Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jangan biarkan calon mertua lakukan ini saat perencanaan pernikahan

Jangan biarkan calon mertua lakukan ini saat perencanaan pernikahan Ilustrasi mertua. ©Viki

Merdeka.com - Menjalani proses perencanaan pernikahan bisa sangat memusingkan, dan bukan selalu karena banyaknya 'tugas' yang ada, tapi karena terjadinya drama personal yang meningkat. Semua orang, mulai dari tunangan, orang tua Anda, hingga camer, akan memiliki opini pribadi mengenai sesuatu dan bertentangan satu sama lain.

Calon mertua yang terlalu ikut campur akan menjadi tantangan tersendiri. Karena ini adalah pernikahan Anda, jadi cara tahu di mana untuk membuat batas yang jelas dengan beliau.

'Melapor' ke calon suami di belakang Anda

Orang lain juga bertanya?

Jika camer memiliki permintaan khusus yang berhubungan dengan pernikahan, misal meminta mengundang teman arisan beliau, atau meminta tempat duduk di sebelah Anda saat pesta resepsi kelak, maka beliau harus memintanya langsung ke Anda.

Jangan biarkan camer langsung pergi dan bertanya ke tunangan di belakang Anda. Sebab ini akan menyebabkan situasi di mana tunangan akan stres berada di tengah-tengah antara Anda dan ibunya. Dan, miskom pun akan sulit dihindari.

Yang paling penting dari semua, kondisi ini akan menjadi tanda bahwa Anda tidak akan memiliki hubungan ibu dan anak yang paling jujur usai pernikahan. Pangkas kebiasaan ini dengan menjawab langsung setiap pertanyaan camer yang keluar dari mulut tunangan anda. Ambil telepon dan berbicaralah langsung ketika hal itu terjadi.

Mencari masalah terhadap segala hal

Tidak semua hal perlu diributkan. Anda tahu itu, dan begitu juga calon mertua. Jika Anda tidak setuju, misal mengenai pemilihan warna untuk korsase, maka camer harus tahu rela untuk mengalah.

Beliau tidak bisa selalu marah terhadap setiap hal kecil yang Anda tidak setujui, faktanya ini merupakan pernikahan Anda dan segala keputusan Anda yang tentukan. Calon mertua harus simpan tenaga berdebat mereka untuk masalah yang lebih besar, misal siapa yang menjadi calon suami Anda.

Bersikap layaknya ini pernikahan beliau

Masalah dengan orang tua dan calon mertua adalah mereka memiliki kecenderungan untuk bersikap bahwa pernikahan Anda adalah pernikahan mereka. Biasanya orang tua menjadi sangat ikut campur, karena merasa sangat sentimental. Misal, karena ini anak pertama yang menikah, atau anak perempuan satu-satunya.

Tapi jangan biarkan mereka mendikte pernikahan Anda. Tidak perlu memberikan kelonggaran ketika berbicara mengenai pernikahan impian Anda, hanya karena beliau merasa yakin mengenai tempat, warna, dan tema pernikahan tertentu.

Mengkritik berapa banyak anggaran pernikahan yang dikeluarkan

Jika calon mertua tidak berkontribusi dalam membantu biaya pernikahan, maka anggaran pernikahan Anda bukanlah urusan beliau. Jika Anda ingin mengeluarkan anggaran besar untuk membeli sepatu pengantin, ya beli saja! Jika Anda ingin memiliki pesta pernikahan yang lebih mewah dari yang beliau lakukan 30 tahun lalu, sangatlah normal dan bukan urusan camer.

Merusak hari bahagia Anda

Halterakhir yang calon mertua akan lakukan adalah merusak hari besar itu sendiri dengan mengatakan dan melakukan yang bisa membuat Anda sedih atau marah. Jika camer mulai menguji kesabaran, minta bantuan bridesmaid sebagai “benteng” dan menjauhkan beliau dari Anda.

Masih banyak cara untuk memperbaiki hubungan lebih baik usai pernikahan. Tapi hari pernikahan bukanlah hari yang tepat untuk menguji batasan itu.

Mengkritik penampilan Anda

Ini bukanlah waktu yang tepat untuk beliau mengatakan bahwa Anda perlu menurunkan sedikit bobot tubuh atau mengkritik riasan wajah dan rambut Anda yang terlalu tebal. Calon mertua harus menahan diri untuk menyimpan opini jujur mereka di dalam hati. Jangan terlalu kritis. Tunjukkan kasih dan dukungan pada calon menantu dengan mengatakan mereka bahwa semua sudah terlihat sempurna dan memberikan doa terbaik untuk Anda.

Memerintahkan para vendor apa yang harus mereka lakukan

Calon mertua tidak bisa berekspektasi bahwa mereka memiliki kekuasan penuh pada para vendor. Ini adalah pernikahan Anda, jadi semuanya berjalan sesuai dengan visi dan impian Anda. Hindari hal ini dengan menjauhkan beliau ketika sedang berkomunikasi dengan para vendor.

(mdk/tsr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Hal Penting yang Harus Diperhatikan saat Bikin Perencanaan Pernikahan Sendiri di Rumah
5 Hal Penting yang Harus Diperhatikan saat Bikin Perencanaan Pernikahan Sendiri di Rumah

Menikah adalah salah satu momen paling penting dalam kehidupan seseorang.

Baca Selengkapnya
Cara Membangun Hubungan Baik dengan Mertua, Pasangan Baru Wajib Tahu
Cara Membangun Hubungan Baik dengan Mertua, Pasangan Baru Wajib Tahu

Penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan mertua.

Baca Selengkapnya
Larangan Anak Pertama Menikah dengan Anak Pertama, Pahami Sifat dan Alasannya
Larangan Anak Pertama Menikah dengan Anak Pertama, Pahami Sifat dan Alasannya

Pasangan anak pertama cenderung memiliki kesamaan sifat.

Baca Selengkapnya
Mitos Anak Terakhir Menikah dengan Anak Terakhir Menurut Adat Jawa, Disebut Bawa Kemalangan
Mitos Anak Terakhir Menikah dengan Anak Terakhir Menurut Adat Jawa, Disebut Bawa Kemalangan

Mitos pernikahan anak terakhir dengan anak terakhir menurut adat Jawa disebut akan bawa malapetaka.

Baca Selengkapnya
Pesan Pemerintah di hari Pencoblosan: Beda Pilihan Politik, Suami-Istri Harus Bisa Tekan Ego
Pesan Pemerintah di hari Pencoblosan: Beda Pilihan Politik, Suami-Istri Harus Bisa Tekan Ego

Pemerintah mencatat, 500 pasangan yang bercerai karena perbedaan politik.

Baca Selengkapnya
Cara Menghindari Konflik dengan Mertua Soal Keuangan
Cara Menghindari Konflik dengan Mertua Soal Keuangan

Tradisi Asia yang masih kuat diyakini menjadi pemicu konflik antara menantu dan mertua, khususnya soal keuangan.

Baca Selengkapnya
Doa Lamaran dalam Islam, Perlu Diamalkan Pasangan Muslim
Doa Lamaran dalam Islam, Perlu Diamalkan Pasangan Muslim

Doa lamaran adalah salah satu langkah awal yang menunjukkan niat baik dan keikhlasan dari kedua belah pihak yang ingin menjalin hubungan pernikahan.

Baca Selengkapnya