Kata Psikolog, Ini 8 Tanda Kamu Adalah Pasangan yang Egois
Merdeka.com - Apakah kamu termasuk pasangan egois? Yakin jawabannya tidak? Dalam setiap hubungan pasti ada momen di mana salah satu pihak bersikap egois. Kalau cuma sesekali tentu masih bisa dimaklumi. Tetapi jika perilaku seperti ini menjadi kebiasaan, kelangsungan hubungan yang sehat bisa bermasalah.
Sebagian besar dari kita tidak sadar kalau sudah menunjukkan sikap egois. Karena itulah ada baiknya untuk berkaca kepada diri sendiri dan bertanya, apakah kita sudah menjadi pasangan yang mampu mengesampingkan hasrat untuk bersikap egois?
Berikut ini sejumlah terapis hubungan dan psikolog berbagi dengan The Huffington Post mengenai tanda-tanda pasangan egois.
-
Kenapa orang posesif suka mengkritik pasangan? Tanda sifat posesif lainnya adalah suka mengkritik atau menentang pendapat pasangan mengenai suatu masalah. Hal ini adalah pertanda bahwa mereka sedang berusaha mengontrol dan menempatkan pasangan di bawah kontrolnya.
-
Apa ciri kata-kata egois? Kata-kata egois yang mengena adalah media untuk menyampaikan ke orang lain bahwa level egonya sudah cukup meresahkan orang lain.
-
Kenapa kata-kata egois digunakan? Kata-kata egois yang mengena adalah media untuk menyampaikan ke orang lain bahwa level egonya sudah cukup meresahkan orang lain.
-
Siapa yang bisa disebut egois? Egois adalah sifat dasar manusia. Kadar egois setiap manusia bisa berbeda-beda, ada orang yang sangat dominan egonya dan ada orang yang bisa meredam ego tersebut.
-
Kenapa pasangan sering berbohong? Pasangan yang tidak setia akan seringkali berbohong, baik itu tentang kegiatan mereka di luar rumah atau tentang hubungan mereka dengan orang lain. Mereka mungkin akan terlihat gugup atau berusaha untuk mengelak ketika ditanya tentang aktivitas mereka.
-
Bagaimana cara mendengarkan pasangan dengan penuh perhatian? 'Dengan mendengarkan tanpa gangguan, pria akan merasa dihargai dan penting, karena kamu memberi perhatian pada apa yang ia sampaikan.'
Selalu Meminta Didengarkan, Tetapi Enggan Melakukan Hal yang Sama
Selalu mengharapkan pasangan mau mendengarkan setiap curhatan, tetapi tidak menawarkan hal yang sama sebagai balasan. Ini adalah tanda paling umum dari pasangan yang egois.
"Salah satu alasan terbaik untuk berada dalam hubungan adalah kita memiliki seseorang yang bisa menjadi tempat untuk menceritakan masalah kita, yang akan berada di pihak kita ketika dunia terasa kejam. Perasaan dipahami dan diterima itulah inti dari sebuah kedekatan. Jika Anda merasa bosan atau bertingkah seolah pasangan Anda merepotkan ketika dia mulai bercerita tentang harinya yang buruk, rasanya seperti membanting pintu emosional di wajah mereka. Bahkan jika pasangan Anda tidak protes, tindakan itu masih menjadi alasan seseorang merasa kesepian dalam suatu hubungan," kata Amy Begel, terapis pernikahan dan keluarga.
Memilih Ngambek Alih-Alih Mendiskusikan Masalah Secara Dewasa
"Egois namanya jika Anda tidak berusaha mengkomunikasikan perasaan sakit hati atau amarah yang sedang dirasakan kepada pasangan. Percakapan yang berat sering muncul dalam hubungan romantis. Anda membuat pasangan Anda sangat tertekan ketika Anda menolak untuk berbicara kepada mereka," tutur Marni Feuerman, ahli terapi pernikahan dan keluarga.
Bersikeras Pendapatnya yang Paling Benar Setiap Saat
"Ini adalah bendera merah yang menunjukkan tingkat keegoisan akut. Jika Anda merasa selalu menekankan pembicaraan hanya pada sudut pandang Anda sendiri, Anda telah menggiring hubungan Anda pada kegagalan," kata Gary Brown, terapis pernikahan dan keluarga.
Menurut Brown, selalu ngotot bahwa pendapatnya paling benar mengindikasikan kalau kita menganggap hubungan tersebut ada hanya untuk memenuhi kebutuhan kita. Kebutuhan pasangan merupakan prioritas kesekian atau justru dipandang tak penting sama sekali.
"Jika seperti itu ceritanya, Anda benar-benar bukan pasangan sama sekali," kata Brown lagi.
Selalu Menuduh Pasangan Egois
Menurut Steven Stosny, seorang psikolog, hal yang paling sering kita tuduhkan kepada orang lain sebenarnya adalah bagian dari diri sendiri yang paling kita benci.
"Ketika menuduh pasangan egois, seringnya yang kita maksud adalah mereka tidak memenuhi keinginan egois kita," tutur Stosny.
Bete Setiap Pasangan Membuat Rencana tanpa Melibatkan Kita
"Memiliki hobi sendiri dan menyeimbangkan me time dengan we time merupakan hal yang sehat. Jika Anda selalu membuat pasangan Anda merasa bersalah karena menjadi individu yang 'terpisah' dari Anda, maka ini adalah sikap yang sangat egois," kata Feuerman.
Selalu Mengkritik Teman-Teman dan Keluarga Pasangan
"Kadang-kadang saya melihat pasangan di mana satu pihak menolak untuk bergaul dengan teman-teman pasangannya, atau meremehkan mereka, memandang rendah mereka atau sebaliknya bersikap tidak menyenangkan terhadap teman-teman si pasangan. Tindakan ini menciptakan ketidakseimbangan yang mengganggu dalam hubungan, di mana satu orang menjadi wasit penentu siapa yang bisa 'masuk' dan siapa yang harus 'keluar' dalam lingkaran hubungan," tutur Bagel.
Perilaku seperti ini juga menyiratkan superioritas salah satu pihak di dalam hubungan, sementara kedua belah pihak dalam sebuah hubungan seharusnya berada di posisi yang setara.
Tidak Memahami Kebutuhan Pasangan
"Dalam hubungan yang sehat, kita seharusnya menyadari apa yang bisa menyenangkan pasangan kita dan setidaknya meluangkan waktu untuk mencoba mengakomodasi keinginan mereka. Ini adalah masalah keseimbangan. Kita tidak hidup untuk menyenangkan pasangan saja, tetapi kita juga tidak boleh acuh terhadap kebutuhan, keinginan, serta hasrat pasangan kita," tutur Begel.
Mengancam Putus Jika Tidak Dituruti
"Bahkan dalam hubungan terindah sekalipun, tidak ada orang yang bisa selalu mendapatkan keinginannya. Jika Anda menghabiskan waktu Anda dengan mengancam untuk meninggalkan pasangan Anda, bagaimana mereka bisa percaya bahwa tindakan Anda itu tidak selalu tentang Anda dan kebutuhan Anda? Seseorang yang benar-benar mencintai pasangannya akan bersikap cukup dewasa dan memiliki kesadaran diri yang cukup untuk mengetahui bahwa mengancam untuk meninggalkan seseorang yang kita cintai hanya karena kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan itu sangat menyakitkan," kata Brown.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengukur kepintaran seseorang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini juga termasuk untuk menilai apakah seseorang sebenarnya cukup pintar atau tidak.
Baca SelengkapnyaSikap posesif dalam hubungan dapat menjadi sumber konflik.
Baca SelengkapnyaKata-kata egois dalam hubungan bisa dijadikan instropeksi oleh pasangan.
Baca Selengkapnyayellow flags mengacu pada perbedaan pendapat, sifat, atau karakter antara pasangan yang dapat diatasi melalui kompromi.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa ciri pria yang cenderung mudah berselingkuh.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam konflik dapat terjadi dalam hubungan karena sifat posesif yang dimiliki pasangan.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa cara efektif menghadapi pasangan yang tampak acuh tak acuh saat membalas pesan.
Baca SelengkapnyaSifat toxic bisa terjadi pada siapa saja dan berbagai lingkungan.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memahami karakter cuek pada pasangan.
Baca SelengkapnyaPeople pleaser memprioritaskan keinginan orang lain di atas dirinya sendiri.
Baca Selengkapnya