Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jejak Republik Indonesia Serikat di Bandung

Jejak Republik Indonesia Serikat di Bandung Gedung Pusat Kebudayaan (YPK) Bandung. ©2015 Merdeka.com/ Iman Herdiana

Merdeka.com - Gedung kuno Pusat Kebudayaan (YPK) sempat mengalami masa keemasan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kebudayaan. Yayasan yang berdiri di Jalan Naripan-Braga, Bandung, ini merupakan salah satu peninggalan Negara Pasundan, negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibentuk Belanda pada 1948.

Di masa kejayaannya, YPK ikut andil dalam melahirkan seniman terkemuka seperti komedian Bing Slamet, sinden Upit Sarimanah, dalang kakak beradik Ade Kosasih Sunarya dan Asep Sunandar Sunarya hingga salah satu kelompok teater tertua di Indonesia, Studi Teater Bandung.

“YPK dibentuk oleh Negara Pasundan di hadapan notaris Hendrik Joseph Lamers di Bandung pada Jumat 22 April 1949,” demikian dikutip merdeka.com dari dokumen akta notaris pendirian YPK.

Akta tersebut menyebutkan, para pendiri YPK angkatan pertama begitu multietnis, di antaranya A Poeradireja, TA Snijders, Tan Hwat Tjiang dan lain-lain. Baru setelah Republik Indonesia Serikat bubar dan bentuk pemerintahan menjadi Republik Indonesia, akta pendirian YPK pun berubah.

Perubahan tersebut terjadi pada waktu pendirian menjadi Senin 10 September 1956. Status YPK pun menjadi milik negara. Kendati demikian, hak penghuni gedung tetap di tangan YPK. Sebab, YPK sudah menghuni dan mengelola gedung sejak sebelum perang. Akta juga menyebutkan YPK sebagai pengelola gedung, sehingga nama gedung sama dengan nama yayasan yang dalam bahasa Belanda Stiching Cultur Center.

Sejak awal pendirian hingga kini, YPK fokus menjalankan pembinaan, pengembangan dan apresiasi seni budaya dengan kegiatan meliputi penyelenggaraan kursus, pendidikan, latihan dan pertunjukan seni.

Dalam akta disebutkan, YPK adalah lembaga non komersil dengan keanggotaan badan/lembaga pengelola seni budaya. Dalam penyelenggaraan kegiatan, YPK bekerja sama dengan lembaga seni budaya lain.

Periode keemasan YPK berlangsung dari 1949 sampai 1960. Hal ini tidak lepas dari lancarnya pendanaan dari pemerintah dan para donatur. YPK menggelar kursus-kursus kesenian yang terdiri dari wayang golek, berbagai jenis tarian tradisional, pencak silat, karawitan, seni vokal tradisional dan modern serta macam-macam kesenian rakyat seperti reog, calung, angklung, sandiwara Sunda.

Kejayaan YPK mulai memudar seiring gejolak politik waktu itu. Puncaknya, kegiatan di YPK padam pada masa Gerakan 30 September 1965.

Selanjutnya upaya membangkitkan YPK kembali dirintis pada 1969. Namun waktu itu banyak ruangan YPK yang dipakai lembaga atau instansi lain. Kondisi gedung pun tak terawat, hampir 10 tahun gedung ini tak dipelihara. YPK hanya bisa menempati ruangan pertunjukan saja. Meski demikian kegiatan tetap jalan meski dengan fasilitas seadanya.

Pengurus YPK terus berusaha melakukan pembenahan, melakukan perbaikan fisik gedung, penataan personalia, penataan dan pengadaan perlengkapan. Tidak jarang dana perbaikan harus merogoh kocek pribadi pengurus yayasan.

Akta mencatat, perjuangan paling berat adalah mengambil alih ruangan yang dipakai instansi lain. Baru pada 1990 Gedung YPK direnovasi dengan dana dari Pemda Jabar dan Pemda Bandung.

Kini, YPK masih berdiri sebagai salah satu gedung warisan budaya (heritage). Pengelola YPK, Lenny Mulyawati mengatakan, kegiatan YPK yang paling dominan saat ini adalah seni lukis dan tari jaipongan, kawih, dan pencak silat. Tanggal 22 Oktober mendatang, perupa Tisna Sanjaya akan menggelar pameran lukisan di gedung bersejarah ini. Lenny menambahkan, usia gedung sebenarnya jauh lebih tua dari usia yayasan. “Kalau gedungnya sih tahun 1800-an sudah ada,” katanya kepada merdeka.com, Minggu (18/10).

(mdk/frh)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tujuan Orde Baru, Latar Belakang, Kelebihan, dan Perbedaannya dengan Orde Lama
Tujuan Orde Baru, Latar Belakang, Kelebihan, dan Perbedaannya dengan Orde Lama

Orde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.

Baca Selengkapnya
Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau
Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau

Dalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Diperingati Setiap Tanggal 31 Agustus, Begini Sejarah Keistimewaan Yogyakarta
Diperingati Setiap Tanggal 31 Agustus, Begini Sejarah Keistimewaan Yogyakarta

Keistimewaan Yogyakarta memiliki sejarah yang panjang, walau begitu peraturannya baru disahkan pada tahun 2012

Baca Selengkapnya
Lomba Makan Kerupuk, Pengingat Sulitnya Ekonomi RI Sebelum Merdeka
Lomba Makan Kerupuk, Pengingat Sulitnya Ekonomi RI Sebelum Merdeka

Kerupuk merupakan salah satu makanan pelengkap andalan bangsa Indonesia itu sendiri sejak tahun 1930-1940-an. Pada masa-masa itu, krisis ekonomi tengah terjadi.

Baca Selengkapnya
Potret Kaum Buruh di Tuban Sambut Presiden Soekarno 72 Tahun Silam, Aspirasinya Progresif Banget
Potret Kaum Buruh di Tuban Sambut Presiden Soekarno 72 Tahun Silam, Aspirasinya Progresif Banget

Mereka menuntut seluruh perusahaan asing dinasionalisasikan

Baca Selengkapnya
Sejarah Penyiaran Radio Pertama di Padang, Dulunya Hanya Dinikmati Kalangan Elite Belanda
Sejarah Penyiaran Radio Pertama di Padang, Dulunya Hanya Dinikmati Kalangan Elite Belanda

Radio sudah mulai beroperasi di Sumatra Barat sekitar tahun 1930-an oleh seorang insinyur Belanda dan kawan-kawannya yang mendirikan organisasi radio.

Baca Selengkapnya
Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah 18 Juli 1961, Berikut Sejarahnya
Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah 18 Juli 1961, Berikut Sejarahnya

Ikatan Pelajar Muhammadiyah didirikan pada 18 Juli 1961.

Baca Selengkapnya
Begini Potret Pasar Malam di Jakarta Tahun 1943, Disebut Paling Bagus di Masanya
Begini Potret Pasar Malam di Jakarta Tahun 1943, Disebut Paling Bagus di Masanya

Ornamen di pasar malam ini kental akan nuansa Jepang. Lalu ada juga klinik kesehatan.

Baca Selengkapnya
Sempat Mengalami Perubahan, Ini Sejarah Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah,
Sempat Mengalami Perubahan, Ini Sejarah Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah,

Pada 19 Agustus 2024 ini, Provinsi Jawa Tengah genap berulang tahun yang ke-79. Sejatinya, hari jadi Provinsi Jawa Tengah sempat mengalami perubahan

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Kereta Api di Berbagai Stasiun di Indonesia Tahun 1980, Bikin Nostalgia
Potret Lawas Kereta Api di Berbagai Stasiun di Indonesia Tahun 1980, Bikin Nostalgia

Kereta api menjadi salah satu moda transportasi darat favorit bagi masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu.

Baca Selengkapnya
Dari Masa Lalu ke Masa Kini, PO Bus Tertua di Indonesia Masih Eksis?
Dari Masa Lalu ke Masa Kini, PO Bus Tertua di Indonesia Masih Eksis?

Dari Masa Lalu ke Masa Kini, PO Bus Tertua di Indonesia Masih Eksis?

Baca Selengkapnya
Masyumi Partai Politik Bercorak Islam Era Demokrasi Liberal di Indonesia, Pernah Unggul dari Partai NU
Masyumi Partai Politik Bercorak Islam Era Demokrasi Liberal di Indonesia, Pernah Unggul dari Partai NU

Berawal dari organisasi Islam yang berada di bawah pengawasan pemerintah Jepang lalu berubah menjadi partai politik Islam masa Pemerintahan Soekarno.

Baca Selengkapnya