Kaum gay miliki finansial lebih tinggi dibanding publik umum
Merdeka.com - Penelitian membuktikan bahwa lesbian, gay, bisexual dan transgender (LGBT) memiliki sisi finansial lebih baik dibandingkan orang biasa pada umumnya.
Memang untuk wilayah Indonesia, LGBT adalah hal yang sangat tabu dan cenderung mendapatkan kritik keras dari masyarakat, namun di Amerika Serikat, kaum-kaum LGBT tumbuh subur dan tidak begitu dipermasalahkan oleh orang sekitarnya.
Suatu survei membuktikan ternyata kaum LGBT memiliki tingkat keuangan yang lebih baik dan cenderung stabil dibandingkan orang biasa pada umumnya. Survei yang dilakukan pada tanggal 14 November tersebut melibatkan 1000 sukarelawan LGBT.
-
Mengapa jumlah orang kaya meningkat? Dijelaskan bahwa dunia telah menjadi lebih kaya secara signifikan dalam satu dekade terakhir, baik dari segi per kapita maupun karena meningkatnya jumlah jutawan.
-
Mengapa orang kaya cenderung lebih bahagia? 'Perasaan kontrol yang lebih besar atas hidup dapat menjelaskan sekitar 75 persen hubungan antara uang dan kebahagiaan,' kata Killingsworth kepada The Guardian. 'Jadi, menurut saya, sebagian besar dari apa yang terjadi adalah, ketika orang memiliki lebih banyak uang, mereka memiliki lebih banyak kontrol atas hidup mereka. Lebih banyak kebebasan untuk menjalani kehidupan yang mereka inginkan.'
-
Kenapa Poltracking survei berdasarkan penghasilan? Lembaga survei Poltracking Indonesia mengungkapkan peta persebaran kekuatan elektabilitas setiap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan penghasilan.
-
Siapa orang terkaya di Amerika Serikat? - Orang terkaya adalah Elon Musk dengan kekayaan USD180 miliar.
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
Hasil survei tersebut mengungkapkan bahwa mayoritas kaum LGBT memiliki penghasilan total sekitar USD 61.500 per tahun. Hal tersebut tentu saja melampaui jumlah yang didapatkan orang biasa yang rata-rata hanya mampu mengantongi penghasilan sebesar USD 10.000 pertahun.
Dari jumlah penghasilan tersebut kaum gay khususnya mampu menyisihkan sekitar USD 6 ribu untuk biaya tak terduga dan hanya mempunyai tunggakan kurang dari USD 4000 saja dibandingkan orang lain pada umumnya.
Setelah dianalisa dan diteliti, ternyata mayoritas kaum LGBT khususnya gay adalah orang yang terpelajar serta hidup di lingkungan yang 'sehat.' Seperti yang dikutip Huffington Post (06/11) dari survei Prudential, 50% sukarelawan gay mengatakan bahwa mereka pernah mengenyam bangku perkuliahan dan 50% sisanya mengatakan bahwa mereka hidup di kota-kota besar dan maju.
Dengan tingkat hidup yang metropolis serta pendidikan yang tinggi, maka manajemen keuangan kaum LGBT lebih tertata secara sistematis dan rapi. Tidak hanya itu saja, bagi mereka (kaum LGBT) yang menikah sesama jenis lebih percaya diri untuk mengatur keuangan dibandingkan dengan yang hanya tinggal bersama tanpa menikah.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paylater kini menjadi metode pembayaran yang inklusif dan diterima secara luas.
Baca SelengkapnyaTingkat ketimpangan pengeluaran si-kaya dan miskin yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaPengeluaran masyarakat Kepulauan Seribu sebagian besar masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan.
Baca SelengkapnyaPada Juni 2023, simpanan orang kaya di atas Rp 5 miliar di perbankan mecapai Rp4.241,9 triliun, tumbuh 6,49 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaPenelitian ini memperkuat temuan sebelumnya, menunjukkan bahwa semakin tinggi penghasilan seseorang, semakin tinggi juga tingkat kebahagiaannya.
Baca SelengkapnyaKesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
Baca Selengkapnyaindeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan terhadap produk dan layanan keuangan.
Baca Selengkapnya5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Baru akan Punah 229 Tahun Lagi
Baca SelengkapnyaHasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen. Sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
Baca SelengkapnyaDalam hal pajak, mereka membayar dengan presentase kekayaan lebih sedikit dibandingkan rata-rata pekerja.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dihadapi masyarakat kelas menengah juga tercermin dari indikator penduduk berdasarkan golongan pendapatan.
Baca SelengkapnyaDi satu sisi, Ellevest berharap gap pengelolaan uang antara laki-laki dan perempuan tidak terlalu lebar.
Baca Selengkapnya