pameran ini, Wibi menggunakan material seperti rumput, bunga kamboja, seng, kawat baja, monil, melamin, cat besi, dan akrilik untuk menyusun 3 karya dalam instalasinya. Semua material tersebut merupakan benda-benda yang merepresentasikan unsur-unsur yang ada ada di lingkungan pertambangan.
“Wibi ingin memperlihatkan bahwa pada akhirnya persoalan pertambangan tidak sesederhana urusan eksploitasi mineral tetapi juga berkaitan erat dengan persoalan yang lebih besar seperti ekonomi dan sosio-kultural yang membentuk pola hidup masyarakat yang ada di sekitarnya, termasuk dirinya sendiri,” ungkap Ady Nugeraha.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mas Ipin juga menyebut bahwa Trenggalek juga menjadi salah satu daerah yang mendapatkan Renewable Energy Certificate.
Baca SelengkapnyaBelajar budaya nggak harus mahal, datang saja ke Teras Sunda Cibiru.
Baca SelengkapnyaNuArt Sculpture Park milik seniman perancang istana garuda Ibu Kota Nusantara (IKN), Nyoman Nuarta.
Baca SelengkapnyaLokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir
Baca SelengkapnyaTercatat ada 350 seniman dari 18 kelompok kesenian yang terlibat dalam acara itu.
Baca SelengkapnyaSeniman Ari Bayuaji mengubah jaring ikan bekas nelayan serta tali plastik yang sudah tidak terpakai yang dikombinasikan dengan sampah laut lainnya.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memaparkan bagaimana Geopark Ijen bertransformasi.
Baca SelengkapnyaMuseum ini merupakan bentuk dedikasi seniman Timbul Raharjo terhadap kampung halamannya tercinta.
Baca SelengkapnyaAcara ini melibatkan 900 seniman, baik dari dalam negeri maupun internasional.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek resmi membuka Mega Festival Indonesia Bertutur 2024 pada 7 Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaMengenal Pewter, kerajinan tradisional dari bahan timah khas masyarakat Pulau Bangka
Baca SelengkapnyaIriana Jokowi resmikan acara tahunan Women International Club (WIC) ke-54.
Baca Selengkapnya