Jogja-Netpac Asian Film Festival gelar pemutaran film-film Asia
Merdeka.com - Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF), festival film internasional yang berfokus pada sinema Asia akan kembali digelar pada tanggal 1–6 Desember 2014.
Festival film ini pertama kali digelar pada tahun 2006, diprakarsai tokoh-tokoh yang tak asing lagi di dunia sinema seperti Garin Nugroho, Budi Irawanto, Philip Cheah, dan IfaIsfansyah.
Tahun ini, pelaksanaan festival diselenggarakan di beberapa lokasi, yaitu Empire XXI, Taman Budaya Yogyakarta, Bentara Budaya Yogyakarta, dan empat desa di Yogyakarta, yaitu Giriloyo, Nitiprayan, Sidoakur, dan Banyusumilir.
-
Kenapa Festival Asia-Afrika digelar? Menurut Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, salah satu keunikan dari festival Asia-Africa adalah mengenalkan kegiatan yang berkaitan dengan acara itu.
-
Dimana Festival Asia-Afrika 2023 digelar? Gelaran tahunan runtin Asia-Africa Festival bakal kembali hadir akhir pekan ini. Nantinya akan ada berbagai pertunjukan menarik dan identik dengan konferensi pemimpin dunia itu. Sebelumnya acara ini sempat absen akibat pandemi Covid-19. Acara ini akan berlangsung pada Sabtu (29/7) mendatang, dengan pemberlakuan sterilisasi jalan Asia-Afrika dari kendaraan roda dua maupun roda empat.
-
Kapan Festival Asia-Afrika diadakan? Acara ini akan berlangsung pada Sabtu (29/7) mendatang, dengan pemberlakuan sterilisasi jalan Asia-Afrika dari kendaraan roda dua maupun roda empat. Pawai akan dimulai pada pukul 14:00 WIB-18:00 WIB, dan berlaku satu hari.
-
Apa tujuan Hari Film Sedunia? Hari Film Sedunia bertujuan untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan kreativitas yang dihasilkan oleh industri film.
-
Apa yang dirayakan di Festival Asia-Afrika? Acara ini sendiri digelar sebagai momen untuk mengenalkan konferensi paling bersejarah di Bandung, yakni Konferensi Asia-Afrika. Dalam pelaksanaannya, pertemuan tersebut membahas masalah budaya serta kerja sama antar negara.
-
Kapan Hari Film Sedunia pertama kali dirayakan? Hari Film Sedunia diperingati pertama kali pada tahun 2020 lalu.
Pada perhelatan yang ke-9 ini, JAFF akan mengusung tema 'Re-Gazing at Asia (Menatap Ulang Asia).Tujuannya adalah menggarisbawahi peran penting para sutradara dan produser perempuan untuk membantu publik memandang-ulang Asia lewat sentuhan afeksi dan semangat kesetaraan.
Photo by JAFF 9
"The 9th Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) tak hanya menggarisbawahi munculnya sutradara perempuan Asia, tapi juga meneguhkan pentingnya perspektif 'perempuan' dalam memandang persoalan perempuan dan jagad sosial melalui lensa sinematik." ungkap Budi Irawanto.
"Karena itu, 'Re-Gazing at Asia' dipilih sebagai tema JAFF tahun ini yang menegaskan keniscayaan melihat Asia dengan melawan cara pandang stereotipikal, patriarkis, dan cenderung menguasai pihak lain.” Lanjut pria yang menjabat sebagai Festival Director ini.
Meskipun film pembuka festival ini, Like Father Like Son, disutradarai oleh sineas pria asal Jepang, Hirokazu Koreeda, namun film ini berkutat pada masalah keluarga di ranah domestik yang selama ini secara stereotipikal dianggap ranah perempuan.
Sementara sebagai penutup akan ditayangkan film Snowpiercer (Bong Joon-Ho), yang merupakan bagian dari spesial program bertajuk Glimpse of Current of Korean Cinema, hasil kerjasama dengan Korean Cultural Center (KCC). Selain film tersebut, selama festival berlangsung akan ada dua film peraih box office di Korea Selatan lainnya yang ditayangkan.
Secarakeseluruhan, ada 75 film dari 18 negara yang berpartisipasi di JAFF kali ini. Film-film tersebut akan diputar dalam program-program utama festival yang terdiri atas ASIAN FEATURE (pemutaran sekaligus kompetisi film-film panjang Asia), LIGHT OF ASIA (eksibisi dan kompetisi film pendek Asia), ASIAN IN FOCUS (pemutaran film Asia yang berprestasi), dan INDONESIAN CINEMA (pemutaran film-film Indonesia).
Tahun ini untuk pertama kalinya diselenggarakan STUDENT AWARD. Di sini para mahasiswa diundang untuk menyaksikan dan menilai suatu film. Penilaian ini nantinya akan mendapat penghargaan dari pihak penyelenggara.
Selain pemutaran dan apresiasi film, JAFF juga dimeriahkan kesenian lokal yang tampil pada pembukaan dan penutupan, forum diskusi tentang dunia sinema dengan para sineas dan komunitas film nusantara, serta pertunjukan layar tancap di 4 desa di Yogyakarta.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini menegaskan posisi Indonesia sebagai pesaing yang kuat di pasar film global.
Baca SelengkapnyaPara sineas diharapkan menyiapkan karya-karya terbaik mereka untuk mengikuti seleksi ini.
Baca SelengkapnyaPenayangan Anugerah Lembaga Sensor Film 2023 akan kembali hadir secara langsung saluran televisi nasional Indosiar. Rencananya, diusung pada 14 September 2023.
Baca SelengkapnyaAcara ini akan diselenggarakan lagi setelah vakum pasca pandemi.
Baca SelengkapnyaJakarta Fair 2024 menjadi yang ke-55 kalinya sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 1968 silam.
Baca SelengkapnyaJICOMFEST 2023 dilangsungkan pada hari Jumat (15/12) dan Sabtu (16/12) di Tennis Indoor Senayan
Baca SelengkapnyaRangkaian kegiatan Road to Perayaan Fesbul 2024 dimulai dari Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.
Baca SelengkapnyaPara sineas bisa mendaftarkan karya film pendek kalian pada periode pendaftaran dari 2-12 September 2024.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2024, Fesbul telah mengumpulkan lebih dari 150 submisi film.
Baca SelengkapnyaDua film besutan Visinema, 24 Jam Bersama Gaspar dan Ali Topan akan tayang perdana dan berkompetisi di Busan Festival 2023.
Baca SelengkapnyaKesempatan ini menjadi ajang yang tidak boleh dilewatkan oleh sineas-sineas dari berbagai wilayah di Kalimantan.
Baca SelengkapnyaFesbul telah berhasil mengumpulkan lebih dari 150 submisi film dengan berbagai genre.
Baca Selengkapnya