Jerawat pada wanita adalah sinyal kelainan hormon?

Merdeka.com - Jerawat pada wajah wanita dewasa memang umum dan dianggap sebagai kondisi yang biasa saja. Namun pada beberapa kasus tertentu, ternyata jerawat juga bisa menjadi sinyal tentang adanya kelainan hormon pada tubuh.

Seperti yang dilansir dari My Health News Daily (26/11), mengidentifikasi jerawat sebagai tanda kelainan hormon cukup penting dilakukan. Sebab penanganan dengan benar bukan cuma membuat wanita memiliki kulit wajah yang kembali mulus, tetapi juga menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuhnya seperti sedia kala.

Sayangnya, banyak dokter cuma memberi resep obat-obatan untuk menghilangkan jerawat. Sehingga terkadang jerawat tetap kembali karena penyebab yang sebenarnya adalah gangguan hormon yang tidak seimbang.

Menurut Dr. Kanade Shinkai, dermatolog dari University of California, jerawat pada wanita dewasa memang sering susah disembuhkan. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan kalau 80 persen wanita yang diobati dengan antibiotik biasa tidak mampu menghilangkan jerawat pada wajahnya.

Jika obat-obatan biasa tidak mempan mengatasi masalah jerawat, wanita sebaiknya mengamati siklus menstruasi mereka. Sebab kelainan hormon terkadang juga mempengaruhi siklus menstruasi.

"Wanita yang berjerawat kemungkinan memiliki hormon pria, testosteron, dalam jumlah tinggi. Gejalanya adalah suara yang semakin dalam, meningkatnya jumlah otot, dan menurunnya ukuran payudara," terang Dr Shinkai.

Sementara itu, kasus umum dari ketidakseimbangan hormon tersebut biasanya disebut dengan polycystic ovarian syndrome atau PCOS. Dr Shinkai pun langsung memberi resep pil kontrasepsi jika menemukan ada pasiennya yang mengalami kondisi serupa.

Jika PCOS dibiarkan begitu saja, hormon yang tidak seimbang mampu memicu penyakit kanker pada wanita. Selain itu, mereka juga rentan akan obesitas dan diabetes yang jelas menimbulkan masalah kesehatan yang lebih buruk.

Jadi kalau Anda para wanita memiliki jerawat yang susah sembuh, ada baiknya jika Anda memeriksakan kondisi tersebut. Siapa tahu hormon di dalam tubuh Anda ternyata juga tidak seimbang dan perlu penanganan lebih lanjut. (mdk/riz)